Kini pemuda bergigi kelinci itu sudah berada di kelasnya, pemuda itu memilih duduk dibangku yang dekat dengan jendela agar ia tak bosan jika harus berdiam diri dikelas. Mata bulatnya terarah pada gerbang sekolah barunya, dapat ia lihat disana ada beberapa murid baru sepertinya yang datang bersama dengan salah satu keluarganya. Jungkook iri, ia juga ingin seperti mereka yang diantar kemudian diberi semangat untuk menjalani hari pertama sekolah, tapi ia sadar diri, itu tak akan pernah terjadi padanya hingga ia hanya bisa merasa iri.
Hingga suara decitan kursi membuat atensi jungkook teralihkan, pemuda itu menatap bangku dibebelahnya sudah diduduki oleh siswa lain. Jungkook hanya menatapnya sekilas, ia tak peduli sama sekali siapapun yang duduk disebelahnya itu preman sekolah sekalipun, asalkan orang itu tidak mengusik dirinya maka Jungkook pun tak akan peduli juga.
"Hai!"
Jungkook kembali menatap siswa itu dengan tatapan datarnya, Jungkook memang pribadi yang cuek jika sedang berada di sekolah. Berbanding terbalik jika sedang berada di rumah yang terkesan tidak bisa diam, tapi hanya di hadapan Jung ahjumma saja tentunya.
"Emm a-aku yugyeom, aku boleh 'kan duduk disebelahmu?" ucap siswa bernama yugyeom itu dengan nada sedikit canggung dan takut, karena ekspresi yang Jungkook berikan padanya membuat siapapun akan merasa takut juga. Ekspresi yang begitu datar dan menunjukkan ketidak tertarikan.
"Terserah."
"Siapa namamu?"
"Jungkook."
"Aah baiklah, Jungkook senang bisa berkenalan denganmu." ucap Yugyeom dengan senyuman manisnya, setelah dipikir-pikir Jungkook tidak terlalu buruk juga. Semua orang bisa sajakan berekspresi seperti itu saat pertama bertemu dengan orang baru, dan Yugyeom yakin Jungkook adalah sosok yang menyenangkan.
•••
Bel berbunyi dan semua siswa dikelas itupun mulai berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut atau hanya untuk melepas lelah setelah berjam-jam menghabiskan waktu dikelas dengan pelajaran-pelajaran yang cukup memusingkan kepala, tak sedikit juga siswa yang memilih tetap berada dikelas karena memang malas untuk beranjak dari tempat duduk atau karena alasan yang lain. Dan jungkook adalah salah satu siswa yang memilih untuk menetap dikelas. Ia terlalu malas untuk keluar kelas, lebih baik ia tidur atau membaca buku dari pada harus berdesak-desakan mencari makan dikantin.
"Hey, mau ke kantin bersama?" tanya Yugyeom sambil menyunggingkan senyuman ramah pada Jungkook, namun naasnya hanya dibalas dengan lirikan sekilas.
"Tidak, kau saja."
"Emm baiklah, sampai jumpa Jungkook-ssi!" Jungkook hanya menatap Yugyeom dengan tatapan datar sampai pemuda itu hilang dibalik pintu kelas. Ini masih terlalu asing bagi Jungkook. Teman baru, dan harapan baru, Jungkook tidak mau terlalu banyak berharap dengan mempunyai seorang teman. Karena dulu ia juga pernah mempunyai seorang teman, Jungkook berharap ia mendapat kebahagiaan sebagai ganti dari kasih sayang keluarga yang tak pernah ia dapatkan, Setidaknya ia masih bisa tersenyum dengan mempunyai teman yang selalu menemaninya. Tapi nyatanya ia tak mendapat kebahagiaan sama sekali, entah Jungkook yang telah salah menggantungkan harapan pada seseorang atau memang kebahagiaan itu seolah menghindar darinya.
Jungkook tidak mengerti sama sekali.
•
Setelah bermenit-menit berlalu jungkook tetap diam dikelas dengan mencoba untuk tertidur, akhirnya pemuda itu menyerah karena entah kenapa kesadarannya seolah enggan untuk beranjak sebentar dan membiarkan alam bawah sadar menggantikan posisinya. Jungkook lelah menahan rasa sakit dikepalanya, rasanya kepalanya seperti akan pecah, ini bukan yang pertama kalinya ia kerap merasakan kepalanya yang tiba-tiba saja sakit.
Ruang kesehatan, aku harus menemukan tempat itu!
Dengan langkah sedikit gontai, Jungkook menyusuri koridor-koridor sekolah demi mencari letak Ruang Kesehatan berada. Rasanya ingin mengumpat ketika ruang kesehatan itu seolah menghilang dari denah sekolah, sangat sulit dicari sedangkan kepala Jungkook seperti sudah benar-benar akan pecah saat itu juga.
"Aduh!" Jungkook lantas menghentikkan langkahnya saat dirasa ia baru saja menabrak seseorang.
"Maaf aku tidak melihat, aku sedang terburu-buru. Maafkan aku, aku permisi," ucap Jungkook sambil menahan denyutan dikepalanya, Jungkook bahkan langsung hendak pergi setelah mengucapkan permintaan maaf, ia sudah benar-benar tidak tahan. Rasanya jika ia tidak menemukan Ruang Kesehatan, toiletpun akan ia gunakan sebagai tempat beristirahat.
"Eh tunggu!" ucap siswa yang baru saja ditabrak oleh jungkook itu sambil menahan Jungkook yang sudah hendak melangkah pergi.
"A-apa yang kau inginkan? Aku sudah m-meminta maaf, aku sedang buru-buru sekarang."
"Kau sepertinya sedang tidak sehat, bagaimana kalau aku antar ke Ruang kesehatan? Aku tau kau ini siswa kelas 10 'kan, kau pasti belum tau letak-letak ruangan disekolah ini. Jadi biarkan aku membantumu."
Mendengar itupun jungkook bersyukur dalam hati, akhirnya ada orang yang mau mengantarnya langsung ke tempat yang ia butuhkan. Karena sebelumnya ia hanya mendapat arahan pajang tanpa bantuan. Siswa-siswa sebelumnya hanya memberi tahunya jalan menuju Ruang Kesehatan, kepala Jungkook sedang sakit dan arahanya terlalu panjang. Bagaimana bisa Jungkook mengingatnya dengan baik?
"Terimakasih eum ... "
"Taehyung, Kim Taehyung. Aku kelas 11-B, kau?"
"Aku Jeon Jungkook, kelas 10-A."
Siswa bernama Kim Taehyung itu lantas menganga tak percaya setelah mendengar perkataan Jungkook, ekspresi aneh Taehyung tentu saja mengundang rasa heran Jungkook. Memangnya ada yang salah?
"Jadi kau Jeon Jungkook ya! Waah kau memang tampan dan juga imut." Taehyung lantas segera menatap name tag milik jungkook, tertera tulisan JEON JUNGKOOK dengan jelas disana. begitu bodohnya Kim Taehyung yang masih bertanya nama padahal sudah ada name tag yang terpasang jelas di seragam milik Jungkook.
"Wah ini luar biasa, kali ini perkataan para gadis itu memang benar!" Ucap Taehyung yang masih dengan kehebohannya sendiri.
"Aku tidak tau apa yang kaukatakan, tapi bisakah kau mengantarku ke Ruang Kesehatan dulu? Kumohon aku sudah tidak tahan lagi." Ucapan penuh permohonan Jungkook lantas segera menyadarkan Taehyung. Pemuda itupun hanya terkekeh pelan merutuki kebodohannya.
"Yasudah ayo ikuti akㅡ ya ampun Jungkook!" Pekik Taehyung kencang saat didapatinya Jungkook yang sudah ambruk tidak sadarkan diri.
Pemuda itu pingsan, dan Taehyung kalang kabut dibuatnya. Ini kebodohannya karena terlalu lama larut dalam kehebohannya sendiri.
Taehyung bodoh!
"Jungkook bertahanlah, maafkan aku."
.
.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MEMORIES | Jjk
Fanfiction[Brothership/Friendship] "I'm happy in my sadness." Jjk Beritahu kami, apa ada kata lain yang melebihi dari kata menyesal? "Aku sangat menyesal telah melukainya." ___________ start110919 Enjoy the stories~ -Rayeon💜