Suasana lorong rumah sakit itu sunyi, hanya ada deruan napas yang terdengar. Sudah hampir tiga jam lebih ketiga pemuda itu menunggu di depan ruang IGD dimana Jungkook sedang ditangani oleh petugas medis. Perasaan bergemuruh akan rasa cemas itu tetap setia ketiganya rasakan, rasa takut akan hal yang buruk akan terjadi selalu membayangi mereka. Wajar, dalam waktu selama itu para petugas medis terlihat begitu sibuk, keluar masuk ruang IGD dengan tergesa. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk sekedar bertanya bagaimana keadaan Jungkook didalam sana, keadaan yang terlihat tidak baik-baik saja itu sukses mensugesti pikiran negatif yang muncul di pikiran setiap kepala yang menunggu di sana.
"Seharusnya aku yang mendorongnya, bukan sebaliknya." Namjoon meremat surainya dengan suara parau penuh penyesalan, rasanya ia benar-benar tidak berguna. Selama ini ia berusaha untuk menjadi teman sekaligus kakak yang selalu melindungi Jungkook, namun pada titik ini ia merasa tidak berguna. Jungkook masih terluka, terlebih lagi pemuda itu terluka karena menyelamatkan dirinya.
Tidak tahan melihat sang sahabat semakin berlarut-larut dalam rasa penyesalan, Hoseok lantas mendekat ke arah Namjoon dan mengusap punggung pemuda itu pelan. Hoseok tidak mau yang lain merasa sedih, kendati dirinya sendiri juga merasakan kesedihan yang sama besarnya. "Jangan menyalahkan dirimu sendiri, aku yakin Jungkook juga tidak mau melihatmu seperti ini setelah dia mengorbankan dirinya untukmu."
Namjoon menggeleng pelan, masih dengan isak-isak tangis penyesalannya. Mencoba menenangkan dirinya walaupun begitu sulit.
"Aku akan mencoba untuk menghubungi Taehyung lagi," ucap Jimin sambil melangkah agak menjauh dari posisi mereka sebelumnya. Jimin dibuat cemas dua kali lipat karena Taehyung belum juga muncul sejak dirinya sampai di rumah sakit bahkan sejak Jungkook baru terluka. Hoseok sudah mencari pemuda itu hingga ke sudut-sudut gang yang ada di sekitar tempat kejadian namun keberadaan Taehyung seolah menghilang, lenyap begitu saja. Tidak ada ditemukan dimana pemuda itu berada sekarang. Kecemasan Jimin semakin menjadi saat nomor telfon Taehyung juga ikut mati, tidak tersambung. Taehyung benar-benar seperti sudah hilang begitu saja.
Tidak hanya Jimin, Namjoon dan Hoseok pun merasakan hal yang sama. Mereka bertiga sungguh merasa frustasi, sesak. Sulit untuk berpikir jernih untuk saat ini.
"Ayolah Tae, dimana kau. Aku mencemaskan mu, kumohon kembali." Jimin kembali menurunkan ponselnya dengan lemah saat suara operator itu kembali menyapa rungunya, menandakan bahwa Taehyung masih belum bisa dihubungi. Rasanya Jimin ingin berteriak sekencang mungkin, rasa cemasnya membuatnya seolah kehilangan akal. Kenapa hari ini begitu banyak yang terjadi?
Jimin masih terduduk dilantai sambil menenggelamkan kepalanya diantara lipatan kedua lengannya. Jimin lelah, lelah menghadapi rasa khawatir yang begitu membumbung tinggi ini terlalu lama. Berbagai permohonan ia rapalkan kepada Tuhan untuk kedua orang yang ia sayangi layaknya saudara sendiri. Hingga akhirnya atensi Jimin teralihkan oleh suara dering ponselnya, terdapat sambungan telfon yang masuk dan menampilkan nama Taehyung dengan jelas di sana. Sontak Jimin langsung berdiri dari posisinya dan langsung mengangkat sambungan telfon tanpa berpikir panjang.
"Taehyung! Kau mau membuatku mati ya?! Dimana kau sekarang? Kau baik-baik saja 'kan?" Tanpa mau mendengarkan Taehyung berbicara dulu, Jimin langsung menyambar pemuda Kim itu dengan rentetan pertanyaan tanpa henti. Kekhawatiran Jimin seolah meledak saat itu juga, ia lega namun juga sangat kesal dengan apa yang sudah Taehyung lakukan karena membuatnya hampir kehilangan akal.
"Dimana Jungkook dirawat sekarang?" ucap Taehyung dari seberang sana dengan suara parau, bahkan terdengar hampir habis. Mendengar itupun Jimin mengernyit pelan. "Kenapa suaramu begitu? Kau baik-baik saja 'kan Tae?"
"Katakan saja dimana Jim, aku akan segera ke sana."
"Di rumah sakit milik ayah Namjoon hyung. Hey, jawab dulu pertanyaan ku. Aku mencemaskan mu."
![](https://img.wattpad.com/cover/196748421-288-k527966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MEMORIES | Jjk
أدب الهواة[Brothership/Friendship] "I'm happy in my sadness." Jjk Beritahu kami, apa ada kata lain yang melebihi dari kata menyesal? "Aku sangat menyesal telah melukainya." ___________ start110919 Enjoy the stories~ -Rayeon💜