Semilir angin bertiup dengan lembut menerpa wajah rupawan miliknya, matanya terpejam kala sejuknya udara seolah mengangkat semua rasa sakitnya selama ini. Ditempat yang tidak ia ketahui ini, rasa sakitnya lenyap. Entah kenapa hanya ada kebahagiaan yang ia rasakan. Ia ingin di sini lebih lama, tapi tidak ada siapapun selain dirinya. Bukankah akan sangat terasa sepi nanti? Di padang bunga yang amat luas itu, dia sendirian.
"Jungkook."
Pemuda itu seketika berbalik saat ada suara yang memanggil namanya. Dan benar saja, ada orang lain yang sedang berdiri tak jauh darinya. Jungkook tersenyum, ia pikir dirinya sudah tidak sendirian lagi. Pemuda itupun melangkah dengan binar bahagia, begitupun dengan presensi lain di sana. Namun, senyumnya lama kelamaan luntur, digantikan oleh raut wajah heran ketika matanya dapat melihat jelas bagaimana seseorang itu dari dekat.
Wajahnya sama dengan dirinya, tinggi badannya pun sama, bedanya hanya dia terlihat lebih kurus sedangkan orang itu terlihat lebih segar. "Siapa kau?" ucapnya penuh tanya. Pemuda di hadapannya itupun mengulas senyum dan membuat Jungkook terdiam untuk sesaat. Senyuman itu terlihat begitu manis.
"Ini aku. Aku sudah tumbuh menjadi pemuda berusia 17 tahun. Kau tidak ingat denganku, Jungkook-ah?" Jungkook hanya mengernyitkan alisnya heran, ia masih tidak mengerti.
Melihat raut heran yang terlihat jelas, akhirnya presensi itupun menghembuskan napas pelan. "Aku Junghon. Masih tidak ingat? Kita kan kembar, apa kau lupa kalau kau punya kembaran?" Jungkook pun membelakkan matanya, baru menyadari tentang hal ini. Tapi, bagaimana bisa? Bukankah Junghon sudah meninggal?
"K-kau benar-benar Junghon? Tapi, kembaran ku sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Bagaimana bisa dia tumbuh besar dan berdiri dihadapan ku?"
"Eum, iya aku memang sudah meninggal. Aku akan kekal dengan usia 17 tahun, dan Sekarang disinilah tempatku." Jungkook terdiam sejenak, memikirkan perkataan presensi yang mengaku sebagai kembarannya yang telah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Jika pemuda itu benar-benar Junghon, dan ini adalah tempatnya, apakah itu berarti ia berada di alam lain? Apakah dia juga meninggal?!
Jungkook pun membelak dan dengan cepat hendak berujar, namun Junghon sudah memotong sambil tertawa ringan. "Kau belum meninggal, tenang saja."
"Ba-bagaimana kau tahu isi pikiranku?"
"Terlihat jelas dari wajahmu, kau tidak berubah ternyata. Masih seperti dulu," ucapnya sambil mengulas senyuman tipis.
"Jadi, kau benar-benar Junghon?" Junghon pun mengangguk pelan.
"Boleh aku memelukmu?" ucap Jungkook dengan ragu.
Lagi-lagi Junghon hanya mengangguk, hingga akhirnya Jungkook sudah benar-benar memeluknya dengan hangat. Pelukan yang sudah lama tidak keduanya rasakan. Masih sama, hangatnya masih sama seperti sepuluh tahun yang lalu dimana mereka masih saling memeluk saat salah satu dari mereka terluka. Perlahan air mata itupun jatuh, membasahi pipi sang adik kembar. Ia begitu merindukan saat-saat seperti ini bersama dengan kakaknya, dan kali ini ia akhirnya berhasil.
Berhasil meraih malaikatnya kembali, dan memeluknya dengan rasa haru.
"Kenapa malam itu kau melindungi aku? Seharusnya kau menyelamatkan dirimu sendiri."
Pelukan keduanya pun terlepas, kemudian Junghon menatap adik kembarnya dengan sendu. "Aku tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri, aku akan tetap tiada saat itu walaupun aku tidak membawamu kedalam pelukanku. Jadi aku memilih untuk melindungi mu, itu adalah pilihan terbaik."
"Tapi aku hidup dengan kebencian ayah, Seokjin hyung, dan juga Yoongi hyung. Mereka membenci ku, bahkan lebih parah dari dulu." Jungkook menundukkan kepalanya, rasanya sedikit sesak saat teringat kembali dengan tatapan kebencian yang selalu keluarganya layangkan padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/196748421-288-k527966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MEMORIES | Jjk
Fanfic[Brothership/Friendship] "I'm happy in my sadness." Jjk Beritahu kami, apa ada kata lain yang melebihi dari kata menyesal? "Aku sangat menyesal telah melukainya." ___________ start110919 Enjoy the stories~ -Rayeon💜