[Chapter 13]

2.2K 204 24
                                        

Presensi itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, lebih tepatnya tidak bisa berkata hal yang bisa mengalihkan topik yang di bawa oleh dua presensi lain yang sedang menuntut penjelasannya. Taehyung dan Jimin. Dua orang itu sudah tidak bisa menunggu Jungkook untuk jujur tentang apa yang telah dialaminya, mereka berdua sudah terlampau tidak tahan setelah semalam mereka dengan jelas melihat bagaimana interaksi Jungkook dan kakaknya. Mereka tidak bodoh, walaupun sedang mabuk, tidak mungkin seorang kakak yang memiliki hubungan baik dengan adiknya akan memaki sang adik sampai menyebut sang adik sebagai pembawa sial, pembunuh, dan perusak hidup.

Bukannya mereka ingin mencampuri urusan hidup orang lain, hanya saja Jungkook sudah bukan orang lain bagi mereka. Jungkook adalah adik mereka juga, luka Jungkook adalah luka bagi mereka. Mereka hanya ingin melindungi presensi itu, mereka hanya ingin memberikan rasa aman untuk presensi itu. Hanya ingin menjadi sosok kakak yang bisa merengkuh sang adik dengan hangat.

"Tolong jangan menyembunyikan apapun Jungkook, apa kami masih orang asing bagimu?" ucap Jimin sambil berusaha menatap manik Jungkook yang ikut tenggelam bersama wajah yang ia tundukkan sejak tadi.

Jungkook menggeleng pelan, "bu-bukan begitu, hanya saja aku tidak mau menyusahkan kalian dengan memberi beban secara tidak langsung tentang kehidupanku. Aku baik-baik saja, hyung."

"Jika aku akan kesusahan, maka dari awal aku tidak akan mau mendekatimu Jungkook!" Taehyung mulai geram, Jungkook masih keras kepala ingin bungkam sedangkan dirinya sudah menggebu-gebu ingin mengetahui luka yang Jungkook sembunyikan. Ia benar-benar sudah tidak tahan sejak julukan yang yang keluar dari mulut pria bernama Jeon Yoongi itu begitu kasar dan menyakitkan.

Jimin sama tidak tahannya seperti Taehyung, tapi pemuda itu lebih pintar mengontrol ekspresinya. Ia tidak ingin mendesak Jungkook dengan penuh emosi meluap, ia tidak mau Jungkook merasa tidak nyaman bersamanya hingga semakin menutup diri.

"Aku tahu, kau tidak mau membuat kami kesusahan. Tapi Jungkook, ini sama sekali tidak membuat aku atau yang lainnya merasa terbebani. Kami ingin melindungi mu, kami ingin menjadi tempatmu bebas berkeluh kesah dan merasa nyaman. Entah sejak kapan, tapi kau berharga Jungkook. Bagi kami kau adalah adik yang sangat berharga hingga kami merasa harus selalu merengkuh mu dalam rasa aman. Tolong mengerti, jangan egois untuk menyimpan lukamu sendirian. Ada kami, jangan semakin membuat dirimu sendiri semakin terluka," ucap Jimin lembut. Pemuda itu menyentuh pundak Jungkook yang mulai bergetar menahan perasaan yang mulai membuncah.

"Kook-ah, tolong. Kau kira aku tidak terluka ketika melihat dirimu kesakitan? Terlebih lagi aku sama sekali tidak tahu penyebabnya hingga aku tidak bisa berbuat banyak untukmu." Taehyung merengkuh tubuh bergetar milik Jungkook, membuat Jungkook menghela napasnya pelan. Pemuda itu mengangkat kepalanya dan menatap dua presensi itu dengan sendu.

"Aku akan menceritakannya, tapi kumohon jangan beritahu hal ini pada Namjoon hyung dan juga Hoseok hyung. Aku masih belum siap jika kalian semua mengetahui hal ini, mengetahui lukaku yang sebenarnya."

•••

Sore ini Jungkook bekerja seperti biasa, kali ini ia juga masih di temani oleh dua kakaknya yang lain. Taehyung, dan Hoseok. Mereka semua masih sama keras kepalanya seperti kemarin. Walaupun Jungkook sudah melarang sampai lelah pun, mereka akan tetap pada keinginannya.

Disana, Taehyung menatap Jungkook dari kejauhan seperti yang kemarin ia lakukan bersama Jimin. Sejak mendengar pengakuan Jungkook bahwa dirinya tidak diakui oleh keluarganya sendiri, membuatnya menjadi semakin tidak habis pikir. Jiwa ingin melindungi itu semakin menguar, Taehyung bahkan tidak bisa membendung air matanya saat melihat bagaimana binar yang biasanya selalu terpancar di mata pemuda itu, seketika menghilang saat sedang mengungkapkan bagaimana kehidupannya. Bagaimana kakaknya membencinya, dan bagaimana ayahnya selalu memakinya.

FOR MEMORIES | JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang