Prolog

6K 230 1
                                    

Pelukan hangat tanpa dusta itu akhirnya mampu membalut tubuhnya yang telah di penuhi luka. Tak ada yang lebih membahagiakan dari pada momen seperti ini baginya. Walaupun dengan keadaan dirinya yang sangat jauh dari kata baik, ia sangat bersyukur kala hangat itu menerobos relungnya hingga bulir air mata itu tak mampu ia bendung lagi karena perasaan yang membuncah.

Tangisan sosok yang selama ini mampu membekukan dirinya hanya dengan tatapan tajam itu, membuat hatinya ikut bergetar.

Akhirnya beku itu telah benar-benar luluh.

"Maafkan aku."

"Tolong jangan pergi, aku ... Aku salah. Aku bodoh, tolong tetap bertahan untukku yang bodoh ini."

Rengkuhan dari sosok itu semakin mengerat, membuat relungnya semakin teriris kala permohonan itu tidak bisa ia jamin akan bisa ia lakukan. Kepastian akan dirinya sendiri masih abu-abu baginya, ia tidak bisa meyakinkan siapapun.

"Aku tidak akan baik-baik saja jika kau pergi."

[]

FOR MEMORIES | JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang