01

463 64 56
                                    

"Maafin gue kak.." Lirih Jeongin.

Kini, para anggota Stray Kids sedang berkumpul di markas mereka. Sejak bot tersebut memulai permainannya, mereka menjadi sangat was-was dan ketakutan. Mereka menyesal telah mengundang "dia" ke grup, terlebih lagi Jeongin yang notebane-nya yang mengundang "dia" ke dalam grup.

Jujur, Jeongin akhir-akhir ini sering merutuki dirinya sendiri. Dia tidak tau kalau bot itu seperti itu. Dia terlalu mudah untuk percaya dengan temannya yang bernama Chenle.

"Ih, Yen, ga usah minta maaf terus. Kan kita udah bilang, ini bukan salah lo, lo juga kan ga tau kalo bot itu kagak bener." Tutur Hyunjin, mencoba menenangkan adik kesayangannya itu.

Seungmin yang berada di sebelahnya pun mengelus punggung Jeongin. Bermaksud untuk memberi ketenangan.

Sebenarnya Jeongin masih tak enak hati, tapi daripada membuat para kakaknya semakin repot, dia memilih buat diam.

"Lagian ya," Jisung yang daritadi diam pun mengangkat suara.

Semua atensi orang-orang yang berkumpul di sana berpindah ke Jisung.

"Udah dua minggu bot itu ga nge-chat lagi, entah kenapa gue ngerasa dia cuma maen-maen doang. Semacam pansos anjir gitu lho."

Mereka semua terdiam, benar juga apa yang dikatakan oleh Jisung. Cuma gara-gara tragedi bot 5 bulan yang lalu, mereka jadi sangat takut. Padahal bisa saja kan itu hanya candaan?

Hening, semuanya terdiam.

Changbin yang tak kuat dengan keheningan pun memulai topik yang lain, "eh guys, kak Minho sama Felix mana ya? Kok daritadi belum dateng."

Bangchan yang awalnya menunduk menjadi mendongak, "katanya mah ada urusan,"

"Urusan apa?" Tanya Changbin lagi.

"Kalau Felix mau beli snack dulu buat kita, kalau Minho, gue ga tau." Lanjut Bangchan diakhiri kedikan bahu.

"Eh eh, tau ga sih. Entah kenapa gue curiga sama kak Minho." Kata Hyunjin tiba-tiba, mereka mengerutkan dahi bingung.

"Kok bisa?" Tanya Changbin lagi.

"Ga tau dah, kata firasat gue bilang kak Minho itu ga beres. Terus, sejak bot itu nge-chat kita, dia berubah." Jelas Hyunjin.

"Mungkin dia berubah karena takut juga kayak kita." Sangkal Jisung.

Hyunjin menghela napas kasar. Dia memilih untuk diam, tidak membalas perkataan Jisung.

"Lagian ya, kalau di buku-buku misteri itu yang keliatan mencurigakan di awal biasanya bukan pelakunya. Itu cuma kerjaan penulis biar bikin kita pusing." Ujar Seungmin.

Curiga kerasukan author.

"Nih, gini nih kalau kebanyakan baca ff misteri." Kata Changbin sambil nunjuk-nunjuk Seungmin memakai jari telunjuknya.

"Ih tapi bener lho!"

"Tapikan ga selamanya kayak gitu."

"Tapi kalau iya, gimana?"

"Ya ga gimana-gimana."

"Ya udah kalo gitu--"

"Diam, kalian berantem terus kerjaannya!" Sentakan Bangchan sukses membuat Seungmin dan Changbin terdiam.

Setelah Bangchan membentak, tak lama kemudian Minho datang bersama Felix.

"Lah, kok kalian barengan?" Tanya Jisung heran.

"Tadi gue ga sengaja ketemu kak Minho di deket warnet, ya udah jadinya kita bareng." Jelas Felix, Minho mengangguk menyetujui.

Minho dan Felix duduk di tempat kosong, "kalian tadi ngomongin apa aja?" Tanya Minho penasaran.

"Bot," Jawab Hyunjin singkat.

"Ya elah, udah gue bilang. Santai aja kali.. Dia udah ga nge-chat kita lama kan? Candaan doang kali."

"Ya tapikan, ki--" Belum selesai Jeongin menyelesaikan perkataannya, keburu terhenti karena ada notif masuk ke ponsel mereka, secara berbarengan.

Ting!

Ting!

"Aduh, berisik deh!" Geutu Jisung.

Mereka serempak membuka ponsel mereka. Ternyata isinya,








Skz (9)

62xxxxxx
|Cieeee udah pada kumpul nih
|Bangchan, Minho, Changbin, Hyunjin, Jisung, Felix, Seungmin dan Jeongin
|Mari kita mulai permainannya
|Mempeng kalian lagi ngumpul, kan jadi lebih rame mainnya wkwk










TBC



Masih awal guys..

Update jam segini, takdeu akhlak memang.

Truth or Dare || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang