Bangchan berguling kesana-kemari. Kasur yang semula rapih, kini telah tak beraturan bak kapal pecah. Dari semalam ia tak bisa tidur, segala masalah yang dialaminya berkecamuk terus-menerus di benaknya. Ia mencoba untuk tidur tapi tidak terasa, ayam pun berkokok. Bangchan tak sempat untuk merehatkan matanya.
Ia merubah posisi yang awalnya tidur menjadi duduk. Dia menyender di punggung kasur kemudian mendengus. Ia sangat menyesali perbuatannya dulu dan juga kebohongannya kepada temannya. Namun di sisi lain ia sebal dan bingung juga.
Siapa bot itu sebenarnya? Kenapa dia tahu masalahnya dulu? Yang Bangchan tahu, yang mengetahui kecelakaan itu hanyalah dia dan kedelapan temannya, ya termasuk temannya yang kecelakaan itu.
Bangchan sungguh penasaran. Rasanya ia ingin bertanya langsung kepada bot itu, siapakah dia sebenarnya. Tapi dirasa hanya akan menambah masalah saja. Bahkan Bangchan tidak tahu pelakunya ada berapa, yang curiga pelakunya ada dua hanya Jeongin dan Changbin.
Argh.. Ia benar-benar pusing memikirkannya. Akhirnya Bangchan pun memutuskan untuk mandi agar lebih terlihat bugar dan tidak kucel. Masalah bot, ia pikirkan lagi nanti.
Ia memasuki toilet kamarnya. Tak lupa membawa handuk sebelumnya. Tapi entah kenapa, sesaat Bangchan memasuki toilet, bulu kuduknya seketika berdiri. Angin dingin berhembus menerpa kulit pucatnya.
Tapi yang namanya Bangchan tidak sepenakut itu. Ia tetap melanjutkan kegiatannya.
7 menit telah berlalu, Bangchan sudah selesai memandikan tubuhnya. Kini ia sedang mengeringkan rambutnya di depan cermin kamar mandi. Lamun mendadak seorang tahu-tahu nampak di belakangnya. Ia terperangah melihat ke belakang, tetapi tak ada siapa pun di sana.
Bangchan kembali melihat ke cermin dan benar saja, penampakan itu sudah tidak ada. Ia mengerutkan dahinya, siapa dia? Kenapa ia tiba-tiba menampakan dirinya? Sekilas Bangchan melihat bahwa wajah "hantu" itu agak tidak berbentuk, darah juga mengucur dari kepalanya --seingatnya. Tapi kalau masalah warna rambut, masih terlihat jelas. Warna rambutnya adalah biru tua.
Tunggu. Biru? Bukannya warna rambut sebelum Jisung meninggal itu warna biru, ya?
◽️◽️◽️
Changbin sedang sangat gelisah, sekarang. Sedari tadi ia memikirkan keadaan Bangchan. Pasalnya hanya dia yang tidak ada di tempat kejadian tadi malam. Ia tidak tahu pasti bagaimana kejadian yang menimpa teman-temannya kemarin. Ia hanya tahu sedikit dari Minho.
Sebenarnya Changbin juga kecewa besar kepada Bangchan. Tapi ya mau gimana lagi? Manusia pasti punya kesalahan, kan? Ia memaafkan Bangchan. Bangchan sangat menyesal dengan perbuatannya dulu sudah lebih dari cukup buat Changbin untuk memaafkannya.
Changbin terus-menerus menggigit kuku jarinya, masa bodo kalau nanti jarinya ikut kemakan. Ia benar-benar merasa gurau. Perasaannya sekarang sangat buruk, sungguh tidak mengenakan. Ada firasat buruk tentang Bangchan yang menggerogoti hatinya.
Apa iya, ia harus menyamperi rumah Bangchan? Kalau iya, siapa yang harus ia pinta untuk mengantarnya? Jika ia meminta tolong kepada teman-temannya hanya akan membuang waktunya sia-sia. Karena ia tahu mereka tidak akan mau. Sedangkan kedua orangtuanya kini sedang bekerja.
"Ah iya!"
Changbin menjetikan jarinya. Coba minta diantarkan Wooyoung saja kali, ya? Ok, dia minta tolong ke Wooyoung sajalah.
Wooyoung
Young|
|Ya? Ada perlu apa memanggil manusia seksi satu ini?
Bloer|
Serius Yong|
Gue mau minta tolong||Minta tolong apa beb?
Jijik astaga|
Tolong anterin gue ke rumah bang Chan dong||Dibayar berapa mas?
Serius woy|
Gue punya firasat buruk nih||Ok ok
|Tunggu kedatangan mas tamvan ini ya
(read)Changbin memilih untuk hanya membaca pesan Wooyoung. Ya
daripada terus-menerus menyahut kebobrokan temannya itu, kan lelah sendiri.Singkat cerita Wooyoung sudah sampai di rumah Changbin dengan mobilnya. Mereka berada di dalam perjalanan dan akhirnya hampir sampai ke tempat tujuan.
Tetapi betapa terkejutnya mereka ketika sampai tak jauh dari rumah Bangchan. Changbin ingin cepat-cepat turun, namun diperingatkan oleh Wooyoung untuk tidak gegabah. Mereka tak percaya dengan apa yang kini mereka tengah lihat.
Pasalnya rumah Bangchan di kerumuni mobil polisi dan... Oh tidak.. Salah satu polisi kini sedang membawa Bangchan yang...
Diborgoli kedua tangannya.
Changbin dan Wooyoung memandangi satu sama lain dengan ekspresi syok. Changbin menyiratkan sebuah pertanyaan kepada Wooyoung. Wooyoung menggeleng tanda tak tahu.
Tapi kemudian Wooyoung mengeluarkan ponselnya dan terlihat mengkontak seseorang. Changbin tak bisa melihat jelas siapa yang Wooyoung kontak.
Siapa aja kepo wlee
Woy|
Jelasin ke gue sekarang||Jelasin apa, kak??
Kak Chan kenapa bisa ditangkap?|
|Ha--hah??
|Gue juga ga tau njirPolisi macem apa lo ngomong anjir|
|Ya maap-_-
|Gue gatau, tp gue bakal berusaha cari tauOk sip|
Good luck|TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare || Stray Kids
Fiksi PenggemarTak ada pilihan yang lebih baik, di sini. Rules: 1. Kalian harus menjalankan dare yang sudah diberikan, tidak bisa dinegosiasi. 2. Kalian tidak bisa berhenti atau keluar dari gim, sebelum gim benar-benar selesai. 3. Tidak bisa jawab truth = mati M/T...