Hyunjin lari terburu-buru ke arah parkiran kampus untuk mengambil motornya. Di sepanjang jalan, mulutnya terus-menerus mengeluarkan kata kasar, tapi tak bisa ditutupi bahwa ia sedang sangat panik dan syok, sekarang.
Ini semua terjadi gara-gara ucapan Jeongin di telepon tadi, selepas bel pulang sekolah.
Flashback On
Kring!
Bel pulang pun berbunyi. Cepat-cepat, Hyunjin memasukan laptopnya ke dalam tas. Ia tak sabar untuk bermain game sepuasnya di rumah.
Tapi, aktivitas itu terhenti karena ia merasa ponselnya berdering, tanda ada seseorang yang menelpon dirinya. Hyunjin pun mengangkat telpon terlebih dahulu, ternyata dari Jeongin.
"Halo Yen, ada apa?"
"Kak, cepetan ke rumah Felix sekarang!"
Hyunjin mengernyit, ada firasat tidak mengenakan muncul di hatinya "kenapa?"
"Ituu, k--kak Felix.. Dibunuh dengan tusukan pisau di perutnya."
Pip!
Telpon dimatikan sepihak oleh Hyunjin. Setelahnya
ia langsung meninggalkan kelas dengan berlari kencang.Flashback Off
Minho memakirkan motornya di perkarangan rumah Felix. Sudah banyak polisi yang datang, police line pun sudah dipasang. Ia menyimpan helm-nya terlebih dulu di motor ninjanya lalu mendekati Hyunjin yang juga baru datang.
"Jin," panggilnya dengan setengah berlari.
"Jeongin di mana, bang?" Tanya Hyunjin ketika menyadari kedatangan Minho.
"Katanya dia lagi beli minum dulu ke Betamaret,"
"Ouhh, terus yang lain di mana?"
"Gue ga tau, mungkin ada yang di jalan, mungkin juga masih ada yang di tempat kerja,"
"Felix kenapa bisa dibunuh sih? Siapa coba yang ngebunuh? Bot itu apa, ya? Ah.. Ya masaaaa.." lagi dan lagi Hyunjin bertanya, membuat Minho menatap dia tak suka.
"NANYA MULU BUSET DAH, GUE MANUSIA BUKAN TUHAN ANJER!" Seru Minho, masa bodo kalau banyak polisi di sini.
"Ya maap, kan pangeran kepo.." Hyunjin memanyunkan bibirnya. Yang langsung ditatap jijik oleh Minho.
"Apasih kau manusia kurbel--"
Pertengkaran mereka pun mendadak terhenti, karena melihat jasad Felix yang sudah dibalut dengan kantong mayat dimasukan ke dalam mobil jenazah.
Kok mereka bisa tahu? Ya, di sini yang meninggal cuma Felix, otomatis yang ada di kantong jenazah itu Felix. Mereka ingin mendekat, tapi sayang, police line menghalangi mereka.
"Hhh.." Mendengar helaan napas Minho, Hyunjin jadi menoleh.
"Gue yakin, sih, pelakunya adalah bot itu," ujar Minho yang disetujui oleh Hyunjin.
"Tapi kok dia ga nge-chat kita, ya?"
Minho mengedikan bahunya, tanda tak tahu.
"Kak Hyunjin! Kak Minho!" Ada seruan dari arah belakang, mereka berdua refleks berbalik dan mendapati Jeongin yang sedang berlari ke arah mereka.
"Hosh.. Hosh.. Ka--kak.." Jeongin ngos-ngosan.
"Kenapa, Yen? Coba tenangin dulu diri lu." Tutur Minho.
Jeongin menarik napas sedalam-dalamnya lalu mengeluarkannya, "anu kak, liat deh apa yang gue temuin," katanya sambil memperlihatkan barang yang ia maksud.
"Ponsel? Punya siapa?" Tanya Hyunjin bingung.
"Ini punya kak Felix, tadi gue ambil pas nemuin kak Felix udah ga bernyawa tadi."
"Terus, masalah ponsel apa?" Kini yang bertanya Minho dengan sedikit panik.
"Bukan ponselnya yang bermasalah, kak, tapi yang di dalamnya yang bermasalah."
Jeongin membuka ponsel Felix, kebetulan mereka dekat, jadi Jeongin mengetahui pass ponsel Felix. Lalu dia membuka aplikasi yang bernama WhatsApp.
"Liat deh chatannya tadi malem," Jeongin memberi ponsel itu kepada Hyunjin dan Minho yang diterima oleh Minho.
"Lah.. Dia chatan sama bot itu?" Tanya Hyunjin heran, Jeongin menangguk, "coba deh liat isinya."
Mereka berdua pun membuka pesan bot tersebut, dan betapa terkejutnya mereka setelah membaca obrolan online Felix dan bot itu.
"K--kok.."
62xxxxx
Heh bot|
|Ya, ada apa?
Gue mau main|
|Yakin? Ya ampun, kamu nekat ya..
Iya yakin|
|Ok deh, kamu pilih apa?
|Truth or dare?Gue pilih dare|
Apa tantangannya?||Khusus untuk kamu, darenya bukan kamu yang menjalankannya
|Tapi orang lain
|Tunggu kedatangannya ya~
06.15Dasar bajingan.|
06.50
|Cie yang sekarat
|Suruh siapa menorehkan dendam kepadanya.
07.05"Wah ga bisa dibiarin, makin parah kelakuannya." Minho masih menatap tak percaya layar ponsel Felix.
"Nahkan, parah bangett!" Timpal Jeongin menyetujui.
Ketika Minho dan Jeongin sibuk mengeluarkan sumpah serapah kepada bot tersebut, Hyunjin masih menelaah percakapan online itu. Hyunjin memberengut tak mengerti, tapi kemudian senyuman miring terukir di wajahnya.
"Gue tau sesuatu."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare || Stray Kids
FanfictionTak ada pilihan yang lebih baik, di sini. Rules: 1. Kalian harus menjalankan dare yang sudah diberikan, tidak bisa dinegosiasi. 2. Kalian tidak bisa berhenti atau keluar dari gim, sebelum gim benar-benar selesai. 3. Tidak bisa jawab truth = mati M/T...