07

267 49 78
                                    

Double updatee, cihuy. Harusnya nabung draft ae dulu, eh malah update teros, hshsh :/


-    -    -

"Udah sampe mana kerjaan lo?"

"Lah, gue kan bekerja kalo disuruh kakak aja." Orang itu menatap heran orang di depannya tersebut.

"Ya, kan bisa aja lo berpindak sendiri tanpa sepengetahuan gue sayang."

"Sayang sayang pala lu meledak, gue masih lurus ga belok mon maap. Tapi ya, ngapain juga bertindak sendiri,"

Orang di depannya itu mengerutkan dahinya.

"Kalau gue bertindak tanpa sepengetahuan lo, yang ada gue dicurigain."

Ia menjentikan jari, "anak pintar!"

"Wih, iya dong. Gue gitu lho!"

◽️◽️◽️

Hyunjin berjalan santai menuju fakultas kelasnya. Ya, kini dia sedang berada di kampus. Dari kemarin tidak ada latar tempat di sekolah maupun universitas bukan berarti mereka tak sekolah, ya. Wkwk.

Banyak pasang mata yang melihatnya kagum, namun tak sedikit juga yang melihat dengan tatapan tak suka karena iri dan dengki. Ya bagaimana tidak, Hyunjin adalah salah satu siswa famous di universitasnya.

Ia berjalan disertai siulan merdu yang keluar dari mulutnya, yang mengakibatkan para kaum hawa menjerit ambyar.

"Yo watsap mai men!" Sapanya kepada teman-teman kelasnya.

"Yo men!" Jawab salah satu temannya, yang bernama Jaemin. Mereka bertos ala lelaki.

Kemudian, ia bertos dengan temannya yang lain, ada Eric, Jeno, Bomin dan Chani. Kelas idaman kaum hawa bukan? Mereka saling menyalurkan rasa rindu. Mereka sudah lama tidak bertemu karena mereka sedang berada di semester terakhir dan memang sudah lama tidak ada jadwal kelas. Mereka lebih sering menghabiskan waktu sendiri untuk mengerjakan skripsi.

Oh iya, Hyunjin masuk jurusan Studi Internasional. Maka dari itu kelasnya kebanyakan diisi oleh lelaki.

Selesai bertos dengan para teman, ia duduk di bangkunya. Tapi sebelum itu, Hyunjin menyamper Seungmin terlebih dahulu. Ya, mereka berada di fakultas yang sama, tapi sayangnya Seungmin pendiam dan tertutup. Bangkunya pun berada di pojok kiri belakang dekat jendela.

Sebenarnya dulu Seungmin tidak seperti itu, tapi entah kenapa sejak tahun lalu sikapnya berubah menjadi pendiam. Ya, sejak temannya mengalami kecelakaan.

Hyunjin mendekati Seungmin yang sedang memainkan ponsel. Hyunjin sedikit heran melihatnya, pasalnya tak biasanya Seungmin bermain ponsel di pagi hari. Biasanya dia lebih memilih untuk membaca buku novel ataupun pelajaran.

"Halo Seungmin!" Sapanya, Seungmin mendongak lalu tersenyum.

"Halo juga Hyunjin."

Hyunjin duduk di bangku kosong sebelah Seungmin. Tidak kosong sih, ada mahasiswa yang menempatinya, tapi belum datang saja orangnya.

"Lagi chat-an sama siapa niehh?" Goda Hyunjin sambil mengintip layar ponsel Seungmin.

"I--h apa sih, Jin!" Gertak Seungmin.

"Hahaha, sama doi yaa~"

"Ih apasih! Bukan!"

"Amasaaa, adududu Seungmin udah punya doi, Seungminku udah besar~ aw," Hyunjin tak henti-hentinya untuk menggoda Seungmin.

Seungmin makin gelagapan tak karuan, "ih Hyunjin! Udah ah, gue mau ke toilet dulu, dah!" Setelah itu Seungmin beranjak, pergi ke toilet.

Meninggalkan Hyunjin yang sedang tertawa lepas. Teman biadab memang.






Sudah 15 menit Seungmin pergi ke toilet. Hyunjin sedikit was-was, masalahnya sebentar lagi bel masuk berbunyi, tetapi Seungmin tak kunjung kembali.

"Seungmin gelud sama alamnya kali ya? Banyak nih pasti." Tidak berfaedah memang pemikirannya.

Satu menit lagi bel berbunyi, Hyunjin makin khawatir dengan Seungmin. Tapi untung lah, detik-detik bel berbunyi, Seungmin tiba-tiba datang. Hyunjin menghela napas lega.

"Psst.. Lama banget lo ke toiletnya?" Tanya Hyunjin pelan karena sudah ada dosen yang mengajar, ketika Seungmin telah duduk di bangkunya.

"Boker." Jawab Seungmin singkat.

Hyunjin ber-oh-ria bangga, tebakannya benar ternyata. Bisa nih jadi penerusnya mbah dukun rumah tetangga.

Kelihatannya bagian ini seperti tidak ada gunanya. Tapi di dunia misteri hal sekecil apa pun juga bisa menjadi petunjuk, kan?

◽️◽️◽️

Bel istirahat berbunyi, semua mahasiswa berhamburan keluar kelas, kecuali Seungmin, ia memilih makan bekalnya sendiri di kelas. Teman bangku sebelahnya pun pergi ke kantin.

Beda lagi dengan Hyunjin. Waktu istirahat itu macam waktu yang paling berharga yang tidak boleh disia-siakan. Apalagi bagi mahasiswa sepertinya. Karena waktu istirahat adalah satu-satunya mata kuliah yang tidak perlu memakai otak.

Kini Hyunjin menyamper Felix ke fakultas kelas Felix tentunya, walaupun agak jauh. Ya, mereka juga satu univ, hanya saja beda fakultas. Dulu Felix sekelas dengan Jisung, tapi sekarang.. Yaa takdir tak ada yang tahu.

Hyunjin menongol di pintu kelas Felix, tapi tak ada tanda-tanda keberadaannya di sana. Hyunjin bingung, biasanya Felix akan menunggunya, ah mungkin diajak temannya kali, ya.

Ya sudah, Hyunjin melanjutkan perjalanan ke kantin seorang diri.





Tapi di kantin ia juga tak menemukan kehadiran Felix. Ah, masa iya tidak masuk?

Akhirnya setelah berbagai pertimbangan, Hyunjin pun bertanya kepada salah satu teman kelas Felix. Sunwoo namanya, ia tak sendiri, ada Hyunjoon yang menemaninya.

"Eh, Sun," merasa namanya terpanggil, Sunwoo pun menoleh dan menemukan Hyunjin yang sedang berlari mendekatinya.

"Apaan?"

"Felix kemana?"

"Ya mana saya tau, saya bukan sobatnya, apalagi emaknya," malah melawak masnya.

"Ga ada gunanya gue nanya ke lu, Sun," orang yang disiniskan hanya menyengir tanpa rasa bersalah.

"Kalo lo, Joon, tau?"

Yang awalnya Hyunjoon ingin memasukan bakso tahu ke dalam mulutnya pun tak jadi karena Hyunjin bertanya.

"Dia ga masuk, tapi ga tau alesannya apa. Ga nitip absen juga, dia." Jelasnya, Hyunjin membulatkan mulutnya sambil mangut-mangut.

Tapi kemudian dia mengerut. Tersirat keherenan dari ekspresinya.

Entah lah, Felix tidak masuk kuliah adalah sebuah keanehan baginya.

TBC



Ges, umur mereka di ff ini nambah 2 tahun ya.

Bangchan: 25
Minho: 24
Changbin: 23
00L: 22
I.N: 21

Truth or Dare || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang