Yang sider ga ada niatan ngevote, apa? :((
- - -
"Sekarang coba kalian jelasin kenapa bisa kesini dan kenapa kalian ngos-ngosan." Perintah Bangchan mengintimidasi.
Mereka telah duduk rapih di salah satu meja perpustakan. Dengan Bangchan yang berhadapan dengan Minho dan Hyunjin.
Minho berdeham lalu mulai menceritakan tragedi yang menimpanya bersama Hyunjin dan awal mula kenapa mereka bisa ke kampus.
"Jadi gini, bang. Kita kesini gara-gara Hyunjin yang pengen nyari buku. Katanya mah buku itu udah dia pinjem, tapi ga tau kenapa buku itu ga ada di rumahnya. Jadi dia minta temenin gue kesini," Hyunjin ngangguk.
"Terus, kenapa kalian tadi ngos-ngosan?"
"Nah iniii.. Kita abis ngeliat hantu," kini bagian Hyunjin yang berbicara. Ucapannya sukses membuat ketiga orang itu membelalak.
"Hantu?!" Jerit Seungmin, selaku orang yang paling penakut di antara mereka.
Hyunjin dan Minho mangut-mangut mengiyakan.
"Sebentar," Atensi mereka refleks mengarah kepada Jeongin yang kini sedang termenung.
"Kenapa, Yen?" Sahut Bangchan.
Jeongin mendongak kemudian menatap intens Hyunjin dan Minho.
"Hantu.. Kalian kenal ga, hantu itu? Atau hantu itu punya muka yang ga jelas?"
Tanpa ba-bi-bu, Hyunjin dan Minho menjawab serentak, "KENAL BANGET!" Seru mereka tak santai.
Seungmin hampir terjungkal karena teriakan maut mereka berdua. Untungnya tidak sampai jatuh, sih. Kemudian Bangchan mengusap wajahnya kasar, teriakan mereka tadi disertai air liur yang tepat mengenai wajah Bangchan. Sedangkan Jeongin rasanya ingin tertawa keras, tapi ditahan karena ingat dengan kondisi yang sedang serius.
"Siapa emangnya, siapa?" Tanya Seungmin penasaran.
"Dia itu---"
Brak!
Jendela yang tiba-tiba terbuka memotong omongan Hyunjin. Jendela perpustakan itu terbuka dengan begitu kerasnya. Kelima insan yang duduk di meja tak jauh dari jendela tersebut, tersentak kaget. Apalagi Hyunjin, yang kini sudah terkapar tak berdaya di bawah meja.
"Anj-- siapa itu?" Minho meneluk diri Bangchan erat. Tapi setelah sadar, ia langsung melepaskan pelukannya.
Bangchan mengintip keluar jendela, namun masih duduk di kursinya. Tapi ia tak melihat apa pun di luar sana. Ah, sepertinya hanya angin.
"Cuma angin doang, kali." Ujarnya.
Tapi tak semudah itu diiyakan oleh teman-temannya. Masalahnya jendela itu terbuka dengan sangat kencang, tidak mungkin jika itu hanya karena angin saja. Mereka yakin kalau hal itu terjadi karena ulah hantu penasaran.
Bangchan mencoba menenangkan adik-adiknya yang ketakutan, tanpa menyadari kalau ada seseorang yang tidak takut seperti yang lain, karena ia berada di sebelahnya.
Jeongin. Dia masih fokus melihat keluar jendela dan tak lama kemudian ia mengangguk mengerti lalu menyeringai.
Ting ting
Seketika tubuh mereka berenam membeku, termasuk Jeongin. Mendengar notif ponsel membuat ia kembali melihat ke arah teman-temannya. Mereka saling menatap satu sama lain. Mereka memiliki firasat yang sama, yaitu bot.
Bangchan terlebih dulu membuka ponselnya, setelah itu merotasikan matanya jengah. Bot itu kembali memberikan pesan kepada mereka.
SKZ (7)
62xxxxx
|Akhirnya kumpul juga
|Capek tau ga nungguin kalian ngumpul gini."Ya, ga ada yang nyuruh buat nunggu, sih.." Gumam Jeongin.
"Gue heran, nih bot kadang baku kadang engga. Ga konsisten amat, sih, jadi orang." Dumel Hyunjin.
Dua insan ini memang tukang julid. Jadi.. Begitulah.
"Julid mulu dah kalian." Sewot Minho.
Jeongin dan Hyunjin menoleh ke arah Minho, "julid udah jadi passion kita, kak." Jawab Jeongin diakhiri dengan tawaan garing.
Seungmin dan Bangchan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Mereka heran dengan ketiga teman mereka itu. Keadaan tegang begini masih sempat-sempatnya bercanda.
"Kalian diem ih, baca pesan dari bot itu lagi.." Ujar Seungmin. Yang dituruti oleh ketiga temannya tersebut.
62xxxxx
|Ayo kita lanjut permainannya~Changbin
|Main mulu, ga bosen apa?
|Belajar kek kali-kaliHyunjin
|Nah bener kata bang Changbin62xxxxx
|Siapa yang mau jadi selanjutnya?
|Atau dipilihin lagi?Changbin
|Kacang mahal..Kelima remaja itu hanya diam, tak ada satupun yang mengetik. Biarkan sajalah dia yang memilih, mereka cukup diam saja.
62xxxxx
|Ok deh
|Aku pilihin ajaSeperti biasa, setiap kalimat "pilih" mereka akan tiba-tiba menegang. Walaupun beberapa dari mereka berlima terlihat santai, tapi tak bisa dipungkiri jika mereka juga takut.
Dan entahlah.. Firasat Bangchan kali ini sangat tidak mengenakan. Rasanya, firasatnya kini jauh lebih buruk dari sebelum-sebelumnya.
62xxxxx
|Ok
|Kita pilih anggota tertua, Bangchan
|Truth or dare?Bangchan tersenyum kecut. Benar, kan? Tanpa banyak basa-basi lagi, ia langsung membalas pesan bot tersebut.
Bangchan
|Truth"Bang, yakin pilih pertanyaan?!" Hyunjin melihat Bangchan dengan tatapan tak percaya. Ia hanya takut nasibnya akan sama seperti Jisung.
Bangchan mengangguk mantap, "yakin."
"Ck. Malah makasih lho, pilihan elu sesuai rencana kita haha." Batin salah satu insan di sana dengan senyum miring.
62xxxxx
|Pertanyaanmu sekarang, ekhm
|Semoga pas tau pertanyaannya kamu tidak akan menyesal, ya :))"Hm." Bangchan berdeham.
62xxxxx
|Apa yang sebenarnya terjadi tentang kecelakaan yang menimpa temanmu dua tahun lalu
|Silahkan dijawab jujur, agar adik-adikmu itu tau juga kebangsatanmu, hehe :)
|Tak berani menjawab? Mati.TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare || Stray Kids
FanfictionTak ada pilihan yang lebih baik, di sini. Rules: 1. Kalian harus menjalankan dare yang sudah diberikan, tidak bisa dinegosiasi. 2. Kalian tidak bisa berhenti atau keluar dari gim, sebelum gim benar-benar selesai. 3. Tidak bisa jawab truth = mati M/T...