13

213 45 36
                                    

Ada yg nungguin kah?

-   -   -

Sudah sekitar 3 jam lamanya Hyunjin mengelilingi kamarnya-- ah tidak, bahkan rumahnya. Ia sedang mencari buku yang ia pinjam minggu lalu di perpustakan kampusnya untuk meneruskan bab kajian teori di skripsi. Seingat dia, buku itu sudah benar-benar dibawa ke rumah pada minggu lalu, masa ketinggalan? Atau memang ia tidak jadi meminjamnya?

Aduh.. Mungkin karena terlalu fokus untuk berusaha menghack bot itu, ia sampai lupa dengan real life dia. Oh iya, Hyunjin baru sempat menelusuri nomor Bangchan, Minho dan Changbin saja, dan ia tidak menemukan apa pun di sana.

Tetapi ketika Hyunjin menghack, selalu terpikirkan, "apa harus ngecek nomor Felix sama Jisung juga, ya?" Tapi pertanyaan itu begitu saja ditepis oleh Hyunjin. Tidak ada gunanya juga meretas nomor yang dipunyai orang yang sudah meninggal.

Ok, balik ke topik awal. Hyunjin kembali mengecek kamarnya, tapi hasilnya tetap nihil. Ia tak menemukan buku itu.

Setelah berbagai pertimbangan, akhirnya Hyunjin memutuskan untuk pergi ke kampus. Siapa tahu buku itu memang belum ia pinjam.

Hyunjin sudah setengah jalan keluar kamar, tapi mendadak terhenti.

"Sendiri aja? Yakin, Jin?" Tanya Hyunjin kepada dirinya.

Pasalnya hari mulai gelap, sedangkan perpus itu sepi. Ya tau lah, seram rasanya jika sendiri di sana. Meskipun ada penjaga, ya, tetap saja menakutkan.

Hyunjin pun memberi pesan kepada temannya untuk menemaninya ke kampus, yaitu Minho.

Bang Minho Anjing 😸

Bang|

|Ha?

Temenin gue ke perpus kampus gue dong|
Gue mau nyari buku|

|Engga ah, males

Ayoo ihh, plisss|
Mas tega biarin Hyunjin ketakutan?|

|Apa sih Wawan.
|Iya dah

Yeayy bang Minho baik deh :^|
Ketemuan di gerbang kampus ya?|

|Heeh.

Oke sip|
(read)

️◽️◽️◽️

"Kampus lo kok serem banget sih, Jin?" Tanya Minho sambil celingak-celingukan ketakutan.

"Gue ga tau, makannya gue ajak lo, juga." Jawab hyunjin tak kalah ketakutan dari Minho.

Hyunjin sudah kuliah di sini selama empat tahun, tapi entah kenapa sampai sekarang masih ketakutan dengan suasana kampusnya ketika malam hari.

"Pstt.. Bang," Minho menoleh ke arah Hyunjin, sedikit mendongak.

"Kok gue merasa merinding, ya?" Kata Hyunjin sambil mengusap tengkuk lehernya yang merasa kedinginan.

"Sama gue juga.."

Minho dan Hyunjin mempercepat langkah kaki mereka. Tapi mendadak Hyunjin berhenti berjalan lagi. Ia bergemetar hebat, telunjuknya terangkat mengarah ke suatu tempat.

"B--bang.." Minho melihat ke arah yang ditunjuk oleh Hyunjin.

Kemudian ia pun ikut bergemetar. Rasanya Minho ingin mengompol sekarang juga, Hyunjin pun rasanya ingin pingsan.

Mereka terdiam cukup lama karena ketakutan, sebelum akhirnya mereka berlari sangat kencang ke perpustakan, meninggalkan area seram tersebut.

Hyunjin dan Minho tadi melihat sesosok, sosok yang benar-benar mereka kenal. Sosok itu adalah salah satu teman mereka yang katanya telah meninggal, tapi ia tak menapakan kakinya.

◽️◽️◽️


BRAK!

Hyunjin membuka pintu perpustakaan tidak santai.

"Hosh.. Hosh.."

"Hhh-- Ca.. Capek gue, hosh.."

Hyunjin dan Minho sama lelahnya, tetapi kemudian mereka merasakan hawa yang tidak beres. Mereka memperhatikan sekitar....

"Be-bentar.. KOK KALIAN ADA DI SINI JUGA, SIH?!" Seru mereka berdua serentak.

Kumpulan orang yang diteriaki oleh dua insan tersebut, terperangah menoleh kaget juga ke arah mereka.

"Harusnya kita yang nanya, kok kalian ada di sini? Datengnya kagak santuy sama ngos-ngosan gitu pula."

Hyunjin sangat bingung dengan keadaan. Pasalnya mereka tidak sengaja bertemu dengan Seungmin, Jeongin dan Bangchan di perpustakaan.

"Kok bisa kebetulan gini, sih?"
















"Yash, rencana gue berhasil. Eh, si Mbin ga ngumpul, nih? Ah gapapa, orang dah lumpuh gitu, wkwk."

TBC




Abis ini kayaknya bakal slow update, soalnya tabungan draft tinggal dikit:'')

Tapi ga sampe seminggu sekali kok, akwk.

Truth or Dare || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang