09

228 50 34
                                    

Vommentnya?

-   -   -

Setelah sekian lama mereka tak berkumpul, akhirnya hari ini anggota Stray Kids yang masih tersisa memutuskan untuk berkumpul lagi di markas.

Termasuk Changbin. Bangchan menjemputnya ke rumah, lalu pergi bersama ke markas. Ya, tak mungkin, kan jika Changbin pergi sendiri? Kecuali kalau dia punya kekuatan teleportasi, baru deh bisa.

"Kak," sahut Jeongin, mengakhiri keheningan yang menyelimuti mereka.

Lima sahabat sekaligus kakak bagi Jeongin pun mendongak ke arahnya secara bersamaan.

"Kita ga lapor masalah ini ke polisi, apa?" Tanya Jeongin kepada yang lain, tetapi lebih terkhusus kepada Bangchan, sang ketua.

"Gue ga tau, takutnya kalau kita ngelapor bot itu tambah menjadi-jadi dan lebih parah dari ini." Jawab Bangchan dengan helaan napas panjang di akhir.

Tapi ternyata jawaban tersebut mengundang kegeraman seseorang di sana, "Dia udah ngebunuh temen kita, lo bilang itu ga parah?!" Bentak Hyunjin serta menggebrak meja yang membuat mereka tersentak.

"Hyunjin, Bang Chan lebih tua dari lo. Jangan ngebentak kayak gitu!" Omel Minho.

Hyunjin menatap sinis Minho, lalu beberapa detik kemudian membuang mukanya sebal. Bangchan hanya menonton pertengkaran Minho dan Hyunjin dengan perasaan bersalah.

"Lagian ya, kalo kita laporin sekarang, kita cuma punya bukti nomernya doang. Sedangkan dia pasti bisa ganti nomer dengan cepat. Karena gue yakin, dia bukan orang biasa, alias orang pinter yang hebat nge-hack orang." Tutur Minho.

Tapi pendapat Minho sukses membuat salah satu temannya keheranan, "kok kakak kayak tau banget, ya, tentang bot itu?" Tanya Jeongin.

Minho gelagapan, "e--eh gue cuma ne..nebak aja, nah iya nebak, Yen.." Jawab Minho yang dengan mudahnya diterima oleh Jeongin.

Lalu atensi Minho pun berganti ke Changbin yang mulai menyuarakan pendapatnya.

"Tapi ga salah kan kalau kita nyoba dulu buat lapor? Bukti mah bisa nyusul, asalkan kita udah punya satu bukti."

Hyunjin mangut-mangut mendengar pendapat Changbin. Tapi ia masih linglung harus setuju atau tidak. Sedangkan Minho, orang yang berpendapat lebih awal hanya menanggapinya dengan muka datar.

Tapi, tiba-tiba Seungmin bersuara, "tapi kata gue mah, jangan sekarang deh. Kita tunggu aja dulu aksi dia berikutnya."

Hyunjin mengernyit. Aneh, itu yang dirasakan Hyunjin. Entah kenapa, semakin lama, kelakuan Seungmin semakin aneh.

"Min, lu sengaja nanti-nantiin kita ngelaporkan? Biar bot itu bisa ngejalanin aksinya lagi?" Tanya Hyunjin, ah tidak, lebih ke pernyataan.

Badan Seungmin seketika membeku, "a--apa-apaan.. Engga kok," sangkalnya gugup.

Apalagi setelah melihat ke arah orang yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam, seakan memperingatinya akan sesuatu.

"Aduh, kok lu aneh banget sih, Min?" Sindir Hyunjin.

"Apaan ya?! Gue ga aneh sama sekali!" Bela Seungmin kepada dirinya sendiri.

"Haha, aneh gitu kok dibilang ga aneh sama sekali." Lanjut Hyunjin sambil menatap remeh Seungmin.

"Sstt, Jin, udah. Jangan saling nuduh kayak gini," Ujar Bangchan menengahi mereka berdua.

Mereka berdua pun terdiam, tetapi masih dengan Hyunjin yang menatap remeh Seungmin dan Seungmin menatap tidak suka Hyunjin.

"Bener kata bang Chan, kita ga boleh asal nuduh. Kita temen, jadi harus percaya satu sama lain." Timpal Minho menyetujui.

Jeongin, Changbin dan Hyunjin mengangguki perkataan kedua kakak tertua di genk mereka tersebut.

Eung--ya, kecuali Seungmin. Yang awalnya ia masih menatap tak suka kepada Hyunjin, kini berpindah tatapan pada Minho. Ia menatapnya bukan lagi dengan tatapan tak suka,














Tapi tatapan benci.

TBC

Pendek banget chpnya, kek Changbin.g canda zeyenk.

Truth or Dare || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang