00 ; prolog

26.5K 2.8K 1.1K
                                    

Warning: banyak bahasa kasar.
.

Park Jisung.

"Pergi kau, anak sialan!"

"Park Jisung! Kau bukan anakku, bajingan!"

"Ibu, sadarlah! Aku tidak membunuh ayah! Bukan aku pelakunya!" Anak kecil itu meringkuk ketakutan di bawah meja makan. Lagi dan lagi, Ibunya mabuk dan memukulnya habis-habisan.

"Keparat kau!" Ibunya kini melempar vas bunga itu ke arah Jisung, untungnya tidak kena.

"Ibu sadar!"

"Aku membencimu Park Jisung! Aku menyesal telah melahirkan dirimu! Pergi kau dari sini!" Jisung hanya bisa menangis sambil memeluk lututnya yang ditekuk.

"Ibu maafkan aku."

"Pergi kau, sial!"

.

"Nak, dengarkan Ayah. Ibumu hanya sakit saja mentalnya dan akan sembuh." Jisung mengangguk kecil.

"Ayah mau ke mana?" Pria itu jongkok menyamakan dirinya dengan tinggi sang anak.

"Mau ikut?" Jisung mengangguk.

"Kalian mau ke mana?" Sang Ibu kini keluar dari kamar.

"Keluar sebentar." Setelah itu, sesampainya di taman mereka berbincang sedikit tentang kehidupan yang dialami Ayahnya sendiri. Jisung hanya diam sembari mendengarkan celotehan Ayahnya.

"Ayo kita pulang, sekalian kita mampir ke kedai Paman Kim." Jisung mengangguk. Tangan kecilnya menggandeng tangan sang Ayah, menyebrangi jalan yang sangat sepi.

Namun ....

Brak!

"Argh!" Jisung terjatuh di tepi jalan, sedangkan Ayahnya terpental cukup jauh. Di sana, Jisung kecil dapat melihat dengan jelas bagaimana sang Ayah berlumuran darah.

.

"Park Jisung! Di mana Ayahmu?!" Jisung kecil masih menangis terisak.

"Ayah sudah tiada karena menyelamatkan Jisung."

"PERGI KAU ANAK SIALAN! DASAR PEMBUNUH!" Jisung masih menangis, bahunya bergetar hebat. Kini, Ibunya sudah mengusir dia dari rumah. Ia tidak tahu harus ke mana, yang jelas dia tidak mau meninggalkan rumahnya.

.

1 April 2020

Ini tentangnya yang selalu kuat di setiap masalah.

Untuknya yang selalu tegar dalam menghadapi badai.

Teruntuk Park Jisung, pria yang manis dan pandai dalam segala hal. Terlebih, menutupi perasaannya sendiri.

Park Jisung, bisakah kau kembali lagi? Tidak, aku tidak menangis. Hanya merindukanmu saja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
For Jisung | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang