3.1 ; new accident

3.6K 736 355
                                    

"Setiap orang memiliki sisi lemahnya tersendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap orang memiliki sisi lemahnya tersendiri."

Ada yg kangen?🌚🌝

•••

Yura baru saja dipindahkan ke rumah sakit yang merupakan cabang dari rumah sakit jiwa ini. Jisung duduk sambil menunggu operasi itu berjalan sampai selesai. Kepalanya terasa pusing memikirkan apa yang baru saja terjadi, tentang Felix yang merupakan anak Hyeyoung dan ibunya yang tak sengaja membunuh Hyeyoung.

Pertanyaannya hanya satu, siapa Hyeyoung?

Jisung mengacak rambutnya frustrasi, semua yang bermunculan benar-benar membingungkan. Pemuda itu kini menyandarkan punggungnya ke tembok, ia mencoba memejamkan kedua matanya. "Ibuku bukan pembunuh," gumamnya.

Bagaimana pun juga, Jisung tidak ingin kehilangan lagi.

Cukup ayahnya saja. Jangan sang ibu.

"Maafkan aku, Bu. Tidak bisa melindungimu," parau Jisung. Ia merasa gagal menjadi seorang anak yang baik. Tak disangka, air mata pun turun mengalir ke pipinya. Jisung menangis, lagi.

"Jisung?" Pemuda itu langsung menyeka air matanya.

"Ada yang ingin kukatakan padamu." Jun duduk di samping Jisung, pemuda itu hanya diam saja dan menatap datar ke arah Jun.

"Tentang ... Jimin, Yura, dan Hyeyoung." Jisung membisu, dia membiarkan Jun menjelaskan semuanya dengan terperinci. Tanpa ditambah ataupun dikurangi.

"... sebenarnya, orang tuamu sudah bercerai sejak kau berusia enam tahun. Namun, mereka menutupinya agar kau tidak kecewa." Jisung mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, dadanya terasa sesak kala mengetahui semua cerita masa lalu.

Tentang Jimin yang berselingkuh secara tidak sengaja, perceraian kedua orangtuanya, dan kematian Hyeyoung. Semuanya, Jisung sudah mengetahui hal tersebut sekarang. "Maafkan aku tidak bisa mengatakan hal ini padamu, Yura melarangku."

"Satu hal lagi, aku ingin kau tinggal di rumahku karena permintaan Yura." Jisung menoleh ke dokter itu, menatapnya penuh tanda tanya.

"Saat dia dimasukkan ke rumah sakit itu, dia meminta padaku untuk merawatmu. Yura takut kau tidak bisa hidup sendiri, tapi kau anak yang kuat. Bisa hidup tanpa kedua orang tuamu di usia yang masih muda." Jisung terdiam, satu fakta yang benar-benar berhasil meruntuhkan semua perasaannya.

"Ibumu sangat menyayangimu, dia selalu khawatir pada dirimu. Selalu menanyakan bagaimana sekolahmu, dan apakah kau malu mempunyai ibu sepertinya, atau apakah ada yang menghina dirimu. Kurasa kau sendiri tau Yura tidak gila sepenuhnya. Ada perkembangan pesat di dirinya," ungkap Jun.

For Jisung | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang