03 ; toxic guy

9.3K 1.6K 651
                                    

"Kelahiranku adalah kutukan untuk orang tuaku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kelahiranku adalah kutukan untuk orang tuaku sendiri. Ayah meninggal, lalu ibu di rumah sakit jiwa. Bukankah aku anak yang durhaka?"

•••

"Oh my God." Jisung merosotkan kedua bahunya ke bawah. Apartemen Felix benar-benar di luar dugaannya. Ini bahkan tidak terlihat seperti tempat tinggal, melainkan seperti kapal pecah.

Lihatlah bagaimana sampah plastik berserakan di sekitar kasur, dan baju-baju kotor dibuang asal begitu saja. Jisung mengusap wajahnya kasar, mencoba untuk bersabar melihat yang ada di depannya.

"Felix sialan."

Mau tak mau, Jisung pun membereskan tempat ini. Lelah? Jangan ditanya lagi. Ia kira Felix adalah orang yang bersih dan rapi, namun itu di luar dugaan. Dengan sabar, Jisung menyapu, mengepel, dan mencuci piring yang bertumpuk di wastafel.

Butuh waktu sekitar satu jam agar ini semua selesai. Jisung langsung saja menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk milik Felix, napasnya sedikit tersengal dan tubuhnya berkeringat. Tak lama, bel apartemen berbunyi.

"Jisung? Wah, terima kasih sudah membereskan semuanya." Felix tersenyum senang, sedangkan Jisung mendengus sebal.

Persetan denganmu.

"Aku tidur di kasur, kau di sofa," titah Jisung.

"Ini apa—"

"Aku yang membereskan semuanya. Jika tidur di sofa, tubuhku bisa hancur besok," tukas Jisung dengan cepat. Felix menghela napas dan mengangguk pelan saja. Temannya itu sedikit menyebalkan.

"Kau juga membeli bahan makanan untukku rupanya." Felix membuka kulkas dan tersenyum senang.

"Itu punyaku, sialan."

Jisung sebenarnya orang yang toxic. Dan hanya beberapa orang yang tahu, yaitu Felix. Ah, bukan hanya itu. Jisung itu sedikit ... nakal bila perasaannya sedikit jelek.

"Baiklah, maafkan aku. Lebih baik kau mandi sana, tubuhmu bau!" Felix menarik tubuh Jisung dari kasurnya. Pemuda itu menatap tajam ke arah Felix.

"Kau lebih bau dariku." Jisung beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi seraya membawa handuk dan pakaiannya.

"Hei, Renjun bilang dia ada lawan baru untukmu. Kau mau menerimanya?" Jisung menghentikan langkahnya sebelum menoleh menatap Felix dengan penuh tanya.

"Hadiahnya cukup untuk membayar tagihan listrik, dan—"

"Aku mau." Felix diam, dia tahu kalau Jisung hanya butuh ... pelampiasan.

For Jisung | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang