지원 : 01

4.8K 497 74
                                    


Vomment itu gratis!

***


JEOSON adalah dinasti yang terkenal dengan kejayaannya. Didirikan setelah runtuhnya dinasti Georyo (Keluarga Wang) yang beribu kota di Kaesong. Setelah mendirikan dinasti baru, Yi Seong-gye memindahkan ibu kota kerajaannya yang semula di Kaesong bergeser agak ke selatan di wilayah Hanseong, yang sekarang disebut dengan Seoul dan mendirikan istana Gyeongbok pada tahun 1934.

 Setelah mendirikan dinasti baru, Yi Seong-gye  memindahkan ibu kota kerajaannya yang semula di Kaesong  bergeser agak ke selatan di wilayah Hanseong, yang sekarang disebut dengan Seoul dan mendirikan istana Gyeongbok pada tahun 1934

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istana Gyeongbok, istana utama kerjaan Jeoson.

Joseon merupakan dinasti dari keturunan keluarga bermarga Yi atau Lee yang merupakan dinasti Konfusianisme (menganut ajaran Khonghucu) yang berumur terpanjang.

Tahun ini adalah 1882 M, bukti nyata bahwa Jeoson sangat berjaya dengan masa empat setengah abad lamanya. Saat ini, kerajaan di pimpin oleh seorang Kaisar yang bernama Yi Gwangmu kaisar ke- 26 dan ratunya, Bae Johyun.

***

Sebuah kolam besar yang hampir rata oleh bunga persik berwarna merah muda. Menari dengan riang setiap dia membuat gelombang kecil dengan tangannya.


Oh Ji Won, perasannya mengambang sebagaimana persik yang dia letakkan di telapak tangannya, dia tiup kemudian melayang di udara.

Fikirannya kacau, tidak tahu harus berbuat apa selain mengikut arahan remaja yang terus memanggilnya dengan sebuah ahgassi (nona) dan Ji Cheob, atau selir Ji jika dalam situasi formal.

Seperti setengah jam yang lalu, moment dimana dia suka rela ketika para gadis membukakan pakaiannya satu demi satu. Lalu mereka memintanya berendam di kolam hangat yang berada di dalam halaman belakang istana kecil selir. Dia juga menurut.


"Ahgassi, sudah waktunya untuk memberikan hormat pada permaisuri."


Suara familiar dari salah satu gadis pembuka pakaian, Seulgi tidak tahu namanya karena mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai hamba.


Wanita itu menyahut. "tunggu sebentar," katanya lalu berdiri setelah mengambil kain yang dia nilai terlalu mewah untuk dijadikan handuk itu. Mungkin setara sutera jika di zaman modern.


"Ahgassi..." seorang wanita yang tidak Seulgi kenal --- atau mungkin belum ia ingat wajahnya --- itu datang sambil memohon ampun.

Sudah tiga hari sejak dia terbangun di tempat asing ini, sedikit demi sedikit dia memahami apa yang terjadi seperti bagaimana caranya bertindak dan merespon tindakan, apa yang membuat pelayannya ketakutan dan yang membuat mereka senang. Sampai detik ini, hanya itu yang dia ketahui.

JI WON, 1882 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang