슬기: 25

1.9K 275 81
                                    


Glad for me if i can finish this story for u all. Make sure u all give a vote and comment.
Someone always love u,

Jiwon's author, Ana imnida.

***

Harapan hanya tinggal harapan. Jimin datang bersama beberapa pengawal dan menangkap basah Seulgi. Perempuan yang paling dia cintai itu tengah berada di bawah kukungan seorang pria dan mendesahkan perbuatan menjijikkannya. 


"Bawa mereka ke ruang bawah tanah!" Titah Jimin penuh amarah. Dia berbalik meninggalkan gudang tanpa bicara lebih banyak. Hatinya sudah terlalu hancur sekarang.

Seulgi's side.

Kedua pengawal menahan tanganku dan juga lelaki asing ini. Aku sudah tidak melihat Jimin sama sekali kecuali tatapan kecewanya yang melebur dengan amarah tertahan. Hanya dengan satu kata dia membuat aku menegang.

Jimin, apa kau sungguh tidak percaya padaku?

Bugh! Aku tersungkur dengan lutut yang menyentuh tanah duluan, para penjaga itu mendorongku ke dalam sel tahanan. Aku berbalik dan menuju kurungan yang segera di kunci pengawal.

"Pengawal, tolong katakan pada pangeran untuk menemuimu sekarang. Aku perlu menjelaskan ini padanya. Tolong aku sampaikan---" pengawal pergi begitu saja.

"Pengawal! Panggil pangeran datang kemari! Tolong aku, jebal!"  Aku terduduk lemas. Bersandar pada dinding yang dingin sambil memeluk lututku sendiri.

"Yi Jimin, apa kau sungguh tidak percaya padaku? Kenapa kau langsung menghakimi aku seperti ini?" Efek obat perangsang hilang seketika, berubah menjadi emosi luka yang tak terkira.

Seulgi teringat bagaimana ekspresi dingin Yi Jimin setelah meneriakkan namanya. Kemudian pria itu tergesa-gesa meninggalkan gudang.

 Kemudian pria itu tergesa-gesa meninggalkan gudang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya sekarang. Jika Yi sudah tidak percaya maka punahlah semua harapannya untuk mendapatkan keselamatan. Sebenarnya dari semua itu, ketidakpercayaan lah yang paling menyedihkan.

Seulgi tidak peduli jika dia akan mati ---lagi, namun mati Hujaman kebencian Yi Jimin? Dia tidak akan sanggup menerimanya.

Tuhan? Siapa yang tega menjebaknya seperti ini?

"Hei! Kau!" Pria itu berteriak dari sel di seberang sana. Bagaimanapun ekspresi girangnya sangat tidak masuk akal.

He's crazy.

"Siapa? Siapa yang mengirimmu melakukannya? Aku tidak mengenalmu dan pastinya kau juga tidak berniat melakukannya padaku kan?" Aku sangat tahu bahwa dia tidak tertarik padaku. Jika dia sungguh ingin memperkosaku maka dia bisa melakukannya tanpa memberiku obat dan mengulur waktu.

JI WON, 1882 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang