슬기: 21

2K 303 110
                                    

Selamat membaca, semoga kalian suka. Maaf jika ada kesalahan dan jangan lupa vomment friends😘
***

Tiga hari sudah Hyojung dijadikan tersangka dan mendapatkan hukumannya dan sejak itu pula Jiwon menolak siapapun untuk mengunjunginya, termasuk para pelayan yang membawakan obat dan makanan.

Tidak satupun dari mereka bisa bertemu Jiwon dan masuk ke kediamannya.

"Cambuk dia sepuluh kali!" Teriak seseorang yang tidak lain adalah pangeran pertama Yi Jimin.  Setiap pelayan yang tidak berhasil masuk ke dalam kediaman selir pertama Ji mendapat hukuman.

Dadanya naik turun sebab amarah yang memuncak, dia menjadi gila membayangkan Jiwon seorang diri dalam kesedihannya. Belum lagi tubuh ringkih yang sedang sakit itu tidak mendapatkan asupan apapun tiga hari lamanya.

"Kau! Antarkan makanan dan obatnya. Jika dia menolak maka nasibmu sama seperti pelayan sebelumnya!" Titah Yi, dia berucap dengan nada penuh ancaman.

Pelayan gemetar, perlahan dia meninggalkan kediaman pangeran menuju paviliun selir pertama. Firasatnya begitu buruk, bahkan pangeran kedua dan ketiga saja tidak diizinkan masuk, lalu bagaimana dia bisa? Seharusnya dia menyerah dan langsung minta hukumannya saja seperti puluhan pelayan pribadi pangeran lainnya.

"Pangeran Yi, hamba mohon agar pangeran tenang."

Sudah beberapa kali Shin mengucapkannya namun beberapa kali pula diabaikan. Dia sudah menumpuk rasa kesal asal kalian tahu. Melihat betapa kacaunya Yi Jimin hanya karena Jiwon yang berlagak lemah dan menolak makan, membuat dia bersusah payah menahan diri agar tidak marah.

Oh Jiwon! Sampai kapan kau mau menganggu hubunganku? Yi mengabaikan aku yang sedang mengandung calon putera mahkota. Nasib buruk ketika Yi Taehyung  memberitahukan kebenarannya, sesungguhnya kaulah yang lebih patut mati, dengan begitu Yi hanya akan melihat kepadaku. Aku mengutukumu, Oh Jiwon ~ Shin.

"Dia sedang sakit, bagaimana aku bisa tenang?" Jimin memijit kepalanya yang berdenyut sebab emosinya yang meluap bak bara api.

Emosi yang tidak ditunjukkan barang sedikit ketika Son mendapatkan hukumannya. Yi tidak peduli dengan perempuan lain kecuali Jiwon, Shin mengetahuinya dengan pasti. Itulah kenapa hanya Oh Jiwon yang paling dia khawatirkan dari semua yang ada disekitar Yi Jimin.

"Tenanglah pangeran, kita tunggu berita dari---"

"Pangeran, ampun. Selir Ji tidak menjawab sama sekali. Tidak seperti sebelumnya yang menolak, suara selir Ji tidak terdengar pangeran. Hamba bersalah pangeran," Shin mendengus kesal kala pelayan datang dan memberi kabar yang tidak seharusnya di dengar oleh Yi Jimin. Apalagi disaat dia berusaha menenangkannya.

Pelayan memberi hormat mohon pengampunan, tapi bukan itu yang penting bagi Yi Jimin sekarang.

"Kau bilang selir pertama tidak menyahut?"

"Benar, pangeran. Hamba bersal---"

Jimin berdiri dan memakai jubahnya yang di pegang oleh Shin, kemudian mengambil nampan berisi makanan di sisi pelayan dan kemudian berjalan tanpa bicara seperti sebelumnya.

Hentakan kakinya yang pasti menunjukkan betapa dia adalah seseorang yang tidak ragu sama sekali. Membawa nampan seperti ini dan dilihat oleh banyak dayang, Jimin tidak peduli.

JI WON, 1882 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang