지원 : 03

3.1K 441 43
                                    


Sesungguhnya Subscribe dan vomment itu gratis.

***


Pagi-pagi sekali Ji Won dibuat sibuk oleh utusan selir tingkat dua untuk segera datang menemui majikannya, Selir Son.


Keduanya bersama-sama meninggalkan istana Ji. Sepertinya dapat dikatakan bersama. Saat ini, Ji Won di depan dan Hyojung beberapa langkah di belakang.

"

Mari jalan bersama," Ji Won menangkap pergelangan tangan Hyojung.

Hyojung menggeleng. Pelayannya itu menolak bukan bermaksud lancang, hanya saja berjalan berdampingan dengan majikan di nilai sangat tercela, selain itu juga dapat menurunkan derajat selir itu sendiri di mata orang lain.

Oh Ji Won memicingkan matanya, "kau berani melawan selir?"

Hyojung menggeleng, itu bagus. Ternyata sangat mudah membuat dia mengalah.

"Masih berani menyebut dirimu sendiri selir?"

Ji Won mendengar sesuatu. Apa yang dimaksud suara ini bahwa dia tidak pantas mengaku selir hanya karena dia berada di tingkat terendah? Sebaiknya Ji Won berbalik terlebih dahulu.



 Apa yang dimaksud suara ini bahwa dia tidak pantas mengaku selir hanya karena dia berada di tingkat terendah? Sebaiknya Ji Won berbalik terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita cantik dengan proporsi wajah yang membuat dia terlihat sangat sempurna. Dia adalah selir tingkat satu, Hwang Yenna.

Ji Won berdiri menghadap ke depan dan memgamati wanita itu. Mulai dari hanbok nya yang dia akui lebih bagus dari pada miliknya, tatapannya yang penuh intimidasi dan terselip kesan meremehkan, dan senyum asimetris yang ketara.

Maka, wanita ini tak lain dan tak bukan adalah salah satu selir Yi Jimin, dan terdeteksi bahwa dia adalah salah satu musuh Oh Ji Won.

Tapi jangan lupa, yang berdiri tegap sekarang bukanlah Oh Ji Won yang sama seperti sebelumnya. Wanita ini, bagaimanapun dia berlagak tak lebih menyeramkan daripada ketua geng yang pernah Seulgi hajar di sekolah dasarnya dulu.

"Ayo Hyojung, kita sudah di tunggu!"
Pengabaian total. Dia berlalu seolah tidak ada siapapun di sekitarnya.

Tanpa perlawanan memang sudah biasa, apalagi bibir tertekuk dan mata memerah. Tapi tatapan acuh Oh Ji Won barusan dan bagaimana cara dia mengangkat dagunya benar-benar menyihir selir Hwang sampai terbungkam tanpa kata.

Darimana dia mempelajari tatapan itu? atau berani-beraninya dia menantangku? kedua kalimat itu bermain di fikiran Selir Hwang.

Cih!

"Ayo, jalan."


Selama perjalanan Hyojung tak henti-hentinya berucap kagum. Sudah seminggu ini dia mengambil kesimpulan bahwa nona nya sudah menjadi pribadi yang baru. Benar sekali kata pepatah, habis gelap terbutlah terang.

JI WON, 1882 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang