03 ─ bar

347 44 11
                                    

◖ cσмεвαcк ¿ ◗

"sabtu dateng ya, ke acara ulang tahun gue," ucap alice. lalu ia membagikan undangannya.

belle membuka undangan itu, dan mulai membacanya.

"di bar? ga salah lo??" tanya belle tak percaya.

alice mengangguk antusias. "akhirnya gue boleh ngerayain di bar. sweet seventeen kemarin gue belum boleh. kata ortu entar yang ke dua puluh baru boleh. akhirnyaaa," jelas alice.

belle tidak habis pikir bagaimana jalan kerja otak temannya ini. ya, mungkin memang bellenya saja yang terlalu kuno. ia belum pernah menginjakkan kaki ditempat yang seperti itu,

dan tidak akan pernah mau! tapi ini acara ulang tahun temannya. masa iya dia tidak datang? terpaksa.

"lo dateng kan? sekali-kali, jangan ngurung di rumah mulu! bar bukan kaya club kok. lagian gue sewa tempat khusus, jadi kaya satu ruangan gede gitu. santai aja," ujar alice.

belle hanya mengangguk pasrah sambil memaksakan senyumnya.

✧˖°࿐

disini belle berada, tempat yang ia sudah janjikan kepada dirinya sendiri sejak dulu, kalau ia tidak akan sudi menginjakkan kakinya di tempat yang seperti ini.

ia menatap bingung sambil mengerjap-ngerjapkan matanya ke arah gedung bar itu dari luar. sudah sama persis dengan bocah yang tiba-tiba nyasar ke tempat orang dewasa.

entahlah, kakinya seakan-akan mati rasa dan tidak bisa digerakkan untuk melangkah masuk.

namun, ia tidak mau usaha membujuk orang tuanya sia-sia. tentu, ia susah untuk mendapatkan ijin ke tempat ini.

padahal kalau bukan acara temannya, belle juga tidak akan pernah kesini!

"udah ayo, jangan dongo gitu ah ngeliatinnya." tiba-tiba gisel menarik tangan belle untuk masuk. mereka datang bersama.

saat mereka tiba di dalam, bau alkohol langsung menyengat masuk di indera penciuman belle, membuat kepalanya sangat pusing.

"sekali-kali ke tempat kaya gini. jangan restaurant bokap lo mulu yang lo tau!" ejek gisel

"yeu, mending gue setiap hari ke restaurant daripada ke bar, pusing gue nyium bau alkohol," ujar belle.

"aelah, baru nyium, belum minum," tukas temannya.

belle memilih untuk diam. mereka naik ke lantai 2, karena ruangannya terdapat di lantai 2.

bar ini menyewakan ruangan tersendiri untuk acara yang lain. lantai 1 itu barnya, lantai 2 baru ruangan yang disewakan.

kedua gadis tersebut membuka pintu ruangan yang bertema black-gold itu, terlihat sudah terisi oleh banyak orang, rata-rata teman kampusnya.

"hai, happy burung day gurlll!" seru belle sambil menyodorkan paperbag elegant yang sedari tadi ia pegang.

"aw thank youu!" balas alice.

lalu disusul oleh gisel yang mengucapkan selamat juga untuk temannya itu.

✧˖°࿐

setelah acara selesai, belle segera pulang. namun tidak bersama gisel lagi, gisel dan alice memilih untuk mampir dulu ke barnya sekedar meminum sedikit minuman yang ada disana.

belle memilih pulang daripada harus menemani 2 temannya itu mabuk.

saat dia sedang berada ditangga, ia melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangannya.

"baru jam sembilan. semoga masih ada ojol," gumam belle.

saat ia berada dilantai 1, matanya tidak sengaja melihat seseorang yang ia kenal.

ada yunho disana, dengan 1 botol minuman di depannya. ia terlihat kacau, dasinya hampir terlepas dari kerah bajunya.

tanpa pikir panjang belle langsung menghampirinya, berniat untuk menolong.

"yunho?" belle memegang bahunya.

"huh?" yunho sedikit mendongak, terlihat wajahnya memerah, dan tatapannya seperti orang linglung.

tiba-tiba saja yunho menarik belle untuk duduk dipangkuannya, dan mencium bibir belle beberapa detik. mata belle membulat menerima perlakuan tersebut.

entah ia harus bahagia atau marah. bahagia karena dicium oleh orang yang ia sukai, atau marah karena orang yang belum terlalu ia kenal dekat dengan nekat mencuri first kissnya, apalagi dalam keadaan mabuk.

belle langsung melepaskan ciuman itu berdiri dari pangkuan yunho.

"hahaha." yunho tertawa tidak jelas.

"yunho pulang ya? kamu mabuk," pinta belle.

"ka...kamu?" yunho menautkan alisnya
"b-belle?" kini ia menatap sayu perempuan tersebut.

belle mengangguk lantas membantu yunho untuk berdiri, dan segera pulang.

yunho pun masih sadar lima puluh persen. namun badannya terasa sangat lemas untuk sekarang.

"mobil kamu yang mana?" tanya belle ditengah perjalanan menuju tempat parkir.

jangan lupakan tangan belle yang masih setia merengkuh pundak yunho untuk membantunya berjalan.

samar-samar yunho masih bisa melihat mobilnya yang berada tak jauh. lalu yunho menunjuk mobil volkswagen scirocco berwarna hitam miliknya.

"kunci mobilnya? biar aku yang nyetir."

"emang b-bisa?" tanya yunho.

belle tersenyum simpul. "bisa, udah sini." ia mengambil kuncinya dari tangan yunho.

untung ia pernah dibekali ilmu mengendarai mobil 1 tahun yang lalu.

belle membantu yunho untuk duduk dikursi penumpang. lalu ia jalan menuju kursi pengemudi di sebelahnya.

saat belle ingin menginjak gas, tangannya dipegang yunho, membuat belle menengok ke arahnya.

yunho menarik tangan belle sehingga tubuh belle terpaksa mendekat.

jarak antara mereka kini sangat dekat. maju sedikit lagi hidung mereka akan bersentuhan.

yunho semakin mendekatkan dirinya, hingga bibirnya menyentuh kembali ranum kembar milik belle.

belle tidak ingin muna, ia menikmati alur permainan pemuda itu.

setelah beberapa menit, belle menepuk pelan dada yunho, menandakan ia kehabisan oksigen.

"lanjut di apart aku ya," bisik yunho dengan raut jenaka.

◖ cσмεвαcк ¿ ◗


comeback ? ' yunho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang