29 ─ gracias

213 25 17
                                    

◖ cσмεвαcк ¿ ◗

"mau ikuuut," rengek belle.

"ga usah, sayang. tunggu sini aja. nanti aku langsung pulang," ucap yunho.

hari ini yunho akan mengurus perceraiannya dengan tristi di kantor agama. dan belle merengek pingin ikut.

mereka sudah tinggal bareng di apartemen yunho sejak kemarin. yunho bilang ke keluarga belle, kalau ia ingin membawa perempuan itu untuk tinggal bersamanya. walaupun status yunho masih menjadi suami tristi. namun tristi malah mendukung keinginan yunho.

dan akhirnya mereka tinggal bareng. benar-benar satu atap berdua. mungkin memang apartemen ini sudah ditakdirkan untuk mereka tempati. bukan yunho-tristi.

soal pekerjaan, belle dan yunho kemarin ke cafe, meminta izin untuk belle berhenti. ya, sekarang belle sudah tidak kerja. tentu itu kemauan yunho. karena di usia kandungan yang sudah memasuki bulan ke-8, belle sudah seharusnya banyak-banyak istirahat.

"yaudah. tapi pulang nanti, aku mau ketemu mingi. kamu harus ikut juga," ucap belle memberikan syarat yang sedikit berat bagi yunho. pria itu masih jengkel dengan mingi.

diamnya yunho diartikan lain oleh belle. "kalau ga mau, aku ikut!"

"eh, jangan. di sana lama 'ntar kamu capek. iya iya nanti kita ketemu dia. emangnya mau ngapain?" yunho mengalah.

belle menyengir. "mau buat kamu ga marah lagi sama mingi. mingi itu baik tauu."

yunho berdecak malas, "ga penting, beeelle. buang-buang waktu aja."

belle merengut sebal. "ish pentiing! lagian kamu ga mau terima kasih apa sama dia? waktu kamu sama kak tristi, mingi yang udah nemenin aku. sebentar doang deh, janji." belle menangkup kedua tangannya di depan dada dan memasang mata bayinya. yunho mana tahan.

"ah, oke oke. sebentar ya?"

"he'um." belle mengangguk lucu.

"aku pergi dulu." yunho bangun dari ranjang, lalu mengecup mesra pucuk kepala sang pacar.

✧˖°࿐

cklek!

yunho baru saja pulang dan sudah disambut oleh belle yang sudah siap, menunggu di ruang tengah.

"sekarang?" tanya yunho lesuh.

"terus mau kapan? aku udah chat mingi tadi. katanya ketemuan di cafe aja," balas belle.

"sepuluh menit lagi ya? aku capek, mau istirahat bentar."

belle menurut. kasihan calon suaminya ini jika dipaksakan berangkat sekarang.

"sabar. aku bikinin minuman." belle beranjak pergi ke dapur.

selang berapa detik, yunho menyusul ke dapur. ia mengintip dari balik pintu dapur. sangat manis pemandangan di depannya ini.

 sangat manis pemandangan di depannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kedua ujung bibir yunho terangkat. dia melangkah mendekat dan memeluk belle dari belakang. mencium aroma manis yang menguar dari tubuh belle yang selalu menjadi favoritenya.

"ga sabar nunggu dia keluar," ucap yunho dengan suara rendahnya. ia mengelus bayi yang masih ada di dalam perut belle.

"nanti aku ajak main pesawat sama mobil-mobilan," tambah yunho. anak mereka laki-laki. mungkin karena selama hamil, belle lebih sering mengkonsumsi daging daripada sayuran.

belle tersenyum dalam diam. sekarang hidupnya kembali penuh warna, tidak monokrom lagi.

belle berbalik badan. sedangkan tangan yunho masing-masing menjadi bertumpu pada meja pantry, menghimpit belle. "coffee latte. dibuatnya pakai cinta, hehehe." belle menyodoran segelas coffe latte yang tadi ia bikin.

"diajarin siapa, hm?" goda yunho saat mendengar belle sedikit 'menggombal'. lalu menyeruput coffeenya.

belle tersenyum, menampilkan deretan gigi putihnya. "i dunno."

"sejak kapan kamu bisa bikin kopi seenak ini?" tanya yunho setelah mencicipi.

"eum, diajarin mingi." belle menatapnya polos.

"ck. ayo berangkat sekarang. pengen cepat-cepat selesai-in, terus ngurung kamu di kamar seharian." yunho menaruh gelas kosong -yang isinya sudah ia habiskan- di wastafel.

"yuk!"

✧˖°࿐

kini, belle dan yunho sedang duduk hadap-hadapan dengan mingi. sedari tadi, yunho hanya memasang muka malasnya

belle cerita ke mingi, jika semua sudah baik-baik saja. semuanya sudah terbongkar. sudah selesai. dan yunho balik kepadanya.

belle mencubit pelan perut yunho, dan berbisik, "senyum."

yunho tersenyum paksa. "terima kasih sudah jagain belle saat tidak bersama saya. terima kasih sudah bahagiain belle. dia sudah jadi milik saya sekarang."

"ya, dari dulu juga," balas mingi saat mendengar 6 kata terakhir yang terlontar dari mulut yunho.

"salaman dong! jangan ditekuk mulu mukanya," suruh belle kepada 2 pria di depannya ini.

mingi tersenyum tulus. sedangkan yunho mungkin masih dengan paksaannya. mereka berjabat tangan.

"mingi, makasih ya! nanti kalau udah mau nikah, aku kasih tau," ucap belle dengan girang.

mingi mengangguk. "aku tunggu undangannya."

setelah itu mereka mengobrol santai. dan perlahan-lahan, yunho bisa menerima mingi.

yunho baru menyadari, benar kata belle, mingi itu baik, ramah, dan segalanya. ia jadi merasa bersalah sudah berburuk sangka dan membalas mingi dengan perilaku yang kurang sopan.

"kita balik dulu ya. kapan-kapan ketemuan lagi," pamit belle setelah kurang lebih setengah jam berbincang-bincang. ia mengerti, mingi juga masih harus bekerja.

"oke. hati-hati," balas mingi.

yunho dan belle keluar cafe dengan tangan yunho yang merangkul posesif pinggang si cewek.

mingi menatap sendu dua orang tersebut. hatinya mencelos. namun ia harus mengiklhaskan itu. merelakan orang yang dicintainya bahagia bersama orang lain.

cintanya bertepuk sebelah tangan. sangat klise.

◖ cσмεвαcк ¿ ◗

menunggu jam 4

comeback ? ' yunho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang