28 ─ keputusan

250 30 46
                                    

◖ cσмεвαcк ¿ ◗

mata yunho membelalak. sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang. “k-kok...b-bisa ada d-di..kamu...?”

“ini punya siapa!!?” tanya tristi dengan emosi yang melual-luap.

yunho tentu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. “pu-punya...”

“punya siapa?!!”

“belle,” balas yunho cepat. tapi tubuhnya masih bergetar.

oke, tangisan tristi makin pecah. tak habis pikir mereka menyembunyikan ini semua darinya. ia seperti orang kesetanan sekarang. sebelumnya tristi belum pernah nangis separah ini, karena dia orangnya tidak mudah nangis.

tristi sudah bingung ingin bicara apa. mulutnya menjadi kaku.

yunho yang masih ada belas kasihanpun langsung memapah tubuh tristi untuk berdiri dari lantai, dan mendudukkannya di kasur.

yunho keluar sebentar untuk mengambil minum agar tristi lebih tenang. yunho pasti cerita semuanya, namun tunggu keadaan membaik dulu.

“minum dulu. aku ceritain kalau kamu udah tenangan,” yunho menyodorkan segelas air putih.

tristi meneguknya sampai habis, jeda beberapa menit, ia sudah sedikit tenang. “sekarang aja,” suruhnya.

yunho mengehela nafasnya sebelum cerita. kepalanya tertunduk. “a-aku...yang ngehamilin belle. dia hamil sebelum kita nikah. ini bukan sepenuhnya salah belle. yang malam itu papa ngundang aku makan malam, disitu aku juga mau bicara penting sama papa, tentang kehamilan belle. aku mau nikahin dia setelah itu. aku tentu mau nolak soal pernikahan kita, tapi besoknya...belle maksa aku buat nurut aja. dia pengen lihat kamu bahagia, walaupun dia harus ngerelain kebahagiannya. selama ini, mungkin dia tertekan.”

“terus kalian sekarang gimana? putus??”

yunho menggeleng, “pernah beberapa kali, belle minta udahin aja, tapi akunya ga mau lah. sampai sekarang kita masih pacaran. sorry before, kita main di belakang kamu.”

tristi memegang rambutnya, menjambakknya frustasi. “kenapa dia harus bohong?! kenapa dia bilang kalau pacarnya pergi ke luar negeri dan ga mau tanggung jawab!!? padahal jelas-jelas kamu ada disitu waktu itu!! mending aku tau semuanya daripada harus gini!! itu sama aja bohong! belle pikir, setelah kita nikah, aku bahagia? ya, mungkin sebelum tau semuanya aku bahagia-bahagia aja. tapi apa sekarang?? ujung-ujungnya aku bakal sakit juga!!!”

yunho terdiam. dia bisa menebak kalau ini pasti bakal terjadi, cepat atau lambat semuanya pasti terbongkar.

entahlah yunho harus bersyukur jika ia pindah ke apart atau tidak. kalau mereka tidak pindah, tristi tidak mungkin menemukan testpack itu, dan sampai sekarang belum ketahuan.

tiba-tiba tristi berdiri. sebelum melangkahkan kakinya, tangannya lebih dulu ditahan yunho yang masih duduk di ranjang.

“mau kemana?” tanya yunho.

“rumah. aku mau tanya ke belle.”

yunho ngikut saja. ia berdiri dan mereka jalan keluar dari unit apart yunho.

✧˖°࿐

“eh, kak, kok balik lagi? ada yang ketinggalan?” sapa belle yang baru saja ingin berangkat kerja, namun malah bertemu tristi dan yunho di ambang pintu rumah.

“b-belle.. ” lirih tristi, matanya mulai memerah kembali.

“k-kakak kenapa? k-kok nangis??” belle kalang kabut disaat tristi mulai menitihkan air mata. sungguh, ini yang ketiga kalinya ia melihat tristi menangis, karena di mata belle, tristi orang yang kuat.

comeback ? ' yunho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang