[4]

2.8K 216 45
                                    

Drrt.. drtt...

Dengan enggan aku mencari sumber getaran itu berasal. Dengan mata yang masih setengah tertutup aku pun membuka lock ponsel, memasukan password yang tentunya sudah di luar kepala. FYI, angka jadian mana pernah ada yang lupa, sih?

Morning Malka. Don’t forget to eat your breakfast. Much love from me. <3

Luffy

Meskipun membacanya dengan nyawa setengah melayang, refleks senyuman ku masih bekerja dengan baik.

I wil! You always know how to make this smile. Morning too. <3

Sent

Aku meletekkan ponsel dan berniat untuk melanjutkan tidurku. Siapa tahu abis senyum-senyum bisa dapet mimpi indah. How perfect Sunday. Eh tunggu, sepertinya ada yang salah. Kok aku ada yang SMS-in pagi-pagi? Aku kan jomblo. Tiba-tiba sekelebat kejadian semalam berputar di kepalaku. OMG Luffy! Dia benar-benar menjadikan aku selingkuhan. Aku ulangi, SELINGKUHAN! Ya Tuhan!

Aku langsung terduduk, mengecek ponselku lagi, membaca dengan baik SMS yang tadi aku balas. Aku menatap ngeri membaca balasan yang aku kirimkan. I used that damn emoticon. I used emoticon love. Oh my God, Malka!

Panik. Belum pernah dalam seumur hidupku aku menjadi seorang selingkuhan. Pernah berpikir menjadi selingkuhan saja tidak pernah. This is not a perfect Sunday. This is disaster!

Drrt.. drtt...

Glad you’ve already woken, sweetheart.

Luffy

Glad gundulmu, Fy! Secepat kilat aku membalas SMS sialan itu.

Let me clear this. I am NOT your sweetheart and we’re NOT in kind of relationship! For God sake Luf i’m NOT your GIRL!!

Sent

Hu ha hu ha hu ha kira-kira seperti itulah suara napasku terdengar. Seperti orang mau melahirkan tapi bagiku itu cara terbaik mengontrol emosiku.

Drrt.. drtt...

Bkn ny kita udh sepakat semalam? Bukannya ini cara terbaik bikin hati km tenang? Bukannya ini cara terbaik buat kita berdua?

Luffy

Aku menyerngitkan dahi. Siapa yang sepakat coba kalau aku mau jadi selingkuhan dia? Sayang sih sayang tapi kalau sayang jadi selingkuhan ya itu mana ada benarnya juga. Duh, Luffyku tersayang kenapa kamu jadi semacam bego gini, sih?

Gk ada yg kata kesepakatan, Fy. Itu semua mau km bukan aku.

Sent

Drrt.. drtt...

Salahin aja ak trs.

Luffy

Marah nih pasti dia balesannya kayak begitu. Ya Tuhan, kenapa aku mesti cinta sama orang semacam ini , sih?

Drrt.. drtt...

Luffy calling...

“Assalamualaikum,” jawabku pada dering pertama. Catatan dering pertama bukan dering ketiga kayak di drama korea.

“Walaikumsalam,” terdengar suara Luffy yang bagiku bagai angin menetramkan jiwa. Please Malka FOKUS!

“Kamu udah sarapan, Ka?” tanyanya. Tuhkan gimana aku nggak bilang ini pertanyaan rutin. Sejak mulai LDR-an (dulu) Luffy pasti mulai percakapan dengan pertanyaan ini.

“Belum, baru bangun.”

“Sarapan gih udah mau lewat jam sarapan kamu,” kata Luffy dengan nada super datar.

Aku refleks melirik jam dinding yang ada di kamar. Hampir pukul sembilan. Jam makan pagiku biasanya hanya sampai pukul sembilan, jika lewat dari itu biasanya aku nggak akan makan seharian. Entahlah aku juga nggak tahu kenapa punya kebiasaan kayak begitu.

“Entar aja ya, Fy. Kita urusin masalah kita dulu,” kataku to do point.

“Oke, berarti kita cuma waktu semenit buat ngomongin masalah ini,”

“Hah? Semenit doang?” tanyaku masih nggak ngeh maksudnya apaan.

“Iya, semenit. Kamu nggak boleh nggak sarapan atau nggak makan hari ini,” kata Luffy tegas.

“Oalah itu toh maksudnya! Nggak masalah kok kalau aku nggak makan hari Fy yang penting aku nggak jadi selingkuhan,”

“Siapa yg jadiin kamu selingkuhan, sih?” nadanya terdengar nggak suka.

“Kamu lah! Ngapain coba kamu SMS aku kayak gitu tadi?!” Aku langsung menarik napas panjang guna menenangkan emosi.

“Aku cuma ngingetin kamu buat sarapan, Ka. Apa yang salah coba?”

“Salahlah! Kamu ngingetin sarapan masa pake kata cinta gitu. Secara nggak langsung kamu udah kayak memperlakukan aku selingkuhan kamu,” Iya kan, guys?

“Lha, emang aku masih cinta kok sama kamu,” OMG Luffy!

“HA HA HA lalu kamu anggap apa Vania kamu itu?”

“Dia pacar aku,” jawabnya tanpa jeda.

“Dan aku selingkuhan?” hah!

“Bukan, kamu bukan selingkuhan.”

“Lalu aku apa, Luffy?” tanyaku tak sabaran.

“Kamu ya Malka, lagi pula kamu balas SMS aku pake emotikon ini ‘<3’”

“Eh itu...”

“Tuhkan sama aja kamu ngerespon aku,” terdengar suara tawa dar sebrang telepon.

“Eh itu karena aku belom sadar 100%,” jawabku gugup.

“Ngaku aja hahaha,” Sial, suara tawanya makin menjadi jadi.

“Sial!” Umpatku.

“Hahahahahaha!”

Aku menunggu tawa Luffy reda sampai aku kembali membahas topik “who am I”. Demi prinsip menjadi cewek yang menolak poligami masalah ini harus terselesaikan. Lebih baik cinta sendiri dari pada menjadi duri dalam hubungan orang lain. Kalau dipikir-pikir aneh ya dulu jadi orang satu-satunya sekarang malah jadi orang nomer dua. Duh, begini amat cintaku ini.

Setelah aku tak mendengar suara apapun di sebrang aku mulai bertanya (lagi), “so, who am I?”

“You are the woman I love.”

“And Vania?”

“She is the woman that I’m trying to love,”

“oh well, aku selingkuhan kamu kalau begitu. Status kamu mencintai aku nggak ada apa-apanya dibanding status Vania,” Ucapku dengan mulai mondar mandir di kamar.

Once again, we are not having affair, Malka!”

“Jadi kamu anggep aku ini apa?” aku masih keukeuh dengan pertanyaan ini sampai dapat jawaban yang memuaskan.

“Calon istri.”

His PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang