[9]

1.7K 168 14
                                    

Gara

"Aku nggak akan pernah ngelepasin kamu, Ka," ujar Gara.

"Kenapa? Bukannya jalan kita masih panjang? Kita baru aja masuk kelas dua SMA , Gar."

"Karena aku nggak akan ngelepasin apa yang udah aku dapat dengan susah payah," kata Gara sambil tersenyum.

"Sesulit itu kamu dapetin aku?"

"Iya Malka, kamu pernah denger kalau seseorang udah ngerasa klik pada saat pertama kali ketemu itu artinya jodoh?"

Aku mengelengkan kepalaku, "Kata siapa itu?"

"Kata aku, sayang..."

Aku tertawa.

Kami tertawa. Tawaku terhenti. Gara mencium keningku. Menggenggam tanganku erat.

"Pegang janji aku."

***

"Happy 23, Malka," ujar Gara yang tiba-tiba entah dari mana.

Ah iya, hari ini tanggal 23 hari di mana Gara berhasil menyatakan cintanya. tak kerasa udah enam bulan.

"Selamat tanggal 23 juga, Gara."

Gara memelukku erat dan berbisik, "

I love you, Malka"

***

"So, this is our goodbye, Ka,"

Setelah pertengkaran hebat seminggu ini akhirnya kalimat itu terucap juga dari mulut Gara. Aku yang berselimut emosi hanya bisa tertawa.

"Ini yang kata kamu nggak akan ngelepas aku? Lucu sekali kamu Gara,"

"Apa yang bisa dipertahankan kalau kita kerjaannya berantem nggak jelas gini?" nada bicara Gara mulai tinggi.

"Capek aku capek ngadepin keras kepala kamu. Kamu nggak berusaha mengerti sama keadaan," pertahananku roboh, air mata yang sedari tadi tahan akhirnya jatuh.

Gara hanya diam menatapku membiarkan aku menangis tanpa berusaha meredakan tangisku. Ia terpaku.

Gara mencium keningku, "Goodbye, Malka."

Selanjutnya aku hanya melihat punggung Gara menjauh keluar dari rumahku.

***

"Sadar, Ka!"

Aku merasakan tubuhku digoncang-goncang. Aku membuka mataku dan melihat wajah Luffy sedang menatapku cemas.

"Aku ketiduran, ya?" tanyaku sambil menatap sekeliling. Kami berada di pinggir jalan sepertinya Luffy menepikan mobilnya.

"Kamu mengigau, Malka," wajah Luffy terlihat cemas bercampur marah. Apa yang terjadi?

"Apa yang aku ingaukan, Fy?"

"Gara," rahang Luffy mengeras ketika mengucapkan nama Gara.

Gara? Oh my! Potongan potongan mimpi tersebut kembali datang. Ya Tuhan bagaimana mungkin aku bisa memimpikan lelaki itu lagi? Apalagi sambil mengigau. Mati kau Malka!

"Oh," hanya itu yang mampu terucap dari bibirku.

Luffy hanya diam menatapku. Wajahnya terlihat frustasi tapi tetap tak mengatakan apapun. Luffy menghela napas panjang dan mulai menjalankan mobil. Mati kau Malka, Luffy marah besar!

"Fy..."

Tak ada jawaban.

"Aku nggak tahu kenapa aku bisa mimpiin Gara apalagi sampe ngingau gitu. Sungguh itu di luar kuasa aku."

"Pengaruh Gara ke kamu masih tetap sama ya, Ka?" tanyanya.

Pengaruh? Maksudnya detak jantung saat bertemu tadi? Oh no, Luffy terlalu mengenalku.

"Kamu tahu jawabannya. Fy. Tapi, sekarang aku sama kamu nggak ada yang mesti kamu khawatirin," kataku mencoba menenangkannya meskipun aku sendiri tak yakin dengan apa yang aku katakan.

"Kamu emang milik aku dan akan menjadi milik aku," katanya tegas.

Ya ampun Fy kalau bukan dalam situasi begini aku pasti udah kegirangan denger Luffy ngomong gitu. Ya ampun calon suamiku.

"Tapi masalahnya Gara datang, Ka. Dia di sini!" teriaknya frustasi.

Lidahku kelu tak tahu harus menjawab apa. Jujur jika ini mengenai Gara tak ada yang bisa aku sangkal karena Gara ternyata masih memberikan aku efek yang sama.

"Dia di sini sedangkan aku nun jauh di sana," Luffy masih saja mengoceh tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

Kenapa situasi jadi begini, sih? Dari mulai jadi selingkuhan sampai Gara yang tiba-tiba muncul.

"Aku mesti gimana, Ka?" kata Luffy pelan malah hampir tak terdengar.

Aku terpana mendengar pertanyaan Luffy tak menyangka bahwa ternyata lelaki ini masih sangat mencintaiku. Mendadak air mataku berlinang. Terharu.

"Gara masa lalu, Fy," kataku dengan mantap.

Aku mencintaimu, Fy.

Luffy meminggirkan mobilnya. Dia menatapku dengan dengan ekspresi yang tak bisa aku jelaskan. Antara senang campur khawatir entahlah ekspresinya aneh.

Tangannya menarik tanganku menggenggamnya dengan erat, "Yakin Gara hanya masa lalu?"

Untuk orang yang mengenal dengan baik kisahku dengan Gara maka wajar jika Luffy tak yakin dengan apa yang aku katakan.

Aku mengangguk mantap. Lihat bagaimana mungkin aku tak yakin dengan dia yang telah menunjukkan kalau-ia-sangat-mencintaiku ini.

"I love you, Malka," Luffy menariku ke dalam pelukannya.

"I love you too, Luffy Atmaja," aku membalas pelukan Luffy lebih erat untuk menikmati betapa menyenangkannya perasaan ini.

Luffy melepaskan pelukannya, "Dengar, meskipun aku jauh bukan berarti aku lepas mata akan kamu ya. Aku punya banyak mata-mata di sini,"

Huh, mulai deh diktaktornya.

"Lalu, kamu dengan Vania gimana?" tanyaku skeptis.

"Jangan mulai lagi. Kita baru aja romantis," kata Luffy mulai menjalankan lagi mobilnya.

Nasib-nasib punya calon suami begini.

***

You received one message

How's life, Ka?

x- Gara

+6281238888

Sial!


hai! *dadah dadah ala miss universe*

semoga suka ya. mohon maaf kalau ada typo dan deskripsinya yang kurang gimana gitu hehehe.

happy reading!

His PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang