Asrama putri kamar Umu Salamah
Kairo baru saja pulang dari minimarket, di dalam kamar sudah berkumpul para calon pengurus yang akan dilantik besok pagi.
"kai sini....." teriak Tiara sambil melambaikan tangannya
Kairo segera bergabung dengan teman-teman yang lain. Rencana nya saat ini akan diadakan musyawarah pemilihan bagian-bagian kepengurusan. Sebenarnya, pemilihan ini sudah dilakukan oleh para dewan asatidz dan asatidzah, namun Tiara tetep keukeuh untuk memusyawarahkan kembali dengan para teman-temannya, dikhawatirkan banyak yang tidak setuju. Jumlah pengurus tahun ini sebanyak 40 orang, terdiri dari bagian-bagian seperti bagian keamanan, kebersihan, pengajaran, olahraga, Bahasa, kesehatan, perpustakaan, penerimaan tamu, dan kesejahteraan santri. Tiara pun mulai membacakan masing-masing bagian dengan nama pengurusnya. Ketua akan dipimpin oleh Tiara sendiri, wakilnya adalah Sarah, sekertaris nya Adawiyah untuk Bendahara di pegang oleh Diana. Sementara Kairo bertugas sebagai ketua bagian pengajaran.
Dirasa para pengurus setuju dengan keputusan dewan asatidz, selanjutnya Tiara memberikan instruksi mengenai pelantikan besok, semua harus memakai seragam yang sama yaitu baju kebangsaan almamater mereka, pelantikan dilaksanakan di Aula besar pukul 8 pagi. Besok akan menjadi hari yang bersejarah bagi mereka selama tinggal dipondok ini, mereka akan disumpah di atas kitab suci Al-Qur'an agar menjalankan amanat dengan sebaik mungkin. Pelantikan ini tidak hanya untuk pengurus putri, pengurus putra pun akan dilantik bersama-sama besok. Setelah acara pelantikan, masih ada pr besar untuk mereka yaitu penyusunan program kerja.
Para pengurus ini pun mulai meninggalkan kamar Umu Salamah untuk selanjutnya bersiap sholat Dzhuhur berjamaah, tersisa hanya sebagian pengurus yang memang menetap di kamar ini.
"gimana rasanya jadi ketua..." goda Kairo kepada Tiara
"ini pundak kayak ada batu guedeee...berat banget...encok nih badan..."Tiara tertawa atas jawabnnya sendiri
"kanebo kering..."ejek Kairo
"hehe...kalau di tengah jalan tiba-tiba Tiara khilaf, tolong nasehatin Tiara ya..."
"sip...jangan lupa minta nasehat juga sama Romo Kiayi sama umi nyai..."
"every day atuh itu mah...."
Mereka bergegas menuju masjid untuk sholat Dzuhur berjamaah, walaupun suara adzan belum terdengar dengan sigap Kairo mempersiapakan diri menuju masjid lebih cepat. Ia sadar bahwa ia sekarang pengurus bagian pengajaran yang mengharuskannya standbye di masjid....
***
Hari besar itu pun datang...
Sama seperti acara debat kandidat yang diadakan seminggu yang lalu, hari ini tak kalah ramenya. Para santri putra terlihat memasuki area santri putri dan berjalan menuju aula besar. Sementara santri putri sudah duduk di kursinya yaitu di lantai 2. Para pengurus sudah standbye di belakang panggung. Semenjak malam para pengurus baru ini sudah melakukan gladi bersih. Mereka tampak cantik dan anggun memakai gamis berwana biru dongker dan kerudung putih. Sementara para pengurus santri putra yang baru memakai sarung berwana biru dan koko berwarna putih tak lupa peci hitam menghisi kepalanya.
"masya Allah...ketua kita cantik banget..." kairo memuji Tiara
"yang muji lebih cantik...aslina tiara enggak boong..."tiara mencubit pipi kairo
"aduh...sakit...tuh kan jadi merah pipinya..."ringis kairo sambil berkaca memegang pipinya
"justru bagus, jadi enggak perlu pake blush on ha...ha..."
Diana menghampiri Tiara dan kairo...
"ning....hayu udah mau brifing sama ust Rizal...ditunggu di ruangan belakang aula..."
YOU ARE READING
Antara Riyadh dan Kairo
Novela Juvenilkeinginanku ingin sekolah di negeri Piramida, apakah aku bisa...? sedangkan aku hanya putri dari seorang buruh cuci pakaian santri... -Kairo- keinginanku ingin sekolah di Haramain...seperti para ulama bangsa -Riyadh- kisah ini tentang kehidupan in...