Pahlawan Selasa

341 29 0
                                    

Selasa pagi, Asrama putra

Para santri putra bersiap melaksanakan apel pembuka. Apel ini biasanya dilaksanakan ketika awal semester baru, ketika para santri selesai liburan. Waktu baru menunjukan pukul 6 pagi, banyak para santri sibuk dengan jatah makanannya, rencananya apel awal semester ini akan digabung dengan santri putri di lapangan utama kali ini bertempat di area pondok putra.

Dengan tergesa-gesa para santri putra melahap makananya, mereka tidak ingin terlihat terlambat dihadapan santri putri.

Beberapa santri putra sudah terlihat memasuki area lapangan, kebanyakan dari kelas –kelas rendah, jangan harap kelas tinggi akan rajin berbaris, apalagi para muallim yang terlihat santai, sampai-sampai ust Rizal sudah berteriak menyuruh ke lapangan.

Selang beberapa menit, terlihat rombongan santri putri dipandu ustadzah Halimah dengan neng Nada yang mengekor, ustadzah Maemunah, ustadzah Latifah dan ustadzah-ustadzah lain yang bertugas mengawasi para santri putri dibantu oleh para pengurus.

Terik matahari menghiasi pagi menjelang siang, walaupun belum terasa panas, namun semburatnya sedikit menyilaukan mata. Para santri baik puta maupun putri terlihat paripurna berbaris menghadap mimbar yang akan diisi oleh Romo Kiayi, disampingnya berdiri para dewan guru. Tak lupa para petugas apel sudah mengisi pos nya masing-masing. Yang menjadi pemimpin apel tidak lain dan tidak bukan adalah Rois santri, Riyadh. Sementara pembawa acara adalah Tiara dan Adawiyah. Sedangkan kairo mengawasi para santri putri di belakang barisan bersama anggota PMR dikhawatirkan ada yang tiba-tiba tidak enak badan atau pingsan.

Tepat pukul 7.30 apel dimulai, mula-mula laporan pemimpin apel, disusul dengan pembacaan sholawat dan yang terkahir adalah sambutan dan nasehat Pembina apel yaitu Romo Kiayi.

Nasehat dan sambutan pak kiayi, banyak menyinggung soal peraturan pondok, rupanya masalah penyitaan handphone sudah terdengar oleh romo Kiayi, dan yang lebih mencengangkan, ternyata kasus penyitaan hp juga terjadi pada santri putra. Selain peraturan pondok juga Romo kiayi membahas persiapan para Muallim dan Muallimah yang akan melaksanakan program Nihai atau program akhir pondok sebelum lulus, program tersebut yaitu, praktek mengajar, ujian komprehensif, ujian pondok dan ujian nasional. Wajah-wajah kurang bahagia terlihat pada santri kelas akhir, semester ini akan menjadi semester panjang bagi mereka, namun setelah ujian –ujian terlewat, mereka akan lulus dan diwisuda.

Sebelum pembubaran barisan, ust Farid mengumumkan beberapa pengumuman, salah satunya adalah dikumpulkannya santri kelas 6 atau para muallim dan muallimah untuk berkumpul di aula kecil. Sementara santri lain kembali ke kelas masing-masing untuk memulai pelajaran.

Kairo saat itu berada di kelas yang bertempat di belakang barisan, beberapa santri putri ada yang tidak enak badan bahkan ada yang pingsan ketika apel berlangsung. Ia bersama dengan Nuraida bagian kesehatan dan beberapa anggota PMR lainnya.

"kai..temenin nur dulu ya..kayaknya bagian kesehatan lainnya sudah ada yang pulang ke asrama putri....tunggu santri yang pingsan siuman..."

"hem...ya sudah kairo tunggu nur..."

Tersisa satu santri yang pingsan dan dua santri yang terlihat pusing. Setelah santri yang hanya pusing saja sudah mendingan, petugas PMR memapahnya untuk pulang ke asrama putri.

"coba kasih kayuputih lagi nur...dari tadi belum sadar-sadar...apa tidur ya...?"

Nuraida mencoba memberikan kayu putih pada santri yang pingsan, terlihat santri itu menggeliatkan badannya namun matanya belum terbuka...

"coba kairo pijit-pijit kakinya ya..."

Kairo mencoba cara kedua, ia pijit-pijit kaki santri yang pingsan, kali ini sedikit berhasil, mata santri itu perlahan terbuka...

Antara Riyadh dan KairoWhere stories live. Discover now