Kamis pagi, peserta lomba sudah berkumpul di depan gerbang asrama putri. Mereka akan berangkat menuju Cirebon menggunakan bus pondok. Terdiri dari 8 orang santri dan 3 orang pembimbing. Kairo dan peserta perempuan yang lain sudah naik ke dalam bus, Kairo duduk bersama Hasna, sementara Tiara duduk bersama Fatimah dan ustadzah Maemunah duduk bersama Ghaida. Setelah 10 menit menunggu, para peserta laki-laki tiba di mobil.
"assalamualaikum...maaf menunggu lama...tadi ada sedikit kendala" gus Yusuf mengucap salam dan meminta maaf karena keterlambatan rombongannya.
Riyadh kemudian duduk di sisi sebelah kanan di samping kursi Hasna, ia duduk dengan Haidar. Haidar ikut karena ia merupakan tim redaksi majalah pondok, ia bertugas sebagai dokumentasi. Gus Yusuf duduk dengan ust Rizal di samping tempat duduk ustadzah Maemunah, sementara Fahmi dan Aziz duduk di belakang Riyadh dan Haidar. Sebelum mereka berangkat terlebih dahulu gus Yusuf memimpin doa untuk keselamatan dan untuk kelancaran perlombaan.
Jarak antara pondok pesantren dan tempat perlombaan sekitar 3 jam perjalanan, suasana bus nampak tenang, Kairo masih dengan aktivitas murojaah al-Qur'annya, kali ini ia menggunakan al-Qur'an yang diberi pinjam oleh gus Yusuf. Sedari tadi Riyadh mencoba mencuri pandang melihat Kairo, namun terhalang oleh adiknya...
Tiba..tiba,,,
"na..." panggil Tiara pada Hasna
"iya ka ada apa..?" jawab Hasna sambil berbalik ke arah belakang karena Tiara duduk di belakangnya.
"boleh gentian duduknya..? sebentar aja...ada yang mau dibicarakan sama Kairo..." pinta Tiara
"oh..boleh ka..silahkan..." Hasna segera menukar tempat duduknya dengan Hasna
Setelah duduk di samping Kairo, Tiara mulai berbisik pada Kairo, suaranya ia pelankan sekecil mungkin, hanya ia dan Kairo yang bisa mendengar...
"kai...."
"iya ada apa ning..."
Kairo beralih pandanganya menghadap Tiara, Tiara seketika mengambil Al-Qur'an yang ada digenggaman Kairo..
"eh...ini beneran dikasih abang ane..?"
"ssstttt....." Kairo berusaha meredakan suara Tiara "bukan dikasih, tapi dipinjemin..." Kairo menjelaskan
"eh tumben loh...ini Al-Qur'an kesayangan abang ane, bahkan ane aja enggak boleh minjem...apa jangan-jangan abang ane suka sama Kairo..."
"husshhh...jangan kenceng-kenceng..." Kairo mencubit tangan ning nya
"awwww....." teriak Tiara, semua yang ada di bus melirik ke sumber suara
"tuh kan....udah ah...Kairo mau murojaah lagi..." Kairo kemudian merebut kembali al-Qur'an yang ada di tangan Tiara. Tiara kembali berfikir, apa bener abang nya suka sama Kairo...
~
Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka tiba di tempat perlombaan, semuanya turun dari bus dan menuju meja panitia untuk registrasi dan daftar ulang.
Masing-masing peserta lomba menuju ruangan yang berbeda-beda berdasarkan nama perlombaanya....ketiga peserta lomba fahmil Qur'an berjalan menuju ruangan yang terletak di samping sebuah masjid, mengekor di ketiganya Haidar, ia akan mendokumentasikan lomba yang diikuti Riyadh terlebih dahulu. Setelah masuk ke sebuah aula kecil mereka duduk di kursi penonton untuk menunggu acara dimulai. Kairo kembali membuka catatan yang tertulis dibuku birunya, ia sudah merangkum beberapa materi tarikh.
"kalian sudah makan....?" Gus Yusuf bertanya pada ketiga santri bimbingannya...
"saya belum ustdadz..." Haidar tiba-tiba menjawab pertanyaan gus Yusuf...gus Yusuf pun sedikit tertawa
YOU ARE READING
Antara Riyadh dan Kairo
Teen Fictionkeinginanku ingin sekolah di negeri Piramida, apakah aku bisa...? sedangkan aku hanya putri dari seorang buruh cuci pakaian santri... -Kairo- keinginanku ingin sekolah di Haramain...seperti para ulama bangsa -Riyadh- kisah ini tentang kehidupan in...