Waktu cepat sekali berlalu, para santri pondok pesantren Darul Syifa sudah akan memasuki ujian Akhir semester Ganjil. Semuanya mulai mempersiapkan ujian yang biasanya dilaksanakan selama 3 minggu, minggu pertama merupakan ujian lisan, terdiri dari ujian hafalan Qur'an, ujian Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan membaca kitab kuning. Minggu kedua meruapakan ujian tulis kepesantrenan terdiri dari pelajaran pesantren seperti Balaghoh, Ushul Fiqh, Mutholaah, Bulughul Marom, Faroid dll. Sedangkan ujian minggu ketiga merupakan ujian sekolah, terdiri dari ujian tulis pelajaran umum, seperti matematika, Bahasa Indonesia, fisika, kimia, dll...
Para santri sudah mulai focus menghadapi ujian, mereka mulai murojaah pelajaran, menghentikan sementara ektrakulikuler, dan menata jadwal kegiatan yang rata-rata diisi oleh belajar, belajar, belajar. Walaupun terdengar menyeramkan dan menguras fikiran namun hikmah dibalik ini semua yaitu para santri menjadi bisa dan faham dengan pelajaran-pelajarannya, sebab ujian bertujuan untuk mengasah kemampuan santri. Selain mempersiapkan fikiran dan jasmani, para santri juga mempersiapkan jiwa rohaninya, mereka lebih intens lagi sholat tahajud, berserah diri kepada Allah, sebab usaha sejatinya harus diberengi dengan doa. Dan sampai saat ini tidak ditemukan santri yang sampai stress menghadapi ujian selama 3 minggu itu, karena mereka barengi dengan pendekatan secara spiritual dengan lebih mendekatkan diri kepada sang Robb untuk menenangkan hati mereka.
Kairo sudah beberapa hari ini sibuk dalam belajarnya, ia lebih sering di minimarket dan masjid, untuk ada di kamarnya hanya ketika akan tidur saja. Ia harus membagi waktunya seefisien mungkin, ia pun mencuri waktu belajar kala ia harus menjaga minimarket. Untuk membagi waktunya dengan baik, ia susun jadwal kegiatannya sedetail mungkin, mulai dari jadwal ke masjid karena ia bagian pengajaran, jadwal hafalan Qur'an dan setoran kepada ustadzah Maemunah, jadwal belajar pelajaran umum dan kepesantrenan juga jadwal menjaga minimarket. Sejauh ini tidak ada kendala dalam mengatur jadwalnya ia pun merasa hal ini efektif, perlahan materi-materi pelajarannya hampir sebagian besar sudah ia kuasai.
Ujian pun dimulai....
"hari ini ujian pertama tahfidz kan ya...? Yang nguji katanya bukan ustadzah Maemunah...gimana dong...?" Diana uring-uringan kepada teman-teman di kelasnya
"yang bener....?" Sontak hampir rata rata yang mendengar ucapan diana menjawab
"iya...jadi kan harusnya ustadzah Maemunah nguji kita, tapi katanya beliau nguji kelas 4, soalnya yang biasa nguji kelas 4 ustadzah Latifah izin mau pulang kampung dulu..." Tiara memperjelas
"pulang kampung...? Kok tumben banget ustadzah perizinan pulang kampung...? Ini pasti ada yang mau lamar...hehe..." celoteh Nada
"haha...sok tempe..., ustadzah Latifah pulang because karena ada temen nya yang mau nikah..." tiara kembali memperjelas
"oh...." Nada ber oh...ria dengan raut muka yang memerah karena malu
"padahal enak banget kalau sama ustadzah maemunah..." zahwa menjawab dengan raut kecewa
"jadi siapa yang nguji kita ning...." Kairo bertanya pada tiara, karena pasti tiara tau orangnya.
"abang ane...." Jawab tiara
"yang bener...." Semua temen-temen tiara terkaget...
"ya Allah...ini cobaan apa sebuah hadiah....gus Yusuf mau nguji kita, jamin ane gak bakal konsen hafalannya" celoteh Gina dengan senyum yang mengembang...
"ye...kalian kagak tau aja sifat abang ane, ttssaaadiiiizzzzz" jelas Tiara
"yang bener nih...? Tapi bisa sekalian cuci mata eh...." Zahwa ter kekeukeuh
"hush...hafalannya ilang loh..gak boleh kayak gitu..." Kairo menimpali
"haha...iya-iya ustadzah Cleopatra..."zahwa mencubit Kairo dengan gumushh...
YOU ARE READING
Antara Riyadh dan Kairo
Teen Fictionkeinginanku ingin sekolah di negeri Piramida, apakah aku bisa...? sedangkan aku hanya putri dari seorang buruh cuci pakaian santri... -Kairo- keinginanku ingin sekolah di Haramain...seperti para ulama bangsa -Riyadh- kisah ini tentang kehidupan in...