Kairo berjalan menuju kedai tempat gus Yusuf dan ust Rizal ngobrol, ia melihat gus Yusuf yang sedari tadi menelepon seseorang....
"ust...."sapa Kairo
"ya ampun Kai...ini ust telepon kamu berkali-kali kenapa enggak aktif...?"
"astaghfirullah...Kairo lupa nyalain hp nya...maaf ust..."
"ya sudah yuk ke parkiran, ustadzah Maemunah udah nunggu kita.."
"iya ust..."
Mereka kemudian bertemu ustadzah Maemunah di parkiraan dan meluncur menuju pondok tahfidz ustadzah Maemunah...
~~
Hari terakhir Kairo di pesantren tahfidz ustadzah Maemunah, ia sudah pamit pada teman-taman barunya, para guru, dan pak Kiayi...jam menunjukan pukul 2 siang, ustadzah Maemunah bersiap untuk mengantar gus Yusuf dan Kairo menuju stasiun. Gus yusuf sudah mendengar kabar kalau Riyadh sudah tiba di stasiun...
Kendaraan yang dikemudikan ustadzah Maemunah membelah jalanan, untungnya suasana sedang tidak macet saat itu, beberapa menit mereka akhirnya sampai di stasiun Kediri.
Kereta yang ditumpangi Kairo mendapatkan jadwal keberangatan pukul 15.15 WIB, tinggal setengah jam lagi. Ustadzah Maemuah undur pamit untuk kembali ke pondok tahfidz...
"ya sudah, ustadzah pamit ya....hati-hati di jalan..."
"makasih untuk seminggu ini ustadzah, Kairo banyak dapet pelajaran yang berharga..."
"ya sudah....assalamualaikum..."
"waalikumsalam..."
Kairo memeluk gadis yang sudah ia anggap seperti kakanya sendiri, suasana haru pun terjadi, tak terasa air mata Kairo menetes...
"dih kok nangis, kayak yang mau ditinggal jauh aja..."
"ya kan emang jauh... jawa timur ke jawa barat jauh ustadzah..."
"ha..ha...ya sudah, sana masuk ke kereta nya udah ditunggu dua pengawal cakep...ha..ha..."
"astaghfirullah ustadzah...ya sudah...hati-hati di jalan, jangan ngebut..."
"iya..."
Ustadzah Maemunah berjalan menuju parkiran, Kairo mulai memasuki gerbong kereta, ia melihat dua pemuda yang duduk sedang sibuk dengan handphone nya masing-masing. Tempat duduk kereta yang ditumpanginya seperti tempat duduk yang ada bis-bis, Riyadh dan gus Yusuf duduk berdampingan, sementara Kairo duduk di depan mereka bersama seorang ibu-ibu. Kairo duduk di samping jendela kereta, sementara Riyadh tepat duduk dibelakangnya.
Kereta mulai berjalan. Kairo hanya diam memandang keluar jendela melihat pohon-pohon yang perlahan berlari menjauh. Sebisa mungkin ia tidak tidur, sebab iya sudah berwudhu dari pondok, ia berencana langsung melaksankan sholat ashar.
Jam menunjukan pukul setengah 5, setelah sholat ashar, ia hanya menyibukan diri dengan murojaah Qur'annya dan sesekali mengecek hp nya yang tidak ada apa-apa, ia hanya mengetik folder pesan, membaca ulang pesan-pesan yang masuk dan begitu seterusnya hanya untuk mengusir penatnya...
Tiba-tiba terdengar percakapan dua pemuda dibelakangnya....
"ust jadi lanjut S3...?" Tanya Riyadh pada gus Yusuf
Gus yusuf melirik pemuda yang ada di sebelahnya, ia kemudian tersenyum
"insya Allah, tapi ust belum izin sama romo Kiayi...oh iya kemaren kenapa enggak ikut dulu silaturahmi ke rumah...?"
"hem...jadwal keretanya lebih awal jadi enggak bisa ikut berkunjung ke rumah..." jawab Riyadh
"bukan karena masalah perjodohan kan..."gus yusuf sedikit mengeraskan volume suaranya, mata Riyadh beralih pada kursi yang ada di depannya
YOU ARE READING
Antara Riyadh dan Kairo
Teen Fictionkeinginanku ingin sekolah di negeri Piramida, apakah aku bisa...? sedangkan aku hanya putri dari seorang buruh cuci pakaian santri... -Kairo- keinginanku ingin sekolah di Haramain...seperti para ulama bangsa -Riyadh- kisah ini tentang kehidupan in...