Pesan Bibi Namirah

556 35 10
                                    


Minggu pagi asrama putra

Setelah tandziful Aam, para santri putra kembali pada rutinitas mingguannya, santai sehat. Area lapangan saat itu didominasi oleh pasukan khusus pramuka dan paskibra. Rupanya bulan depan anggota paskibra akan mengadakan seleksi untuk menjadi anggota pengibar bendera tingkat kabupaten pada acara proklamasi. Walaupun masih lama pelaksanaannya, namun sepertinya pihak panitia mempercepat seleksinya ditakutkan terpotong oleh bulan puasa.

Riyadh sedari tadi memperhatikan pasukan paskibra yang sudah memulai latihannya. Ingin rasanya ia ikut kembali berlatih baris berbaris di lapangan namun untuk saat ini, ia memberikan kesempatan untuk adik kelasnya, ia sudah terlalu sibuk, tidak ada waktu ikut lomba paskibra.

Teh manis panas yang kemungkinan sudah memudar kadar panasnya dan sebuah roti rasa coklat masih terlihat sempurna, Riyadh belum mencicipinya, padahal hidangan itu sudah ada dihadapannya sejak tadi. Ia sibuk menerawang menembus barisan para anggota paskibra terpesona dengan gerakan yang seragam dan terlihat tegas..

"woy..." haidar berhasil mengagetkan Riyadh

"astaghfirullah...kaget dar..., untung ane kagak punya penyakit jantung bawaan...."

"pagi pagi udah ngelamun aja...enggak baik.." Haidar duduk dan secepat kilat menggigit roti yang sedari tadi tidak diperhatikan yang punyanya

"woy...kenapa dimakan rotinya Haidar Azmi?"

"lah...dari tadi dianggurin...mubadzir tau..."

"serah dah..."

"oh iya ane mau nganterin kotak p3k ke pondok putri, ente mau ikut...?"

"oh..ketemu kotaknya...? dimana ketemunya...?"

"di UKS, ketimbun sama barang-barang...untung ketemu nih..bisa dicecer habis-habisan sama si Nuraida..."

"sama siapa ke sana nya...?"

"ane sama Diki, anak PMR..."

"kagak...ane kagak ikut deh...mau hukum anak-anak yg semalem bercanda pas muhadhoroh..."

"ya sudah..ane pergi dulu ya...jangan kangen..."

"prettt....sana pergi...udah izin sama ust Rizal...?"

"Diki yang izin, ane mana berani..."

"dasar....ya sudah...tuh Diki udah bawa kotaknya..." Riyadh menunjuk santri yang membawa 2 kotak p3k

Haidar berlalu dan bergegas menuju santri yang sedari tadi kewalahan membawa 2 kotak p3k sementara Riyadh menyeduh teh manisnya yang sudah menjadi dingin....

~~

Sedari tadi Kairo masih menunggu di luar minimarket, rencana umminya mau berkunjung ke pondok membicarakan soal bibinya. Suasana pondok putri terbilang sepi, setelah tandziful aam tadi, kemungkinan santri perempuan banyak yang menghabiskan waktunya di tempat cucian, saatnya mencuci baju yang menumpuk. Kairo sendiri sudah mencuci bajunya kemarin sore, ia mensiasatinya jika mencuci pagi ini bakal penuh dan sulit mendapatkan tempat...

Terlihat di depan gerbang umminya berjalan, kairo bergegas menghampiri. Setelah melapor kepada security yang berada di pos gerbang, Kairo mengajak umminya menuju tempat penengokan yang telah disediakan di samping minimarket, menurut peraturan pondok, orangtua yang menengok tidak diperbolehkan masuk lebih dalam, apalagi menuju area asrama.

"ummi sehat...?" Tanya Kairo pada umminya, tak lupa tangannya mengambur untuk mencium telapak tangan umminya

"Alhamdulillah...Kairo udah makan...?"

Antara Riyadh dan KairoWhere stories live. Discover now