Dia Adhit. Anak Pintar, Cool , tampan , Dingin dan Anak direktur dan pemilik Universitas yang kini tempatnya menjadi mahasiswa.
"Kak Adhit. Kamu ikut kelas Professor Hwang kan?" Tanya seorang fans wanita Adhit.
"Aku dapet ini dari senior senior yang ambil kelas itu tahun lalu." Ujarnya sambil menunjukkan buku catatan.
"Nih ambil kak!"
"Kamu harusnya simpen sendiri." Ucap Adhit tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
"Kak Adhit. Ini, minum aja" ucap fans wanitanya yang berbeda sambil memberi Adhit minuman kaleng.
"Nggak perlu, makasi" Tolak halusnya.
Adhit berjalan pelan melewati koridor sekolah dengan diikuti para fansnya , Saat sedang berjalan ia tidak sengaja melihat Feby.
"Ouuuu.. siapa ayah ibumu?"
"Kamu ganteng banget!" Kata Feby pada diri sendiri dari kejauhan.Dhit. Kenapa Feby dulu ninggalin kamu demi Orang yang menyedihkan kayak Rion "(
Feby yang sudah melihat nikmat Tuhan itu langsung berlari menuju Adhit yang baru saja akan melewatinya.
"Adhitama?"
"Kamu mau ke kelas ya?" Sapa Feby gugup.Namun, Adhit hanya diam.
Selepas kejadian memalukan itu , Zhell langsung menarik sahabatnya Feby ke lapangan outdoor jauh dari Tempat mereka bertemu Adhit.
"Apa kamu udah ga waras ya feb? Ha?"
"Apa mungkin kamu tiba tiba kesepian terus pingin kencan?" Ocehan zhell pada Feby.
"Kenapa?"
"Aku cuman seneng aja liat Adhit" elak Feby."Kamu bilang seneng liat dia habis malu maluin dia kemarin??"Ucap zhell tersenyum sinis.
"Apa?" Tanya Feby kembali bingung.
Dia mulai mengingatnya.
(1999 Go Back)
Malam hari saat Feby akan pulang kuliah.
Feby asyik mengobrol sambil berjalan bersama kedua sahabatnya, tiba tiba Adhit datang menghampirinya dengan memegang pergelangan tangan Feby.
"Kamu" Panggil Adhit datar.
"Pergi kencan sama aku." Ajaknya dengan datar.
"Nggak." tolak mentah Feby.
"Ha? Kenapa nggak? Beraninya kamu?" ucap Adhit heboh.
"Emm.. Keringatmu bau banget." Ejek Feby yang terlihat gila , Sangat gila.
Yang Feby dengar,
Apa?
kurang ajar!
woww...
Feby gila!
wow!
Gimana bisa?!
(1999 Back Off)
"Astaga!! Mustahil. Kapan aku kayak gitu.." ucap Feby mengelak.
"KEMARIN!!" Bentak Zhell.
"Kemarin kamu nolak dia karena bau , Hari ini kamu sapa dia karena suka." Ucap Zhell sambil tertawa.
"wah... kamu nakutin"
" Ya ampun, itu sebabnya dia kayak sakit hati. Aih!!! Kenapa aku bilang gitu sih?!" Ujar Feby khawatir.
"Gimana aku tau? Dia pasti bau soalnya abis olahraga, ih Kamu bener bener penakut sama kuman." Ledek Zhell.
"Bener emang gila aku aaaaa!" Ucap Feby sambil mengacak poni nya sendiri.
"Ummz bener. Kamu gila , Kamu aneh."
"Kamu sakit??" Tanya Zhell seketika.
"Iya" Jawab Asal Feby.
"Sakit jiwa." Ujar Zhell meledek.
Zhelline tertawa panjang dan suaranya pun sangat keras.
Feby hanya bisa tertawa kecil melihat ulahnya sendiri yang miris dan sangat membuatnya malu ini.
---
Oh ya ampun tolong jangan bangun dari mimpi ini,
Selamanya.Arion sampai dikampus dan berjalan menuju kelas melewati halaman kampus yang luas. Dia berjalan menikmati suasana kampus yang sama persis seperti dulu saat ia bisa benar benar merasakannya bukan hanya mimpi seperti sekarang.
Ia melihat lihat anak remaja kampus memakai pakaian yang seperti trend waktu itu.
Kejadian tak tersengaja terjadi , Arion bertemu dengan Feby di lobi Saat akan masuk ke kelas. Arion berjalan ke arah Feby dan menyapanya.
Tapi boong..
Rion melewati Feby begitu saja tanpa menoleh ke arahnya, Begitu juga Feby.
"Kenapa ini?"
"Apa ini berarti kita gak saling kenal lagi?"
"Wah.." ucap Rion pada diri sendiri dengan senyum kemenangan.
---
"Kayaknya Rion gak kenal aku deh?.."
"Aku gak bisa percaya ini. Semoga tetep kayak gini selamanya."
"Buat apa aku kenal Rion."
"Aaaa! Kenapa bisa aku suka sama dia dulu, ih."
"Aku dulu baik baik aja waktu belum ketemu sama makhluk itu."
"Dia kelihatan licik baget dari muda ternyataa." Ocehan panjang lebar kali tinggi Feby.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGAKUAN PASANGAN
RomantizmKisah Cinta remaja yang memiliki pesan kuat. Menikmati keindahan masa mudanya dan akhirnya memutuskan menikah. Rumah tangga yang Harmonis Harus bercerai karena kesalah pahaman kecil dan rela mengorbankan putra tunggal mereka. Mereka bermimpi untuk...