3.Awal tragedi

39.3K 2.4K 177
                                    

~🌹~

"Ih icha mah, gw ambil minum dulu ya? jangan ke mana-mana," Lusi beranjak dari sofa untuk mengambil minuman. Alisya yang tiba-tiba ingin buang air kecil pergi menghampiri Elisa yang sedang mengobrol dengan teman-temannya dan bertanya padanya.

"Oh toilet? Lo naik aja ke lantai dua. Nah, entar ada satu kamar di sana di dalamnya ada kamar mandi, kamarnya gak ada orang kosong kok," ujar Elisa.

Alisnya melangkah ke lantai dua dan memasuki kamar mandi di kamar tersebut.

Setelah kepergian Alisya seseorang menghampiri Elisa. "Sa ini Kay mabok, dia gak kuat minum," ujar pria yang bernama Bagas.

"Elu si pake segala kasih dia soju, dia kan gak kuat minum," sahut Aron yang juga ikut membopong Kayden.

"Ya ampun kalian kan gw udah melarang bawa minuman, gila ya kalian? Ya udah sana antar pulang!" ketus Elisa pada dua temannya ini.

"Yah ... Sa, Kay gak mungkin pulang kayak gini, bisa-bisa dia diusir sama bokap nyokap nya. Lo tau sendiri lah," ujar Aron.

"Ya udah baringin aja di sofa tadi"

"Ya kali Sa, yang lain gak kebagian tempat duduk, gk ada kamar apa? Lo kan nyewa ini club?" tanya Bagas.

"Ada si, di lantai dua sono"

"Oke"

"Dasar pembuat onar tu orang, ini Rava ke mana sih?" Elisa celingak-celinguk mencari kekasihnya.

"Rasa-rasanya ada yang ganjal deh, tapi apa ya?" Elisa bertanya pada dirinya sendiri pasalnya dia seperti melupakan sesuatu.

Tak berapa lama Alisya keluar dari kamar mandi dan mendapati kakak kelasnya yang bernama Kay itu memasuki kamar ini juga dengan wajah yang memerah.

Alisya ingin pergi dari sana dengan segera tetapi kakak kelasnya yang bernama Kay itu sudah menjatuhkan kepalanya di pundak Alisya.

Alisya kaget saat Kay mencekal tangannya kebelakang dan menjatuhkan diri mereka ke atas tempat tidur.

"Lo gila, lepas!" 

Teriakan Alisya sama sekali tidak membuat Kayden tersadar. Malah wajah merah padam dengan mata sayu itu menatap lekat manik mata Alisya yang ketakutan. Raut wajahnya seakan-akan mengekspresikan sesuatu yang tidak bisa ia bendung lagi.

Sepersekian detik ketakutan Alisya hilang saat melihat pahatan sempurna tanpa celah di depan matanya ini. Namun ia kembali sadar kalau saat ini ia sedang masuk ke dalam mulut singa. Alisya sangat berusaha keras mendorong dada kokoh Kayden, nihil, bahkan berat mereka tidak imbang. Bagaimana cara menyingkirkan pria besar di depannya ini.

Tangan Kayden mencekal kedua tangan Alisya ke atas. Siapa yang menyangka bibir ranum remaja yang tidak pernah disentuh ini dilumat habis oleh seorang pria yang sedang kehilangan kesadarannya. Mata Alisya membola, terkejut dengan kejadian tiba-tiba ini rasanya Alisya seperti disetrum untuk sesaat.

Satu persatu apa yang dikenakan oleh keduanya ditanggalkan oleh tangan Kay sendiri bersamaan dengan air mata Alisya yang terus mengalir dengan mulut terbungkam.

*****

Lusi yang sudah kembali dengan membawakan dua cup kopi di tangannya tidak melihat adanya Alisya di tempat tadi.

"Icha udah pulang duluan, masa sih?"

"Tau ah icha gw ngambek," Lusi mengambil tas selempangnya yang ada di atas sofa lalu berlalu pergi dari sana. Lusi memasuki mobilnya dan melaju pergi dari sana.

"Jadi Icha pulangnya sama siapa?"

"Dijemput abangnya kali ya?"

Lusi berpikir bahwa Icha sudah dijemput pulang oleh kakak lelakinya. Jadi, ia tidak mengkhawatirkan apapun.

Young Mom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang