43. family time

9.2K 691 79
                                    

Pagi harinya Senja mengajak Kayden berbelanja di mini market yang tidak terlalu jauh dari rumahnya dengan berjalan kakı.

"Kenapa gak mau pake mobil aja?" tanya Kayden pada Senja yang duduk dibahu Kayden.

"Biar sehat banyak gerak pa," jawab Senja yang sedang menyesap susu kotaknya.

"Ini mah papa yang capek, Senja. Mana jalannya banyak tanjakan, rumah kita lumayan jauh dari mini market," keluh Kayden.

"Gak apa apa, papa. Lagian siapa suruh papa bikin rumah ditengah hutan, Senja baru tau kita gak punya tetangga," celetuk Senja

"Karena papa perlu kawasan rumah gede," alasan Kayde, Senja tidak tau saja jika Kay dan Alisya dulu tidak tinggal di daerah yang jarang ada perumahan seperti ini maka mereka akan ketahuan dari dulu. Rumah Kayden dan rumah penduduk lainnya lumayan jauh jaraknya. Kira-kira tiga-sampai lima puluh meter dari gerbang rumah Kay, baru ditemui satu atau dua rumah penduduk lainnya.

"Buat apa?" tanya Senja lagi.

"Eeuh buat warisan!" ketus Kay yang membuat Senja tertawa.

"Tapi Senja ngerasa kayak tinggal di sebuah kastil pa, berasa kayak anak raja senja tuh," celetuk Senja.

"Inget ya nak, roda kehidupan itu berputar bisa jadi sekarang kita di atas besoknya kita udah di bawah. Jadi, sekaya apapun kita semewah dan sebesar apapun rumah kita jangan pernah ada sifat sombong di dalam diri kita. Jangan pernah membeda-bedakan kasta temen kita. Ingat ya Senja, kita itu gak perlu beli barang mewah hanya untuk menegaskan bahwa kita orang berada. Juga hati-hati pilih temen, kadang sebagian orang itu hanya melihat harta kita, ke populeran kita, makanya mau berteman sama kita. Jadi, Senja nanti kalo udah besar pilih temen yang benar-benar bisa dipercaya, setia dan berani negor kita saat kita salah," peringat Kay pada putranya panjang lebar.

"Pa, kita harus milih-milih temen ya? Bukannya semua orang boleh temenan sama kita?" tanya Senja polos yang baru saja mendapat siraman rohani.

"Harus! Kita harus memilah dalam berteman. Gak semua orang bisa kita temanin, Senja. Pilih mereka yang memiliki dampak positif bagi hidup kamu, mereka yang berteman dengan kamu karena tidak melihat kamu anak orang kaya atau bukan, mereka yang bener-bener bisa kamu percaya. Sekali kamu salah milih teman itu akan berdampak buruk bagi hidup kamu," jelas Kayden.

"Nah kan sampe, perjalanan panjang itu tidak akan terasa jika kita terus mengoceh pa," celetuk Senja saat gerbang besar rumahnya sudah tampak tidak jauh lagi.

"Jadi dari tadi kamu gak dengerin papa?" tanya Kayden sedikit berteriak pada Senja yang membuat Senja terkekeh.

"Dengerin kok, kan lagi di ajarin sama papa masa Senja gak dengerin," ucap Senja.

"Oiya kata mama nanti kita urus nama baru kamu, nama kamu diganti," ucap Kay saat pintu gerbang terbuka secara otomatis.

"Kenapa?" tanya Senja

"Dulu pas kamu lahir, papa sama mama belum siapin nama buat kamu jadi nanti papa mau ganti nama kamu biar lebih wah gitu," jelas Kayden yang terus berjalan melewati jalan setapak dihalaman rumahnya.

"Terua nama Senja nanti apa?" tanya Senja lagi.

"Abdullah Aqila Rajendra," jawab Kay.

"Ribet banget pah, terus nanti di panggil apa?" tanya Senja lagi.

"Rajendra atau Jen. Ah nanti juga yang udah kenal lama sama kamu manggilnya tetap Senja," jawab Kay.

"Pa, papa, Senja turun disini aja. Senja mau main di taman, Papa nanti ajak duo Lili ke sini ya?" Kayden menurunkan Senja dari pundaknya dan Senja langsung berlari kearah taman bermain yang ia minta kemarin.

Young Mom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang