18. bersama Farel.

21K 1.5K 15
                                    

Paginya Kay mengantar Alisya kerumah mertuanya sesuai permintaan Alisya kemarin, setelah itu ia berangkat lagi dengan Liana menuju sekolahnya.

"Assalamualaikum...ummi" Alisya menghampiri Sarah yang sedang menyirami tanaman ditaman.

"Waalaikumsalam eh Alisya" Sarah menghampiri Alisya yang berdiri didekat taman.

"Datang sama siapa nak?" tanya Sarah setelah memeluk Alisya.

"Tadi icha datangnya sama Kay, dia kan sekolah jadi gak mampir lagi" jawab Alisya.

"Ooh, yaudah masuk dulu yuk, pas banget kamu datangnya sekarang soalnya kakak kamu lagi milih rancangan undangan buat nikahannya" Sarah menuntun Alisya masuk kedalam rumah.

"Kak Leon ummi?" tanya Alisya sumbringah.

"Iya, kebetulan ada calon ipar mu juga" ujar Sarah saat mereka memasuki ruang tamu sudah ada Leon dan seorang wanita cantik berkerudung disebelahnya.

"Assalamualaikum" ucap Alisya pada Leon sambil merentangkan tanganya, Leon yang melihat Alisya langsung berdiri dan memeluk adiknya itu dengan sembringah.

"Pagi banget datengnya ada apa?" tanya Leon yang menuntun Alisya untuk duduk.

"Emangnya gak boleh, Alisya gak sekolah jadi sendirian dirumah suruh anter kesini deh" jawab Alisya sambil bersandar pada Sarah yang duduk disampingnya.

"Halo kakak psikiater" sapa Alisya sambil melambaikan tangannya.

"Bukan psikiater cha namanya Raina" ujar Leon sambil menunjuk calon istrinya.

"Halo kak Raina" sapa Alisya lagi, Raina hanya membalasnya dengan senyuman manis.

"Kalo gak salah kakak detektifkan ya?" tanya Alisya

"Iya dulu, sekarang saya sudah mengundurkan diri" jawab Raina.

"Kak Leon, kakak pinter banget deh cari istri" bisik Alisya pada Leon.

"Ah kamu bisa aja dek" ucap Leon sambil mencuit hidung Alisya.
"Kamu kok gembul banget sii" Leon mencubit pipi Alisya yang terlihat membengkak.

"Iiih gak boleh tau, sakit" Alisya melepaskan tangan Leon dan mengelus pipinya.

"Abang mana?" tanya Alisya pada Sarah.

"Abang kamu, palingan masih tidur, tadi malem dia begadang karena tugas kantornya" jawab Sarah sambil melihat kelantai dua.

"Icha bangunin ya"

"Kamu kan gak boleh naik turun tangga"

"Sekali gak apa apa lah mi, dah Icha bangunin abang dulu" Alisya menaiki anak tangan pelan pelan sambil memegangi gamisnya.

Sesampainya didepan pintu kamar Farel. Alisya langsung masuk tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu, terlihat abangnya yang masih tidur sambil berdengkur kecil diatas kasurnya.

"Abang !" Alisya berteriak ditelinga Farel membuat si empunya terlonjak kaget dan tak sengaja menepis perut Alisya.

"Aakh.." Alisya memegangi perutnya yang tak sengaja tersenggol oleh lengan Farel, membuat Farel panik dan sadar seketika.

"Icha, kam kamu gak apa apa " Farel menghampiri Alisya.

"Aduh..." ringis Alisya memegangi perutnya, sambil mengintip ekspresi kekhawatiran Farel, sebenarnya perutnya tidak terlalu sakit ia hanya ingin mengerjai Farel.

"Cha aduh gimana ini, Ummii" teriak Farel memanggil Umminya ia sangat khawatir jika terjadi apa apa dengan adiknya.

"Ppfftt...phahahahaha..ahaha kena lo bang" Alisya tertawa melihat khawatirnya Farel.

Young Mom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang