12. Keraguan.

25.2K 1.9K 29
                                    

❤(ӦvӦ。) 

----

Saat sedang asik mengobrol dengan Lisa dan juga Yeni ditaman samping rumah, tiba-tiba Kay datang dan mengajak pulang Alisya.

"Icha ayo pulang, ummi sama bunda lagi mampir ke rumah" ucap Kay yang berdiri dipintu pembatas taman dan rumah.

"Sekarang?"

"Iya"

"Maaf tante sama kak Yeni. Alisya gak bisa lama-lama" Alisya bangkit dari duduknya.

"Tante Kay pulang dulu, nanti kapan kapan Kay main lagi kesini" Kay menghampiri Lisa dan mencium tangannya diikuti oleh Alisya.

"Bawa Alisya ya" ucap Yeni.

"Iya kak"

"Ayok aku antar kedepan" Yeni mengantarkan Alisya dan Kay sampai kedepan pintu dan mobil Kay berjalan membelah jalanan.

Didalam mobil, Alisya sedang kelabakan mencari bantal lehernya.

"Dimana" Alisya mengobrak abrik barang yang ada dijok belakang.

"Tadi aku lempar kesini kok" ucap Alisya yang mulai frustasi, Kay yang melihat itu menghentikan mobilnya dan memeriksa bagian belakang mobil, dan kembali masuk mobil.

"Makanya tarok yang baik, jangan asal lempar" Kay memberikan bantal leher merah jambu Alisya padanya dan kembali menjalankan mobilnya.

"Iya..." Alisya mengalungkan bantal lehernya.

"Mau beli susu, mumpung lagi lewat market nih?" tanya Kay yang melihat ada supermarket didepan.

"Gausah susu dirumah masih banyak kok" jawab Alisya, berbicara soal susu, Alisya jadi teringat ucapan Yeni tadi.

"Kak.."

"Hm?"

"Icha takut"

"Kenapa?"

"Nanti...gimana kalo icha gak bisa jadi mama yang baik, kan icha masih enam belas, nanti gimana kalo anaknya diganggu sama orang, atau gangguin orang?" tanya Alisya.

"Kamu lupain aku ya...aku kan papanya nanti kita sama sama ajari dia, nanti juga pasti dibantu sama ayah sama bunda sama umi"

"Iya...tapi sebenernya Alisya belum siap lahiran, icha takut, apalagi kalo kena jarum suntik, aduh auto pingsan akutu" Alisya mulai menggigit kuku jarinya.

Kay terdiam cukup lama, jika Alisya membecarakan tentang ini, ia kembali teringat salahnya." maafin aku ya" Kay terlihat sedih sekarang.

"Eh?...jangan sedih begitu dong, udah terjadi, Alisya cuma bilang Alisya takut, bukan mau ngungkit salahnya kakak lagi"

"Iya...tapi tetep aja salah aku"

"Denger ya. Yang berlalu biarlah berlalu, yang terjadi gak bisa diputar lagi supaya gak terjadi, Alisya gak suka kakak kayak gini terus tiap kali Alisya curhat tertang ini, kakak jangan gini terus, Alisya juga sedih ni, jangan diingat lagi yang dulu, Alisya udah ikhlas" Alisya membuka kaca mata yang bertengger dihidungnya dan menyapu air matanya, ia tak mau tau apakah kata kata yang ia ucapkan itu berhamburan dan tidak jelas.

"Hey, jangan nangis " Kay menyusap pipi Alisya dengan satu tangannya.

"Kakak sih"

🌳🌳🌳

Sekarang Alisya, Wulan dan Sarah sedang duduk diruang tamu, sedangkan Kay, Leon dan Farel sedang diruang tv.

Para wanita diruang tamu sedang berbagi kabar dan bercerita juga memberikan nasehat lain pada Alisya sedangkan diruang tv.

"Lo ngelakuin sama adek gw ya, kok Alisya bisa hamil?" Farel menatap Kay nyalang.

"Enggak kok, kita aja tidurnya pisah ranjang" jelas Kay.

"Ah..mungkin karna hari itu, Alisyanya yang lagi subur atau kecebong lonya yang kuat" celetuk Leon, ini kok bicaranya jadi vulgar gini sih?.

"Hah...pokoknya lo harus jagain Alisya sama calon ponakan gw, kalo sampe lo kepergok pacaran sama cewek lain sama gw, awas lo" ucap Farel lagi.

"Apaan sih rel, dia itu suaminya, gue juga percaya dia gak bakal gitu, yakan Kay" Leon menepuk pundak Kay. Kay hanya bisa mengangguk pasrah, Leon lebih mengerikan saat tersenyum dibandingkan Farel yang marah marah.

"emang kita gak bisa akur, bang" celetuk Kay.

"Tau tuh lo Rel, dia itu suami adik lo, adik ipar lo, gak boleh gitu loh"

"Gw gak bisa akur sama lo sekarang, kapan kapan aja" ketus Farel, lalu berjalan keluar.

"Maklum ya, dia emang gitu sayang banget sama Alisya" Leon menepuk-nepuk pundak Kay lalu ikut keluar.

Kay tak banyak berbicara, ia hanya mengikuti Leon yang keluar menuju ruang tamu.

"Jadi kak Leon mau nikah?" tanya Alisya sumbringah.

"Iya cha, sama kakak cantik itu loh" ucap Sarah.

"Aaah...yang psikiater itu ummi?" Sarah dan Alisya sedang menggoda Leon yang sekarang tersipu malu.

"Bukan...itu mah punya abang kamu, yang detektif itu loh"

"Ummi apasih" cetus Farel.

"Wah...beruntungnya Sarah, anak anaknya pengusaha sukses calon menantunya juga punya profesi, satunya psikiater satunya lagi detektif" puji Wulan pada calon menantunya Sarah, Alisya yang mendengar itu hanya tersenyum simpul.

"Menantunya bunda juga hebat dong" celetuk Kay.

"Iya dong, pasti" jawab Wulan semangat dan mengedipkan sebelah matanya pada Alisya, Alisya yang melihatnya makin tersenyum senang.

Ternyata ia tidak sedang dibandingkan seperti yang ia pikirkan.

Typo...

Agak ngelantur.
Segini dulu ya, Author lagi kekurangan kata kata, bentar.

Semoga harimu menyenangkan.

Oiya jangan lupa vomentnya, banyak yang baca tuh kayaknya 💕😂

Young Mom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang