25. Bayangan kejahatan.

15.4K 1.1K 5
                                    

Pagi pagi sekali, Alisya sudah terbangun oleh suara tangisan bayi yang ada disampingnya padahal ia baru saja tidur selama tiga jam.

Setelah selesai menenangkan Senja Alisya pergi kekamar Liana dan juga Kayden untuk membangunkan mereka.

Setelah itu Alisya memasukan buku buku Kay kedalam tasnya, menyiapkan baju seragamnya dan turun kebawah untuk membuat bekal Liana.

"Cha...liat jepitan aku gak?" tanya Liana yang sudah selesai mandi.

"Jepitan yang gimana?" tanya Alisya yang sedang sibuk dengan masakannya.

"Yang itu, yang baru aku beli kemaren, yang warnanya kuning" jelas Liana.

"Kenapa gak pake konde, kayak biasanya, tumben rambutnya digerai" tanya Alisya.

"gurunya marah aku pake konde, katanya bahaya ntar ketusuk mata orang gimana, gitu" jelas Liana.

"Ooh, coba deh cari di...ruang tamu" ucap Alisya. Liana langsung menuju ruang tamu dan kembali lagi oada Alisya.

"Ada cha, makasih ya" ucap Liana sambil memeluk Alisya.

"Iya sama sama" jawab Alisya.

"Kamu gak perlu masakin aku bekal padahal, tiap hari dimasakin, kan ada pembantu" ujar Liana.

"Dapur itu daerah aku tau, lagian makanan diluar itu gak sehat Lia" jelas Alisya.

"Lo perhatian banget sih sama gw, aaaah tambah sayang, tau gak sih bahkan mama gw gak kayak gini sama gw, lo udah kayak nyokap gw sa"

"Kok jadi melow gini sih, sana siap siap, rambut belum kering baju belum dipakai, buku belum dimasukin kedalam tas, seragamnya udah disetrika belum?" ucap Alisya memecahkan suasana haru ini.

"Udah bos, baju nya lagi disetrika sama mbak Uci, yaudah kalo gitu aku ke atas dulu ya,semangat mama!" Alisya tertawa melihat perlakuan Liana yang seperti anak kecil itu.

🌳🌳🌳
Setelah Liana dan Kayden berangkat kesekolah, Alisya bersiap ingin pergi ke mini market terdekat untuk membeli sabun mandi Senja yang sudah habis.

"non, biar mbak aja yang pergi ya, tadi pas mbak pergi kekebun belakang untuk ambil sayuran, mbak liat kayak ada orang mencurigakan gitu non dibalik pagar belakang" jelas Uci khawatir.

"mungkin Cuma orang yang kebetulan lewat mbak, gak apa apa" ucap Alisya sembari memegang tangan Uci.

"tapi non, kediaman kita ini kan luas terus jauh dari jalan, dibelakang itu juga gak ada rumah non, adanya Cuma bangunan tua mana mungkin orang lewat jalan sana" Uci mencoba menjelaskan ke khawatirannya pada Alisya.

"udah, gak ada apa apa mbak, makanya jangan sering sering kebelakang, angker loh" ucap Alisya yang mencoba mencairkan suasana.

"gak non kalo non pergi, mbak juga ikut pergi"

"yaudah deh, iya iya ayok, bibi nanti kalo senjanya nangis kasih asinya ya ada didalam kulkasnya senja" Alisya pasrah dengan sikap Uci yang kelihatan sangat mengkhawatirknnya.

Alisya mengeluarkan salah satu mobil milik suaminya, ia memang bisa membawa mobil karena sudah diajari oleh kakaknya dulu.

Alisya dan Uci keluar dari pekarangan rumah menuju mini market terdekat, tak berselang lama mobil Alisya berhenyi didepan sebuah market.

"non, biar mbak aja yang belikan ya, non tunggu disini aja"

"gak apa apa mbak, Alisya bisa sendiri kok"

"yaudah atuh non hati hati" Alisya mengangguk dan segera keluar dari mobil menuju mini market yang ada didepannya, Uci menantikan harap harap cemas ditempat duduknya, entah kenapa perasaannya tidak enak jika harus meninggalkan Alisya sendirian.

Tak berapa lama Alisya keluar dari mini market itu dengan menenteng satu kantong kresek, ia tak menyadari ada seseorang yang hendak menculiknya dari belakang, tiba tiba punggungnya dipukul membuat ia kehilangan kesadarannya dan terjatuh didalam pelukan pria yang mencelakainya tadi.
Uci yang melihat itu langsung keluar dari mobil dan menghampiri Alisya, namun Alisya sudah terlebih dahulu dibawa dengan mobil oleh orang tadi.

"tuh kan bener, nyonya gak percayaan sih sama mbak, aduh ini sekarang gimana" Uci kalang kabut ditempatnya, ia langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Kay.

Di sekolah, kay yang sedang mengerjakan tugasnya dikantin bersama dengan temannya menerima panggilan masuk dari pembantunya dan langsung menjawabnya.
"halo, ada apa mbak?" Tanya Kay to the point.

"tuan, anu.. tuan nyonya muda diculik sama orang asing tuan, saya nggak tau  nyonya dibawa kemana tuan" ucap Uci dengan nada khawatir.

"kok bisa, mbak sekarang dimana?" Tanya Kay langsung bangun dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan teman temannya yang sudah kebingugan.

"di depan mini market didekat rumah tuan"

"saya kesana sekarang" Kayden berlari menuju parkiran, ia berusaha menenangkan dirinya agar tidak panik dan gegabah saat menaiki mobil nantinya, saat sampai diparkiran ia langsung menaiki mobilnya dan keluar dari pekarangan sekolah, beruntung pintu gerbang tidak tertutup dan satpam yang menjaga gerbang sedang tidur.

Kay mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi padahal ia sudah menekankan dirinya untuk tetap tenang tetapi tidak bisa, jika menyangkut orang yang disayang berada dalam bahaya, siapa yang tidak panik. Kayden berpikir siapa kira kira yang bermusuhan dengannya, dan dari mana orang itu tau jika dia memiliki Alisya.
Ponsel Kayden bergetar dan menampilkan nomer tidak dikenal disana.

Kay menjawab panggilan itu.
"hallo" ucap Kay.

"anda detektif Valeryan?, oh biasanya dipanggil Kay ya, sebuah kehormatan untuk anda bisa dihubingi oleh ketua gangster ini" Kay sedikit terkejut mendengar orang itu bicara, gangster?. Ia tidak pernah ada masalah dengan gangster sebelumnya.

"terkejut, sudah saya duga. Anda pasti bertanya kenapa saya menghubungi anda bukan, bukankah Alisya itu adalah istri anda?" mata Kay seketika membeliak, ternyata orang ini yang telah menyulik Alisya.

"dimana lo,ada masalah apa gw sama lo?" Tanya kay penuh penekanan. Meskipun wajahnya tampak tenang, namun sebenarnya ia sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada Alisya.

"masalah?, oh ya anda tau Edi bukan, dia adalah tangan kanan saya yang sudah anda jembloskan kedalam penjara, jika anda bisa mengeluarkannya dari sana saya akan  mengembalikan istri anda tanpa lecet sedikitpun, tapi kalau tidak. Saya akan sebarkan pada publik bahwasanya anda sudah menikah dan memiliki anak saat anda masih sekolah, saya tebak anda menghamilinya bukan?"

"tutup mulut lo, ancaman lo gak mempan buat gw" ucap Kay santai namun penuh penekanan.

"tidak berfungsi?, baiklah bagaimana jika, istri anda saya lucuti?"

"jangan pernah berani nyentuh istri gw ngerti lo. Bahkan lo gak boleh liat sehelai rambut dia" Kay sudah tersulut emosi, ia tidak terima jika Alisya disakiti oleh orang lain.

"benarkah, bagaimana jika istri anda saya ikat dan saya jadikan pelacur?"

"brengsek lo, kalo sampe istri gw lecet barang seujung kuku pun, gw gak akan lepasin lo" Kay berdecih meremehkan lawannya.

" kita lihat aja" sambungan teleponnya terputus, bertepatan dengan Kay yang sudah sampai di tkp, Uci langsung menghampirinya dan menceritakan kronologi kejadiannya.

"mbak liat nomer plat mobilnya gak, atau mbak tau ciri ciri orangnya?" Tanya Kay pada Uci.

"enggak tuan muda, saya gak tau tapi orangnya tadi pake baju serba hitam gitu tuan" jelas Uci.

"yaudah, mbak bisa bawa mobilkan?" Tanya Kayden yang melihat ada mobilnya disana.

"bisa tuan"

"mbak tolong bawa pulang mobil saya ya, tolong jagain Senja juga" Uci mengangguk dan melihat Kayden yang sudah pergi entah kemana.

To be continue...
Greget aku tuh hahaha

Young Mom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang