"Udah mandi ya" Kay berbicara dengan Senja yang sedang dipasangkan pakaiannya oleh Alisya.
"Awas dulu, mau dipake in bajunya, nanti masuk angin" protes Alisya yang baru saja mengambil pakaian Senja.
"Gak dibungkus pake kain aja ya?" tanya Kay yang sudah bergeser kesamping.
"Dibungkus apa?" tanya Alisya sambil terkekeh.
"Yang itu, kayak kemaren, gendongnya lebih mudah"
"Di bedong namanya bukan dibungkus, dikata makanan" tukas Alisya sedikit tertawa saat sedang membaluri perut Senja dengan minyak telon.
"Ahad, liat sini dong liat sini" ucap Kay yang sedang mengambil video Senja.
"Kok Ahad lagi?" tanya Alisya menghadap Kay.
"Oh Senja ya, lupa nama Ahad ketempel aja gitu"ujar Kay sambil mengetik sesuatu diponselnya.
"Yeay, udah siap. Dah ganteng dia" Alisya menggendong Senja yang sudah selesai berkemas dan menciumi pipinya.
"Sini " Kay mengulurkan tangannya untuk mengambil Senja dari gendongan Alisya.
"Fotoin dong, diluar senjanya bagus" Kay mengajak Alisya untuk keluar menuju atap rumah untuk mengambil fotonya dan Senja.
"Suruh mbak aja deh, aku mau mandi" ucap Alisya yang sudah menyampirkan handuk dilehernya.
"Emm sebentar aja"
"Aku mau mandi dibilangin"
"Sebentar aja, nanti aku bantu mandiin deh"
"Ee..gausah" Alisya merasa ngeri mendengar perkataan Kay, ia hanya pasrah dan mengikuti Kay yang berjalan menaiki tangga menuju atap rumah.
"Cepetan" Alisya mengambil ponsel Kay dan memotret Kay serta Senja yang ada didalam gendongan Kay.
"Udah, nih mama mandi dulu ya sayang sayang ku" Alisya meletakan ponsel Kay diatas meja yang ada disana dan turun lagi kebawah.
"Ini gelap cha, mukanya gak keliatan" protes Kay yang melihat hasil jepretan Alisya.
"Gak usah keliatan orang juga tau itu kamu"
"Yakan ini akun aku gimana si kamu, mamah mu tu, mama muda " ujar Kay sambil bermain main dengan pipi Senja.
"Yaudah, kita selfi aja kuy" Kay mengarahkan ponselnya keatas dan memperlihatkan wajah Senja dan juga wajahnya yang terkena semburat warna senja ini.
"Okey..siapa namamu nak, papa mau bikin kepsyion" ucap Kay sembari mengetik sesuatu diponselnya.
"Senja yang terkena semburat senja, ih alay banget gak sih papa ja, enggak deh, papa bikin Senja atau Ahad aja ya" cerocos Kay pada bayi yang tidak memperdulikannya itu, Senja hanya melihat Kay sedari tadi.
"Namanya Senja" Kay tersenyum setelah mencolek hidung mancung Senja.
"Hidungnya punya mama" Kay mencolek hidung Senja lagi.
"Matanya punya daddy, cantik banget sih bulu matanya, alisnya punya mama" Kay mengusap alis Senja yang menyerupai bentuk alis Alisya yang lembut, juga melihat mata senja yang seperti matanya tajam dan jelas.
"Bibirnya punya...punya siapa ya" Kay memainkan bibir mungil Senja, membuat Senja sedikit tersenyum.
"Punya Senja dong, tapi bibir atas mu tipis banget ya, jangan sampe kamu kayak Aron atau Saga ya. Cie bibir bawahnya kayak daddy dong " Kay masih bermain dengan Senja saat matahari sudah hampir terbenam sepenuhnya.
"Kak masuk, udah mau magrib" teriak Alisya dari dalam rumah.
"Iya iya, ayok" Kay berjalan memasuki rumah dan menuruni tangga dengan masih berbicara pada Senja.
"Kamu gak ke mesjid?" tanya Alisya pada Kay.
"Iya, ini mau pergi" Kay menyerahkan Senja kepada Alisya.
"Hati hati ya" ucap Alisya sambil menyalimi tangan Kay.
"Oke" Kay keluar dari rumah sambil mengucapkan salam dan dibalas oleh Alisya.
Sementara dikediaman Saga, Lusi tiba tiba menelponnya yang sedang mengerjakan tugas.
"Iya halo" Saga meletakan ponselnya ditelinga dan diapit oleh bahunya, karena tangannya sedang sibuk membolak balikan kertas.
"Besok kerumah Alisya ya, aku mau liat Senja" ucap Lusi to the point.
"Kamu ini gak ada basa basinya ya" Saga terkekeh mengingat sifat gadis yang sudah berhasil merebut hatinya itu.
"Basi. Ya ya besok kerumah Alisya, plis"
"Iya.."
"Woi, gak sholat kamu?" tanya Lusi tiba tiba.
"Udah, jangan suudzon lo"
"Kok cepet?"
"Kan dirumah"
"Soleha sekali anda"
"Solehnya kapan kapan aja"
"Lu kira pahala bisa dibeli kali ya"
"Sini dong, bantuin gw kerjain tugas, momy gw juga cariin lo, mau masak bareng katanya" ucap Saga. Ya memang belakangan ini Saga sering mengajak Lusi kerumahnya, ibunya juga menyukai Lusi, mereka sering bercerita dan bertukar resep masakan.
"Lagi ada tugas nih, numpuk"
"Yah...yaudah deh aku yang kesana"
"Lah, kan lagi ada tugas"
"Kita kerjain barengan aja, lagian ayah kamu ngajak aku main catur kemaren" jelas Saga sambil membereskan bukunya dan memasukannya kedalam tas setelah itu ia mengait jaket dan kunci motornya.
"Aku otw ya"
"Yaudah, hati hati ya, eh tapi jangan bawa mobil mewah lagi, terakhir kali tetangga aku gosipin aku loh kak"
"Tetangga mu iri tuh, anaknya gak lebih cantik dari kamu, yaudah aku tutup ya" Saga menutup sambungan telponnya dan berjalan menuruni tangga rumahnya.
"Mom, Aga pamit dulu ya" pamit Saga pada ibunya.
"Kemana?" tanya ibunya yang duduk diruang tengah bersama dengan ayahnya.
"Kerumah calon istri masa depan" celetuk Saga sambil menunjukan cengirannya.
"Kapan kapan bawa Lusi kesini ya, Mom kangen, titip salam buat dia ya nak" ucap ibunya dari dalam rumah.
"Siap, ibu negara" jawab Saga sedikit berteriak saat sudah menaiki motornya.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
General FictionHarap bersabar ya untuk beberapa part yang hilang, penulis sedang merevisi ulang semuanya 🌻🌻 karena sebuah kecelakan yang tidak disengaja terjadi di pesta ulang tahun. Alisya kehilangan sesuatu yang sangat ia jaga-jaga dari dulu. siapa sangka kece...