7 -Aku baik baik aja kan?-

397 65 2
                                    

Notes :
Aa = Mandarin

-Happy Reading-


Sesampainya didorm, tanpa ba bi bu Chengxin menghempaskan semua belanjaan yang ia pegang dan berlari kekamar orang yang sangat ia khawatirkan.

"Haoxiang!!" Pekik Sasa saat memasuki kamar dan melihat Haoxiang yang terbaring lemah dikasurnya.

Sasa berlari menuju ranjang dan memegang dahi pria yang terbaring lemah itu. Tidak panas atau pun dingin. Ada apa dengan anak ini?

Kelima lelaki yang tadinya bersama Haoxiang hanya terdiam menundukan kepalanya.

"Dia kenapa? Sudah panggil dokter?" Tanya Sasa yang dirundung rasa panik.

"Sudah, kata dokter dia mengalami asam lambung, makanya dia pingsan karena tak kuat menahan sakit perut," Jelas Jiaqi.

"Kalo gitu kenapa masih disuruh latihan?!" Ucap Chengxin dengan nada yang sedikit tinggi, mungkin karena terlalu khawatir dengan kondisi adiknya ini.

Jiaqi hanya menunduk merasa bersalah.

"Bukan begitu Ding, kami ga tau kalau ia sedang sakit dan kami tidak melihat Haoxiang kesakitan, dia terlihat fine fine aja tadi," Zhenyuan mencoba meredakan amarah Chengxin.

Tiba tiba Sashuang menangis sesedukan disamping Haoxiang.

"Maafkan aku Haoxiang, maafkan aku, aku ga tau kalau kamu sedang sakit dan malah memasak makanan yang tidak baik buat perutmu, maafkan aku," Sasa mencoba mengucapkan hal demikian meskipun ia tau Haoxiang tidak akan bisa mendengarnya.

Tapi, pemikirannya tidak benar kali ini.

"Tidak jie, ini bukan salahmu," Suara itu berasal dari orang yang ditangisi oleh Sashuang. Haoxiang bangun.

Haoxiang akhirnya tersadar setelah pingsan setengah jam yang lalu. Sasa yang melihat itu hanya bisa menangis, disisi lain ia juga bersyukur.

Haoxiang meraih tangan Sasa dan menggenggamnya lembut, ia mencoba menenangkan wanita yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri.

"Maafkan aku, aku tidak memberi tau mu dan kalian semua, aku hanya tidak ingin kalian khawatir," Jelas Haoxiang.

"Udah jangan nangis, aku udah baikan kok, lihat? Aku baik baik aja kan?" Ucap Haoxiang mencoba untuk duduk yang dibantu oleh Chengxin.

"Lain kali kalau ada sesuatu jangan disimpan sendiri, kasih tau yang lain agar tidak ada khawatir demikian," Tegas Chengxin.

"Dan itu juga berlaku buat kita semua," Sambungnya.

"Xiao Ma Ge, maaf, aku tidak bermaksud untuk membentakmu. Maafkan aku," Chengxin meraih tangan Jiaqi.

"Meiguanxi, aku tau kau sangat khawatir dengan keadaan Haoxiang," (tidak apa apa) Jawab Jiaqi sambil menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

Semua member kembali kekamar masing masing untuk ber istirahat. Sasa masih saja berada disebelah Haoxiang, ia tidak mau terjadi hal yang lebih buruk lagi terhadap pria itu.

"Jie, kau istirahat saja, sudah satu jam kau disini menemaniku, tenang saja aku gapapa kok," Jelas Haoxiang.

"Tidak, aku tidak mau kau pingsan lagi," Jawab Sasa yang masih saja mengalir air matanya.

"Kalau gitu jangan nangis, kau terlihat imut kalau menangis, nanti aku pingsan lagi karnanya," Goda pria itu. Lagi sakit masih aja ngegombal, dasar bucin.

"Hilihh sa ae tiang listrik," Ucap Junlin yang berada diranjang sebrang. See? Emang teman tidak ada akhlak.

"Apa? Sewot aja lu, lu mau gue pingsan lagi?" Ancam Haoxiang.

"Pingsan aja sono," Jawab Junlin dengan santai sambil memperhatikan ponselnya.

Flashback saat Haoxiang pingsan di tempat latihan

"Oxiang!! Jangan mati!! Ntar gue tidur ama siapa? Yang ngambilin es krim gue kebawah siapa? Yang menemani hari hari gue siapa? Lu kan tau gue masih jomblo," Rengek Junlin saat tau Haoxiang tergeletak tak berdaya.

"Mati mati pala lo mati!" Kesal Yaowen. Enak saja bilang teman satu dimensinya mati. *teman satu ngerap*

"Apa sih lu?! Dia masih napas kok!" Hentak Yaxuan.

Flashback off

"Kamu lapar? Mauku buatkan makanan?" Tanya Sasa pada Haoxiang.

"Lapar sih, tapi aku ga mau makan makanan lembek dan tawar," Ucap Haoxiang. Mau bagaimana lagi? Saat ini lambungnya hanya bisa makan makanan yang lunak saja.

Sasa berfikir keras untuk menemukan makanan lunak yang bisa dikonsumsi Haoxiang. Lalu datanglah akal cerdasnya.

"Kau tunggu sebentar, aku akan membuatkan sesuatu yang akan kau sukai,"

Sasa bersegera menuju dapur. Ia ingat kalau tadi ia membeli biskuit kesukaan Haoxiang. Sasa mengolah biskuit tersebut menjadi bubur dengan cara mencampurkannya dengan susu cair. Lalu ditambahkan sedikit buah yang sudah dihaluskan agar makannya ga eneg.

Sasa membawa semangkok bubur biskuit dan segelas air putih kekamar Haoxiang. Siapa sangka? Haoxiang menyantapnya dengan sangat lahap.

"Wah,, baru kali ini aku memakan biskuit dengan cara seperti ini. Kau hebat jie! Ini enak banget," Ucap Haoxiang yang baru saja menyantap habis makanan itu.

"Kalau gitu, aku akan membuatkannya untukmu dengan variasi yang berbeda, biar ga bosen makannya," Ucap Sasa.

"Cepat sembuh ya!" Sambungnya sambil mengacak rambut Haoxiang. *aduu gemoy.

"Jie, untukku ga ada?" Tanya Junlin yang hanya dapat menelan ludah saat melihat Haoxiang memakan makanan itu.

"Kau mau juga? Nanti aku buatkan," Jawab Sasa.

"Idih, sok imut lo! Bikin aja sono sendiri," Ucap Haoxiang. Entah kenapa setelah Haoxiang sadar anak berdua ini debat mulu.

"Eh mamang, istirahat dulu aje ye, jangan ngebacot dulu, ntar pingsan lagi ribet orang semua! Kalau udah sembuh baru deh boleh ngejulid lagi," Ucap Junlin dengan santai sambil menghelus lengan Haoxiang.

"Hih, gue pitek pitek juga ntar tu mulut!" Batin Haoxiang.

"Hih, gue pitek pitek juga ntar tu mulut!" Batin Haoxiang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



TUAN PUTRI🌹 {Completed✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang