22 -Gibahin Liujin-

251 31 3
                                    

Notes :
Aa = Mandarin

-Happy Reading-

"Zhu ni shengri kuaile~~
Zhu ni shengri kuaile~~
Zhu ni shengri kuaile, zhu ni shengri kuaile~~"

Semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk lelaki bernama He Junlin yang memasuki usia 16 tahun hari ini.

Lelaki bermarga He ini masih mengumpulkan nyawa karena ia dibangunkan secara paksa dari tidur nyenyaknya. Junlin mengucek matanya yang kabur, ia melihat seorang perempuan yang sedang memegang kue dengan lilin hidup yang ditancapkan pada kue itu.

"Wahh xiexie xiexie" Setelah sadar diri sepenuhnya, Junlin ikut bertepuk tangan dengan yang lain.

"Shengri kuaile! Make a wish dan tiup lilinnya!!" Ucap Sashuang sangat antusias.

Junlin menautkan kedua tangan sembari menutup mata perlahan dan memohon kepada tuhan.

"Tuhan, aku berharap semua yang ada disini selalu dalam lindunganmu. Semoga aku dan para member sukses selalu kedepannya, terutama untuk boyband kami."

Junlin membuka kedua matanya lalu meniup kedua lilin yang menyala didepan mata. Semua orang kembali bertepuk tangan untuk hal itu.

"Xida ge? Wahh kau datang rupanya." Junlin hampir tak percaya. Dalam 2 tahun belakangan ia tidak melihat Xida secara langsung.

"Shengri kuaile." Xida tersenyum sumringah.

"Xiexie ge."

Junlin memotong kue ulang tahunnya dan membagikan kepada tiap tiap orang yang ada disini. Setelah perayaan ultah Junlin, Sashuang dan yang lainnya berbincang bincang ria bersama diruang tengah sembari menyantap kue.


"Pa kabar? Makin tinggi aja lu. Bikin insecure aje." Ucap Jiaqi sembari memukul paha Xida yang berada disebelahnya.

"Baik ge. Ah elah ga tinggi tinggi amat lah."

"Kok gue ga tinggi tinggi ya?" Jiaqi bertanya tanya entah pada siapa.

"Yaelah ge, elu mah udah mentok. Ga bisa tinggi lagi, kan udah old." Yaowen dengan santainya berkata demikian sambil menyantap kue dengan lahap.

"Pala bapak lo udah old! Ding er noh yang udah old." Jiaqi menunjuk Chengxin yang sedang minum air.

"Lah kok gue?" Chengxin tersedak karena namanya terpanggil.

"Mentang mentang setinggi tiang, belagu lu!" Jiaqi melayangkan toyoran khas Zhengzhounya pada didi yang kurang akhlak itu.

"Jadi yang udah old bapak gue apa Ding er?" Yaowen masih saja memancing emosi leadernya.

"Brisik lo, diem gak!"

"Ampun sepuh, ampun. Iya diem nih diemm."

Sashuang hanya senyam senyum miris melihat tingkah Yaowen. Dari banyak didi yang ada disini, Yaowenlah yang mendapat tempat sebagai didi yang paling berani membuat gegenya naik pitam.

TUAN PUTRI🌹 {Completed✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang