Asuna POV
"Haah... Haah...!"
Aku berlari secepat yang kubisa di tengah gurun tandus ini, suara napasku yang berat bergema di telinga. Keringat deras terus bercucuran, tapi saat ini aku tidak peduli. Sejak Eito-kun pergi, aku terus memantau peta sambil menunggunya kembali ke markas besar.
Tapi suatu saat, sinyal Godfree mulai hilang dan tanpa pikir panjang aku mulai berlari keluar dari kota dan melewati jalan menuju gurun tempat mereka berada. Tak lama kemudian, sinyal Kuradeel juga hilang, membuat rasa cemas dan takutku semakin memuncak.
Bayangan akan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada Eito-kun mendorong kedua kakiku bergerak melebihi batas dari stat dexterity yang membuat perjalanan yang biasanya memerlukan waktu satu jam, tanpa kusadari bisa kutempuh dalam lima menit.
Aku tidak berhenti berdoa dan memohon agar dia selamat.
—Tuhan, tolong biarkan aku tiba tepat waktu..!!
Sesaat sebelum aku sampai, aku melihat sesuatu yang membuatku terkejut. Di tengah gurun, ada sebuah ledakan besar dan asap hitam mengepul di kejauhan.
Sudah pasti itu adalah tempat Eito-kun berada. Aku mempercepat lariku, semakin dekat dengan pusaran asap itu.
Saat aku sampai, kedua mataku membulat lebar ketika dihadapkan pada sebuah pemandangan yang mengerikan. Gurun itu terbakar dan api berkobar di sekelilingnya, puing-puing dari batu-batuan yang runtuh bertebaran di mana-mana.
" Apa yang sebenarnya terjadi disini..?"
Sambil menahan rasa terkejut, aku berusaha melihat sekeliling untuk mencari Eito-kun. Tak lama kemudian, sebuah bayangan samar mulai terlihat di tengah reruntuhan. Ketika aku mendekatinya, bayangan itu ternyata Eito-kun tergelak berlutut. Rasa takutku langsung hilang, dan dengan cemas aku berteriak memanggilnya.
" EITO-KUN!"
Tanpa pikir panjang aku menghampirinya, namun langkahku tiba-tiba terhenti ketika aku melihat kondisi Eito-kun didepanku. Dia tidak bereaksi apapun seakan-akan tidak menyadari kehadiranku, tubuhnya gemetar lemas seperti sebuah boneka yang telah diputus benangnya, ekspresi wajahnya pucat dengan tatapan kosong menghadap ke tanah.
Aku berlutut didepannya dan mengangkat tanganku dibahunya.
" Eito-kun? kamu baik-baik saja..?"
Aku kembali bertanya padanya dengan suara sekecil mungkin, tapi Eito-kun tetap tidak merespon.
" Haaa..." Dia mulai membuka mulutnya.
" Huuh.... Haaah...!" Suara nafas beratnya kembali terdengar.
Tubuh Eito-kun terus bergetar, keringat deras mulai bercucuran dari kepalanya, dan dia mulai meremas dadanya akibat rasa sesak. Nafasnya terengah-engah.
" Eito-kun, Bertahanlah..!"
Aku tidak tahu harus berbuat apa selain memeluknya erat dan mencoba membuatnya tenang.
Tidak lama kemudian, suara nafas beratnya mulai mereda dan aku merasakan kepalanya bersandar di bahuku. Saat kusadari, Eito-kun telah pingsan akibat kelelahan.
" Eito-kun..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sword Art EX-AID : Aincrad
Фанфик[EX-AID KEMBALI BERLANJUT !!] Berlatar pada tahun 2022, merupakan tahun kejayaan para Gamers, mereka menantikan sebuah Game VRMMORPG (Virtual Massively Multiplayer Online Role Playing Game) yang berbeda dari yang lain bernama Sword Art Onlin...