Asuna POV
Beberapa jam telah berlalu sejak perpisahan yang menyayat hati antara aku dan Eito-kun.
Sekarang, aku berada di markas besar guild DDA, tempat di mana para pemain garis depan berkumpul untuk merencanakan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi ancaman dari Red Guild <Laughing Coffin>.
Wajah-wajah familiar dapat terlihat mewarnai ruangan besar ini. Mulai dari teman-teman yang kukenali, Kirito-kun dan Sachi, Klein-san dan para anggota guild Fuurinkazan, Agil-san dan anggota partynya, sampai seseorang yang sudah lama tidak kujumpai yaitu Argo-san juga hadir dalam rapat ini.
Sisanya adalah para anggota KoB yang menemaniku, lalu beberapa anggota dari <Army>, dan tentu anggota guild DDA sebagai tuan rumah.
Namun ada satu orang lagi yang seharusnya berada disampingku saat ini bersama dengan anggota KoB lain.
—Eito-kun..
Sampai sekarang pun, pikiranku terus melayang padanya, aku merasa seperti terperangkap dalam pusaran penasaran yang bercampur aduk.
Kebingungan, kekhawatiran, kesedihan, semua bermunculan sekaligus. Mengapa ini harus terjadi? Mengapa Eito-kun memutuskan untuk menyerah seperti ini?
Aku justru sangat senang ketika dia mengatakan bahwa dia ingin melindungiku, dia ingin menjagaku, dia ingin terus membuatku tersenyum. Aku tidak mungkin membencinya karena alasan itu.
—Justru aku juga ingin melakukan hal yang sama padamu...
Tapi saat dia menyatakan bahwa keinginannya untuk melindungiku lah yang membuatnya menjadi egois, dan terbutakan dengan kekuatan Kamen Rider lalu membuatnya menjadi seorang pembunuh ....Itu terasa tidak masuk akal.
Aku merasa terpukul, dan sekaligus merasa bersalah. Apakah justru akulah yang telah melakukan sesuatu yang salah? Apa aku yang tidak bisa memahami perasaannya? Sebesar apa sebenarnya beban yang Eito-kun pikul sebagai seorang Kamen Rider?
Kemudian aku mengingat momen saat dia menyerahkan Gamer Driver dan jas putihnya kepadaku, dua benda yang kini menjadi simbol penyesalannya. Eito-kun merasa bahwa dia telah mengkhianati kami, tapi sebenarnya bukankah dia hanya berusaha melakukan yang terbaik bagi kita semua?
Tanpa kusadari, aku telah tenggelam terlalu jauh dalam pikiranku. Terus memikirkannya belum bisa memberiku jawaban sekarang, karena itu untuk saat ini aku harus menepikan pikiran tentang Eito-kun sejenak dan fokus pada apa yang sedang terjadi.
Tak lama setelah itu rapat akhirnya dimulai dengan Lind berdiri di depan kami semua. Setelah memberikan pidato pembuka untuk menyambut dan mengungkapkan rasa terima kasihnya atas partisipasi para player yang hadir, dia memulai topik bahasan utama dari rapat ini.
" Mungkin kalian sudah menerima kabar bahwa kami telah menangkap pengkhianat yang berusaha menyusup ke dalam guild DDA, dan melalui proses interogasi kami berhasil mendapatkan salah satu informasi penting mengenai Laughing Coffin."
Beberapa dari mereka mengangguk, lalu Lind pun melanjutkan,
" ...Kami berhasil menguak keberadaan dari tempat persembunyian Laughing Coffin."
Pernyataan itu berhasil mengundang rasa takjub dari beberapa hadirin, tentu saja menguak lokasi markas dari musuh terbesar kita merupakan suatu pencapaian yang luar biasa.
" ...Mereka semua bersembunyi di suatu safe-zone yang ada di dalam dungeon lantai 17, pintu masuk dungeon itu terletak cukup jauh dan tersembunyi dari jangkauan para player, jadi tidak mengherankan jika para player yang berlalu tidak menyadari bahwa itu adalah markas musuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sword Art EX-AID : Aincrad
Hayran Kurgu[EX-AID KEMBALI BERLANJUT !!] Berlatar pada tahun 2022, merupakan tahun kejayaan para Gamers, mereka menantikan sebuah Game VRMMORPG (Virtual Massively Multiplayer Online Role Playing Game) yang berbeda dari yang lain bernama Sword Art Onlin...