Diam adalah senjata paling ampuh

30 11 1
                                    

       "Keluar!", Diam, tanpa perlawanan Aru hanya keluar dari kelasnya menjinjing tas berwarna cokelat kelabu yang sudah kumuh tua itu dan tak lupa dengan headphone berwarna hitam pekat melingkar sangat indah tepat dilehernya, tidak ada perasaan bersalah dibenaknya karena sudah datang terlambat, tapi Aru hanya keluar dengan sunyi tanpa suara baginya diam adalah senjata yang paling ampuh, teman teman kelasnya hanya menatap dengan aneh sekaligus risih, sudah biasa jika kata aneh itu mendarat di telinga Aru, baginya kata itu adalah salah satu teman setianya. Tidak banyak teman, Aru hanya memilik sahabat yang bernama Dito si anak arsi sekaligus pecinta seni.

       Tidak ada tujuan, Aru hanya berjalan menuju warung di belakang kampusnya, malas untuk pulang. Bagi Aru warung milik Mpok Boyam adalah tempat ternyaman dan terbaik di bumi, karena kesunyian dan kesederhanaannya menghiasi seluruh sudut bangunan tua ini. 

"Ehh nona cantik, mau pesan apa non?"
"Kayak biasa aja Pok"
"Ok pesanan akan datang" seru Pok Boyam semangat penuh senyum. Bagi Aru itu adalah harta karun terbaik yang dimilik Mpok Boyam.

       Selang beberapa menit pesanan Aru akhirnya datang juga. Mangkuk yang terisi penuh oleh sup ayam panas itu telah mendarat tepat di meja Aru, bagi Aru sup ayam milik Mpok Boyam adalah obat pengganjal perut yang  paling manjur.

"Ini non Aru"
"Makasih Pok"
"Iya non, selamat menikmati", Aru hanya melempar senyum membalas.

      Setelah memberikan mangkuk berisi sup ayam itu  Mpok Boyam kembali kerutinitasnya, karena Aru tidak suka keramaian warung ini lah yang menjadi tempat paforit Aru, sunyi, sederhana, dan lagi- tidak ada suara bising disini, itu adalah andalan Aru

"Waaahh" teriak Dito memegang pundak Aru dari arah belakang.
"Apaan sih"
"Kaget napa!, gue berusaha bikin lo kaget tahu",
"Kaget?, enggak tuh", ketus Dita.
"Gak ada kelas?"
"Gak"

       Itu adalah Dito sahabat Aru, hanya Dito lah yang mengenal kehidupan Aru, tidak ada yang mau berteman dengan gadis super dingin dan nyebelin itu kecuali Dito, cantik? banget, imut? lumayan, pintar? Gak pintar  pintar  amat sih tapi baik.
       Bagi Dito Aru adalah sahabatnya yang paling  baik, hanya masyarakat bumi saja yang tidak mengenalnya karena ketertutupan Aru.

"Ngapain lo disini?"
"Makan"
"Gue tahu lo makan Ru, maksud gue lo gak ada kelas?"
"Gak!"
"Aduuuh ampun deh bicara sama lo Ru"
"Gue lagi makan Dit, lo gak liat?"
"Liat sih heheh, tapi emang lo gak ada kelas?, jangan bilang lo dikeluarin gara gara telat lagi?",
"Emang iya"
"Aduuh Ru, mau sampai kapan?"
"Sampai gak telat"
"Au ah malas ngomong sama lo, mending gue pesan makan aja, laper"
"Itu lebih baik",
" Pok satu nasi uduk ya!"ujar Dito mengangkat tangan dengan jari telunjuknya menandakan ia pesan satu porsi.
"Iya den Dito", seru Mpok Boyam

      Dito hanya memperhatikan Aru yang sedang sibuk dengan sup ayamnya itu, seketika Dito menggelengkan kepala karena heran melihat Aru,  ternyata ada mahluk seperti Aru yang terdampar di Bumi, gumam Dito.

"Oh iya Ru, ada kegiatan minggu depan ikut ya! "
"Kegiatan apa?"
"Musik Ru, ikut ya!"
"Gak"
"Ah lo ah gak asik Ru"
"Asikin aja"
"Aaaa lo mah gitu orangnya, Ru denger ya! Kegiatan ini di bintangi oleh sektor papan atas Ru"
"Teruuuss?"
"Ah lo maaaah"
"Dit udah ah, gue udah kelar makannya,   pergi dulu ya, makan yang banyak biar lo cepet gede"
"Dasar nih anak" ketus Dito yang melihat punggung Aru perlahan menghilang dibalik tembok.

Rasa dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang