Orang aneh

14 10 0
                                    

"Eh tunggu"
Tapi Aru tidak menggubris cowok yang sedang berbicara dengannya itu, ia hanya melewati tanpa permisi. Karena Aru bukan tipe cewek yang sok akrab.

"Ehh", ia berhasil menahan Aru dengan memegang tasnya dari belakang, dengan cepat Aru berbalik badan memegang tangan cowok itu lalu memutarnya kebelakang sontak membuat cowok itu meringis menahan sakit.

"Eeh sorry sorry gue gak bermaksud lain ko, serius"

       Saat itu juga Aru melepaskan genggamannya, lalu berjalan kembali meninggalkan orang aneh itu, kenapa hari ini gue apes banget ya? Gumam Aru.

"Eh ini milik lo kan? ", seru cowo itu seraya mengangkat tanganya bertanya jika benda yang ia pegang adalah milik Aru. Tapi lagi lagi Aru tidak peduli, ia hanya berjalan tanpa penghalang, cowok itu berlari kedepan Aru  hendak membuat langkah Aru terhenti, tatapan tajam  Aru mulai terpancar geram menatap mahluk didepannya itu. Bagaimana tidak, Aru sama sekali tidak mengenalnya, lihat saja ini baru pertama kali, bagaimana ia bisa sok akrab sama orang asing, itu bukanlah sifat Aru.

"Sorry gue cuman mau nanya ini bener milik lo?" ujarnya mengarahkan buku cokelat muda milik  Aru. Itu buku harian Aru
"Dari mana lo dapat buku ini?", sontak langsung merampas barang yang memang miliknya tatapannya sangat terkejut sekaligus heran, kenapa dia bisa meninggalkan benda yang penting ini.
"Gue nemu di warung Mpok Boyam, tenang gue gak baca ko"
"bagus kalau lo gak baca, masalah buku ini udah kelar"
"Tapi gue bel-"

Aru sudah berjalan lebih  dulu meninggalkan orang yang tidak ia kenal itu tanpa mendengar kalimat selanjutnya. Dingin itu adalah tabiak Aru, sudah jelas jika Aru malas meladeninya. Terbesik senyum tipis diwajah orang itu , menarik- gumamnya menatap punggung Aru yang menghilang dari balik tembok.

|||||

        Saat itu di warung Mpok Boyam Aru lebih dulu meninggalkan Dito karena ia  sudah kelar dengan sarapannya. Sedangkan Dito?, ia masih sibuk dengan nasi uduknya itu, selang beberapa menit tiba tiba temannya Angga datang mencari Dito , entah kenapa Angga datang cari Dito saat itu.

"Woy Dit"
"Eh ngapain lo ke sini, tumben biasanya lo ditempat super elit"
"Eh Dit gue gak segitunya juga kale"
"Hehe soalnya lo sih tumben datang ke sini, nyari gue?"
"Iyalah nyari lo, kalau bukan lo siapa lagi"
"Tumben lo kengen?"
"Dasar nih anak, gue pengen ngasih info soal band kita yang akan tampil tanpa vocalis Bro, gimana lo udah dapet?"
"Belum Bro"
"Lah ko bisa, lo bilang lo tahu vocalis paling berbakat di seluru bumi"
"Iya gue tahu, gue juga udah nemu  tapi dia gak mau Ga"
"Kenapa?"
"Susah jelasin, soalnya dia tu orangnya dingin banget, sekali bilang enggak ya enggak, gue udah buatin paket buat dia, rencananya buat dia luluh, eh gue malah dijitak Bro"
"Tu cewek apa monster Bro, hahahah"
"Dua duanya mungkin"
"Orangnya gimana emang, sampe lo nyerah? "
"Lo mau tahu?, kalau mau tahu nih ambil buku ini, terus cari anak yang pake tas kumuh dengan gantungan kunci gitar warna hitam di tasnya, pasti lo ngalah liatnya, jurusan hukum semester tiga ya bro"
"Gue gak selemah lo Dit"
"Udah coba aja dulu baru lo ngomong, orangnya tertutup, cuman gue sobat satu satunya"
"Katanya sobat tapi ko gak bisa luluhin"
"Beda bro"
"Ok namanya siapa?"
"Gue gak bisa kasi tahu bro"
"Loh kenapa?"
"Dia gak suka kalau  ada yang tahu identitasnya walaupun itu hanya nama, orangnya tertutup Bro, gue sobat yang setia selalu  jaga perasaan dia walau gue sering dijitak"
"Hahah lucu lo, gemes gue lihat lo pengen gue cubit sampe bonyok, gue penasaran sama sobat lo itu"
"Coba aja Bro, smoga sukses"

Rasa dalam KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang