Pengecut (1)

5 1 0
                                    

13:02

Gue berjalan di sepanjang koridor dengan langkah yang dipelankan, kalian tidak usah tanya kenapa gue berjalan seperti ini karna, saat ini gue lagi berusaha kabur dari seseorang

"Woi!" Teriakan itu buat gue hampir jantungan. Sialan

Gue berdecak kesal "wai woi aja lo! Kalau gue mati disini kan gak lucu!" Gerutu gue

"Wahh gue tau nih aroma-aromanya lo lagi kabur nih" tebaknya asal

"Tere asiska putri bisa gak sih gak usah ganggu gue dulu? Sehari aja" mohon gue sembari melihat sepenjang koridor sekolah

Tere menderetkan gigi putihnya
"Lo menghindar dari siapa sih?" Bukannya menjauh malah bertanya dan itu memperlambat gerakan gue untuk kabur

Gue menghela napas pelan berusaha menahan diri agar tidak emosi
"Gue lagi ngindarin Aldo" bisik gue "you know Aldo kan?" Sambung gue

"Astaga! Gila parah ini mah keadaannya" seru Tere begitu panik

"Nah, maka dari itu gue mau pergi" kata gue sembari melanjutkan langkah gue

Baru beberapa langkah kedepan, Tere kembali mencegat gue
"Kenapa Aldo ngejar lo?" Jeda "ahhh gue tau, Joshua ketua basket yang lo taksir itu selama setahun tapi jadiannya sama Nabila, itukan jadi permasalahan lo? Iyakan? Lo takut kalau Aldo bakal ngejek lo abis-abisan karna lo, udah songong nunjukin ke Aldo kalau lo bakal bisa jadian sama Joshua dan pada akhirnya lo--" ucapan Tere terpotong saat gue menjitaknya pelan karna, mulutnya yang sok tau ini

"Bodo dengan perkataan lo, teman macam apa lo ini? Hah? Bukannya bantuin temannya malah di maki-maki, gue sumpahin lo jadi apartemen! Bye" celutuk gue dan pergi dari hadapan Tere

Dan lebih sialnya lagi baru aja gue melangkah sedikit, orang yang gue hindari kini sudah ada di depan mata gue

Dapat gue rasakan aura hitam pekatnya. Sial
Matanya menatap gue dengan tatapan tajam namun, penuh arti kemenangan

Aldo Prayoga: -musuh abadi gue, orangnya tinggi sedikit dari gue, hidung mancung, warna kulit gak terlalu hitam dan gak putih juga, matanya berwarna coklat saat terkena pantulan cahaya matahari, dan ciri-ciri yang akan gue hapal sampai gue mati adalah sifat nyebelin dia yang selalu datang saat cowok yang gue taksir berakhir dengan teman dekat gue. Mati aja lo sono!

Gue berdecak dan menatap Aldo dengan tatapan tak kalah tajam juga
"Apa?" Ketus gue sebelum dia ngebacot duluan

Aldo menunjukkan senyum iblisnya
"Kasian di tolak lagi yah? Hahahahahaha parah lo hahhha" jeda "gini yah lo kan cewek tuh? Mending gak usah deh suka-suka sama cowok lagi gak akan ada cowok yang mau sama lo" ejek Aldo

Kata-kata ini sudah jadi santapan gue sehari-sehari jadi, gue gak akan nangis atau sakit hati jika mendengarnya, yang ada gue jadi pengen kentut+mukul nih cowok

"Eh bekicot lumpur" jeda "denger yah gue gak di tolak! Gue gak pernah nyatain perasaan gue ke dia, gue cuman mendem perasaan ini dan bodohnya lagi lo terlalu sibuk dengan masalah percintaan gue"

"Gimana lo gak dilirik, lo terlalu pengecut dalam masalah cinta" jeda "jangan main di pendam aja! Payah lo" timpal Aldo yang makin pedas

Sumpah yah, kalau Aldo ini cewek udah dari tadi gue jambak sampai gundul

"Ihhhh bodo! Gue gak peduli dengan omongan lo! Ini hidup gue gak usah lo urusin, urusin aja hidup lo yang belum benar!" Jerit gue semakin geram

Aldo mengacak rambut gue sembari tertawa garing "apa? hidup yang belum benar? Gilak lo buta yah? Gue cowok ganteng, pintar, baik dan sopan sama guru, banyak cewek yang suka sama gue gak kayak lo! Hidup gue udah benar sob!" Cibirnya dengan percaya diri

"Dasar bekicot lumpur lo!" Jeda "kalau celaan lo udah selesai, boleh dong gue pergi? Ohh atau belum puas yah? Udah ungkapkan semuanya aja disini biar besok-besok udah gak ada lagi celaan yang mesti gue dengerin"

Aldo menghela napas puas seraya melirik jam yang ada dipergelangan tangannya
"Kayaknya hari ini udah cukup sampai disini aja" jeda "ohiya kalau lo taksir sama cowok lagi, jangan terlalu nampak yah biar gue gak cela pas lo ditolak" sambungnya dengan nada di hororkan lalu, pergi dari gue

Gue mengepalkan kedua tangan gue sambil memperagakan tonjokan maut kearah punggungnya yang semakin jauh

"Lo aja yang terlalu memperhatikan hidup gue! Dasar bekicot lumpur!" Teriak gue dengan keras agar dia mendengarnya

Dan responnya, Aldo hanya berbalik sambil mengedipkan sebelah matanya, tun anak lagi sakit mata!
***
Bel yang gue nantikan akhirnya berbunyi juga
Gue, Tere, Farah, Meli sedang berjalan menuju parkiran sekolah dan menunggu jemputan masing-masing

Ketiga teman gue sudah pulang lebih dulu dari gue, dan gue masih nunggu disini entah sampai kapan

Pas lagi berdiri cantiknya gue di depan gerbang, tidak sengaja mata gue menangkap sosok Joshua dan pacar barunya Nabila yang berada di parkiran, gue pura-pura gak liat aja

Tapi, mata gue gak bisa dibuat mengerti dan tetap merasa kepo dengan gerakan mereka berdua, benar-benar menjengkelkan

Gue menatapnya dengan tatapan sendu, masih ada rasa? Sudah tidak lagi, yang tersisa hanya harapan kosong saja

Tak sengaja juga Nabila melihat gue, gue jadi kikuk saat saling bertukar tatapan

Nabila melambaikan tangannya sebagai tanda sapanya ke gue dan dengan senang hati gue membalasnya tidak lupa juga gue iringi dengan senyuman manis

Gue dan Nabila masih berhubungan baik tidak ada permusuhan diantara kami berdua

Selang kami bertukar sapa tiba-tiba aja Aldo udah ada dihadapan gue, udah kayak hantu aja!

Gue memalingkan wajah dari tatapan Aldo, kalau perlu gue pura-pura buta aja

"Munafik banget sih" tukasnya

"What? Munafik? Hello!!! Gue bukan cewek yang lo pikirin! Gilak lo fitnah gue" timpal gue dengan nada yang tinggi

Belum sempat Aldo membalas ucapan gue, abang gue Vano datang menjemput gue, ahhh.. akhirnyaa

Dengan cepat gue naik ke mobil agar tidak mendengar cacian Aldo lagi

Gue duduk manis didalam mobil namun, belum ada rasa puas dihati, gue menurunkan sedikit kaca mobil dan menjulurkan lidah kearah Aldo yang masih berdiri di depan gerbang
***
Hai para readerss😍 ini karya ketiga gue jangan lupa tekan bintang yah💞 makasih🙏🏻❣️

MERIDIANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang