Sakit Hati (8)

1 1 0
                                    

Mau lo beberkan tentang cowok yang lo suka ke semua orang, gak bakal ngaruh juga kehati setiap orang. Yang namanya cinta gak bisa dipaksain atau di cocok-cocokin gitu aja

-Sing For You-

Malam ini bintangnya kurang, hanya beberapa saja yang bersinar
Yah, di balkon inilah gue menatap semua bintang-bintang itu sembari memikirkan kejadian yang tadi

Rasanya hari ini itu hanya sebatas mimpi buruk saja
Benar yah kata orang, kita bisa saja mengalami mimpi buruk tanpa harus bermimpi

Dan benar, itu yang gue rasakan
Untung saja perasaan gue belum terlalu dalam ke Farel

Yang tadinya pandangan gue kearah langit kini menatap kearah teras atas rumah Aldo sembari menarik napas cukup panjang

"Siap-siap aja besok telinga gue sakit karna dengar cacian Aldo" gue bermonolog dengan nada yang dipelankan

Nama yang tadi gue sebutin akhirnya muncul dari balik pintu teras dan kini orang itu menatap kearah gue

Dengan sigap gue bangkit dari duduk lalu, masuk kedalam. Lagi malas aja berdebat dengan Aldo itu alasan gue
***
07:11
Dengan napas yang hampir habis, gue memilih untuk duduk sejenak sembari mengatur napas

Jangan tanya kenapa gue seperti pelari maraton. Yap! Itu karna tidak ada sejarah Lauren Aleta terlambat ke sekolah dan untungnya gue masuk sebelum bell kedua berbunyi

Setelah napas gue sudah mulai stabil gue menuju ke kelas sambil sedikit kembali berlari kecil

Bug!

Lagi dan lagi gue ceroboh dengan langkah gue sendiri, kini gue tersungkur sembari meringis kesakitan

Dengan sigap gue berdiri dan menatap orang yang berpostur tinggi yang ada dihadapan gue

Aldo! Yah, dia orang yang kini bertatap muka dengan gue

"Ini masih pagi dan lo udah bikin darah gue naik ampe ke ubun-ubun! Parah lo!" Jeda "minggir gue mau lewat!" Bentak gue seraya melanjutkan langkah kembali

Namun, langkah itu harus terhenti saat tangan kekar milik Aldo mencekam pergelangan tangan gue dan sialnya gue gak bisa melepasnya

"Apaan sih! Lepasin!" Bentak gue

Aldo hanya menampakkan senyuman devilnya lalu, menatap gue dengan ekspresi kembali datar

"Mending lo gak usah deh suka-suka sama cowok yang gak suka sama lo!" Tukasnya dengan nada yang dingin

Gue membulatkan mata dan tau bahwa perang gue antara Aldo akan segera dimulai

"Maaf, tapi urusan lo apa yah? Ini hati gue bukan hati lo! Jadi harusnya lo gak usah pusingin gue" timpal gue

"Kuadrat cewek itu menunggu bukan mengejar laki-laki dan jadi seorang pengecut!"

Gue menarik napas cukup panjang
"Jika keduanya saling menunggu, apa kita bisa tau kalau orang kita sayang juga bakal sayang sama kita? Apa yang namanya cinta akan hadir begitu saja dengan saling lirik-lirikkan atau hanya sekedar melempar senyuman satu sama lain? APA ITU CUKUP UNTUK MEMBUAT SEORANG LELAKI SADAR BAHWA DIALAH YANG HARUSNYA MAJU DAN BUKAN HANYA SEKEDAR MEMBUAT PEREMPUAN MERASA PENASARAN?" Bentak gue yang mulai merasa direndahkan

"TAPI GAK SEHARUSNYA LO YANG BERJUANG DAN NGEBODOHIN DIRI LO SENDIRI! lo juga mesti sadar diri dong! Lo itu cuman itik yang ikut dibarisan angsa" jeda "jadi,mending lo gak usah berharap kalau pangeran yang lo suka bakal suka dengan seekor itik kayak lo! Mikir dong!"

Dari sekian banyak cacian dan ejekan yang Aldo lontarkan ke gue, ini adalah cacian yang paling sakit yang pernah gue dengar. Cacian yang bikin gue sadar kalau itu adalah faktanya

Yah, gue cuman seekor itik yang ikut dibarisan angsa yang cantik

Gue hanya bisa membalas omongan Aldo dengan senyuman tipis dan tatapan mata yang sedikit berair

"Udah ngomongnya?" Jeda "ok, gue cuman mau bilang ke lo kalau kata-kata lo barusan sangat menyakitkan untuk gue. But, its ok! Jadi, bolehkan tangan gue dilepas dan biarin gue pergi?" Balas gue dengan genggaman yang sedikit gemetar

Setelah cengkraman Aldo lepas gue melanjutkan langkah sembari menepuk pelan dada gue

Serasa di dalam dada gue ada sesuatu yang keras mengganjal bernapasan gue dan itu rasanya sangat sesak

Untuk menangis saja rasanya hal yang paling lebay so? Gue hanya bisa menahan semuanya

Untuk hari ini gue gak ada mood untuk mengikuti pelajaran, satu hari bolos gak masalah kan? Yap! Gue keluar dari sekolah lewat rawa-rawa belakang sekolah

Kata-kata Aldo masih terngiang dengan jelas ditelinga gue dan bodohnya air mata gue tidak bisa berhenti saat mengingatnya

Gue bukan tipe cewek yang menyek hanya karna kata seperti itu tapi, rasanya sangat sakit

Drrtt..

Tiba-tiba saja satu panggilan masuk dan dilayar hitam muncul nama Tere

"Ya?" Jawab gue dengan suara parau

"Gak ke sekolah? Emang lo lagi sakit atau apa?"

"Iya nih gue sakit, tolong tanyain guru mapel hari ini yah"

"Oh, ternyata lo bisa sakit juga. Mang sakit apa lo? Ampe suara serak gitu"

"Sakit hati uhukk..uhukk" jawab gue yang tanpa gue sadar mengeluarkan suara tangisan yang begitu keras

Disimpan sendiri rasanya gak enak di hati gue

Barulah Tere terdengar panik dari sebrang telpon
"Eh lo kenapa? Kok nangis gitu?"

"Emang gue ini jelek yah Re? Diantara kalian semua muka gue yang paling ancur? Ampe cowok aja lirik gue ogah uhukk..uhukk" jelas gue dengan tangisan yang gak bisa gue hentikan sendiri, sampai untuk mengambil napas aja gue susah banget

"Yah ampun, denger yah Ren. Diantara kita gak ada yang cantik! Siapa emang yang bilang lo itu jelek? Hah? Kalau gue sampai tau tuh orang gue bakal bilang terima kasih banyak sama dia!"

Teman terkutuk

"Uhukk..uhukk lo sama Aldo sama aja! Gue benci sama lo tapi, gak bisa uhukk..uhukk"

Terdengar suara tawa kecil Tere
"Gue becanda kali Ren, gue cuman gak pengen lo sedih karna omongan Aldo ataupun karna Farah dan Farel jadian, itu semua hal yang gak penting menurut gue" jeda "jadi, jangan sedih lagi yah? Stop berharap sama cowok yang dengan satu lirikan aja lo langsung klepek-klepek tanpa tau isi hatinya, ok? Pahamkan apa maksud gue?" Jelas Tere yang benar-benar membuat gue merasa sedikit baik dari sebelumnya
***
Jangan lupa vote+komen yah❣️ semoga gak bosan👌🏼 luvyu💞

MERIDIANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang