Canggung (14)

1 1 0
                                    

"Mungkin pagi ini kau membencinya tapi entah sore atau malam bisa jadi kau mencintainya"

09:15

Kalau orang bilang matahari pagi itu menyehatkan bagi kita? Gak! Sama aja tetap panas, bikin gerah

Di tambah lagi harus memandang sebuah bendera yang berkibar tepat di bawah sinar matahari

Gak asik! Orang bendera gak bisa ngomong. Bosen gue lama-lama

Sampai saat bel istirahat berbunyi
Kring.. kring.. kring

Gue menarik napas yang cukup panjang sembari menghapus butiran air yang bertengker di wajah gue

Baru saja gue mau menuju ke kantin tiba-tiba Tere muncul dengan wajah panik dan napas yang tidak teratur

"Kenapa lo? Abis di kejar hantu?" Tanya gue

Tere menggeleng cepat sembari mengatur napasnya
"Ren lo harus ikut gue, ini darurat!"

Gue mengerutkan kening, gak paham dengan apa yang Tere katakan
"Darurat apanya?"

"Al- Aldo sama Farel berantem dekat lab kimia" tukas Tere

Gue berdecak kesal dengan pengakuan Tere tadi
"Terus lo manggil gue buat jadi wasit gitu? Lapor ke guru lah masa ke gue sih" jeda "denger yah gue capek, letih, lesuh gue--" ucapan gue terpotong

"Bacot lu, masalahnya yang menyebabkan mereka berantem itu karna LO!"

Kali ini gue baru terkejut dengan pengakuan Tere, mata dan mulut gue membulat besar saking kagetnya

Gue berlari kearah lab kimia dan benar kata Tere, Aldo sedang berantem sama Farel

Dapat gue liat di sekitaran orang banyak ada Farah yang berusaha memisahkan mereka

Gue jalan menghampiri mereka berdua, lebih tepatnya gue masuk diantara mereka berdua

"STOP!!!" teriak gue

Serentak Aldo dan Farel menatap gue dengan wajah yang memar

"Kalian kenapa sih? Kalian itu udah gede bukan anak kecil lagi yang sedikit-sedikit pakai otot" gerutu gue

"Dia yang nonjok gue duluan tadi!" Aldo mengadu seperti anak umur 5 tahun

Mendengar aduan Aldo barusan, Farel terlihat kesal lagi dan berniat menonjok Aldo

Tapi untung Farah lebih cepat mengambil alih emosi Farel
"Sayang udah, kita pergi yah" ucap Farah

Aldo tertawa geli melihat dua sejoli yang sedang menunjukkan kemesraannya

Begitu Farel dan Farah pergi dari sini dengan cepat gue menyikut perut Aldo sembari menatapnya tajam

"Untung lo gak masuk bk! Dasar bocah!" Celutuk gue lalu pergi dari hadapan Aldo

"Awww" suara ringisnya Aldo membuat gue harus berhenti berjalan dan kembali melihat kearahnya

"Kenapa lo?" Tanya gue

"Wah Ren kayaknya Aldo luka deh, aduh kayaknya parah deh, liat nih mukanya aduhh sampai ungu-ungu kayak gini harus di rawat nih Ren kasian anak orang" ucap Tere sok panik

"Gue liat kedipan mata lo ke Aldo, stop tipu-tipu gue!" Timpal gue yang gak percaya

"Awww awww sakit, ahh kepala gue aww" kini Aldo semakin menjerit kesakitan tapi terlihat seperti drama

"Ehh bekicot gak usah lebay lo! Tere bantu gue bawa nih bocah ke uks"

"Eng-- aduh maaf nih Ren bukannya gak mau bantu tapi pr bahasa jerman gue belum selesai nih, gue mau ke kelas dulu mau kerjain tugas yah dah" jawab Tere yang langsung pergi begitu saja

Gue menghela napas pelan
"Yaudah ayo ke uks, gue antar" cetus gue sambil menyimpan tangan Aldo keatas bahu gue

*saat sampai di uks*
Setelah gue udah kasih obat merah ke bagian memar di wajah Aldo, gue duduk tepat disampingnya

"Lo punya masalah yah sama Farel? Sampai harus banget berkelahi kayak tadi" tanya gue penasaran

"Gak, gue gak punya masalah sama siapa-siapa kok" jeda "Farel aja yang datang langsung nonjok yaudah gue bales lah"

"Gak mungkin ada asap kalau gak ada apinya do"

Aldo membuang napas gusar
"Soal kemarin yang di bis" jeda "dia marah karna gue gak sengaja nyium lo terus nonjok gue, kayaknya dia suka deh sama lo. Tapi diakan udah punya Farah, tuh cowok benar-benar gak waras!" Jelas Aldo yang membuat gue beberapa kali menelan ludah sendiri

"Terus kenapa lo jadi emosi juga? Lo kan bisa aduin langsung ke Farah gak usah berantem kayak tadi"

"Emang kalau Farel beneran suka sama lo? Lo juga bakal suka?" Tanya Aldo "atau lo masih ada rasa sama Farel?" Sambung Aldo

Pertanyaan itu membuat gue jadi salah tingkah "Sok tau banget sih lo! Farel itu pacar sahabat gue gak mungkin gue suka sama pacar sahabat gue sendiri! Ngaco lo!"

Aldo tertawa manis lalu mengacak rambut gue
"Jangan sampai suka yah" tukas Aldo

"Emang kenapa?" Tanya gue

"Karna gue suka sama lo" jawab Aldo dengan nada yang pelan sambil mengedipkan sebelah matanya

Gue sempat tak bergeming saat mendengar itu kemudian berusaha menyadarkan diri

"Apaan sih! Jijik" ketus gue sembari berdiri dari duduk agar sedikit mengalihkan rasa canggung gue

Aldo tertawa terbahak melihat reaksi gue "gitu aja udah keringat dingin, gimana kalau gue ajak pacaran ahaha"

"Dih ogah! Bye"

"Eh lo mau kemana?" Teriak Aldo saat gue udah ada diambang pintu

"Ke kelas lah! Telinga gue jadi panas dengar omongan lo yang gak penting, lo istirahat gih yang banyak kayaknya lo emang beneran sakit. Sakit Jiwa!" Celutuk gue

"Bentar kita pulang bareng yah?" Ucap Aldo lagi

"Ogah!"

"Bang Vano gak bisa jemput hari ini"

"Lah kok gitu?"

"Bang Vano ke Bandung terus suruh gue jagain lo"

"Lah? Ih bang Vano kok gak ngomong ke gue" gerutu gue

"Sengaja kali biar kita tambah dekat" goda Aldo

"Dih bacot lo!" Ketus gue dan benar-benar pergi meninggalkan Aldo sendiri di uks

Sepanjang koridor gue terus ngedumel tak lupa juga gue menyebutkan sumpah serapah untuk Aldo

"Duh kok gue pusing yah?" Gue bermonolog saat kepala gue terasa nyeri

Mulai tercium bau darah lagi dari hidung gue dan benar saja gue mimisan lagi. Sial

Untuk ke kelas gue urungkan dulu, gue harus ke wc dulu

Setelah semuanya beres gue kembali ke kelas walau masih dengan kepala yang masih sedikit sakit
***
Jangan lupa vote+komen yah🎉🖤

MERIDIANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang