Hening
Yah! Itu yang menggambarkan suasana diantara gue sama bang Vano di mobil
Hanya suara mesin mobil saja yang mengisi keheningan ini
"Tanya sekarang, gak yah?" Batin gue
"Bang?" Panggil gue
"Hmm" bang Vano hanya berdehem sebagai jawaban
"Lauren pengen tanya sesuatu ke Abang"
"Apa?"
"Eng-- Lauren di keluarin dari ekskul teater itu karna abang--"
Bug!!
Suara hantaman itu berasal dari depan mobil, sontak saja kami berdua terguncang
Bang Vano berdecak kesal,lalu turun dari mobil
Gue cuman memperhatikan dari dalam mobil, bang Vano sedang menghampiri seorang pria yang hampir di tabraknya
Ada sedikit berdebatan kecil disana, hanya saja bang Vano terus meminta maaf pada pria itu
Beberapa kali juga gue membuang napas pelan, berharap semua baik-baik saja
Tidak lama akhirnya bang Vano kembali masuk kedalam mobil
"Orang itu gak papa kan bang?" Tanya gue
"Justru dia yang nabrak mobil kita, tapi sudahlah dia agak sedikit mabuk, mulutnya masih bau alkohol" jelas bang Vano
Pantas saja orang itu seperti susah untuk berdiri tegak
"Kamu mau tanya apa tadi?" Setelah semuanya beres, bang Vano menanyakan itu kembali
"Gak, gak jadi bang" jawab gue
Kalau gue bahas ini sekarang pasti bang Vano tambah kesal karna kejadian tadi juga
Tidak lama akhirnya terlihatlah gerbang sekolah dan gue turun sembari pamit pada bang Vano
Mobil bang Vano semakin jauh dari pandangan gue lalu dengan langkah ringan gue masuk
Tiba-tiba saja saat gue berada di koridor lab bahasa, Aldo dengan santainya berdiri dan aroma-aroma dendam mulai tercium di hidung gue. Yah, Aldo sengaja nunggu gue buat balas kakinya yang gue injak kemarin
Dengan sigap gue mutar balik, walaupun jalan menuju kelas gue jauh dari hari biasanya yang penting gue gak ketemu sama Aldo
"Ahhhh sial banget sih gue pagi ini huftt.. mana pak Bedi lagi yang masuk aisshhh" batin gue sembari mempercepat langkah gue
Bug!!
Kayaknya emang kaki gue bermasalah deh ketika gue jalan, selalu aja kalau gue buru-buru pasti tersungkur ke bawah dulu baru sampai
Dengan pasrah gue bangun, merapikan seragam beserta rambut lalu bersiap untuk menatap wajah orang yang nabrak gue
"Woahh!" Teriak gue saat pria yang penuh dendam itu merapatkan tubuhnya ke gue sampai gue harus menempel ke tembok
Mata kami saling beradu
Tatapan gue seperti menatap seekor macan jantan yang siap menerkam musuhnya sedang orang gue tatap menatap gue dengan tatapan mesum
KAMU SEDANG MEMBACA
MERIDIANE
Jugendliteratur"MERIDIANE" : Garis khayal yang menghubungkan kutub utara langit dan kutub selatan langit. Sama halnya dengan Lauren Aleta dan Aldo Prayoga yang dihubungkan dengan garis khayal.