Twenty Six

16.7K 2.4K 127
                                    

"Ryaline." Panggil Jeno.

Ryaline yang sedang berjalan bersama Somi pun langsung menghentikan langkahnya. Melihat ke arah Jeno yang barusan memanggilnya. "Ada apa, Jen?" Tanya Ryaline.

Jeno tersenyum canggung, "Ini, buat lo." Ucap Jeno sambil memberikan susu pisang kesukaan Ryaline.

Ryaline menerima itu dengan senang hati, "Makasih banyak, Jen." Ucapnya sambil tersenyum.

Melihat senyum tulus dari Ryaline, Jeno pun ikut tersenyum, tangannya bergerak untuk mengusap pucuk rambut gadis itu. "Lo mau kemana?" Tanya Jeno.

"Mau ke perpus." Jawab Ryaline.

Jeno hanya mengangguk paham, memang sedang free class sekarang, dan Ryaline memang selalu berkunjung ke perpustakaan saat ada free class, belajar di perpustakaan karena kondisi kelas nya yang pasti akan sangat berisik membuatnya sulit untuk berkonsentrasi.

"Yaudah sana, hati hati." Ucap Jeno.

Ryaline terkekeh, hanya ke perpustakaan saja, Jeno mengingatkan nya untuk berhati hati, seperti akan berpergian jauh. "Iya, aku duluan. Sekali lagi makasih, Jeno."

Setelah melihat anggukan dari Jeno, Ryaline kembali melanjutkan langkah nya menuju perpustakaan bersama Somi.

"Kayanya Jeno mulai berubah ya, Rya?" Tanya Somi.

"Jeno emang orang baik kok, Som. Mungkin kemarin kemarin dia kaya gitu sama aku karena dia khilaf, manusia kan gak luput dari kesalahan."

Somi berdecak sebal, "Kalau khilaf tuh cuman bentar dan sekali, Ryaline. Ini mah lama setahun lebih, mana sering di ulangin lagi kesalahannya. Kamu itu terlalu baik, Rya."

"Udah ah, aku mau belajar." Ucap Ryaline.

Ryaline dan Somi duduk di salah satu kursi di perpustakaan, Ryaline memulai acara belajar nya, sedangkan Somi memulai acara tidur nya.

Iya, Somi memang berniat untuk tidur saat Ryaline mengajak nya ke perpustakaan, keadaan perpustakaan yang dingin dan tenang, membuat Somi dengan mudah masuk ke alam mimpinya.

Ryaline terlalu fokus dengan buku di hadapannya, dan Somi yang sudah sangat terlelap dalam tidur nya. Hal itu membuat kedua nya tidak sadar jika jam pelajaran selanjutnya akan di mulai.

"Ryaline, bentar lagi ganti jam pelajaran loh. Lo sama Somi masih mau disini?"

Ryaline mengalihkan padangannya dari buku, beralih pada seseorang yang berada di samping nya, entah sejak kapan orang itu berada di samping Ryaline.

"Jaemin, sejak kapan kamu di situ?" Tanya Ryaline.

"Udah dari lama, lo nya aja terlalu serius."

"Kamu kok disini? Terus tau dari mana kelas aku tadi free class?"

"Kelas lo berisik banget, makannya gue mikir kelas kalian pasti lagi free class."

Ryaline mengangguk setuju, "Emang, berisik banget. Apalagi Haechan." Keluh nya.

Mendengar keluhan polos dari Ryaline, membuat Jaemin mau tak mau tertawa. "Kenapa gemesin mulu sih, Rya?" Tanya Jaemin sambil mencubit kedua pipi Ryaline dengan gemas.

Ryaline hanya pasrah saat pipi nya di tarik oleh Jaemin, mata Ryaline tak sengaja menangkap minuman kopi yang sepertinya milik Jaemin.

"Itu punya kamu?" Tanya Ryaline.

Jaemin mengangguk. Dan hal itu membuat Ryaline menghela nafas, "Kan aku udah bilang kamu harus kurangin minum kopi, Jaem. Gak baik dan gak bagus banyak banyak minum kopi."

Fiancé | Jeno  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang