Ryaline keluar dari kamar Jeno menuju dapur untuk mengambil segelas air, dia haus.
Mereka tengah berada di basecamp, tidak hanya berdua, hanya saja mereka memang tengah berdua di kamar nya Jeno.
Sampai ruang tengah, Ryaline menemukan keberadaan Jisung di antara Haechan, Renjun, Mark dan Jaemin, dengan gembira dan penuh semangat, Ryaline langsung berlari menghampiri Jisung dan berhambur ke pelukan Jisung. "Astaga Icung, kangennnnn." Rengek Ryaline.
"Hehe, Jisung juga kangen Kak Ryaline."
Ryaline melepaskan pelukannya, menatap Jisung yang ada di hadapannya, "Kamu kesini sama siapa?" Tanya Ryaline.
"Sama Chenle."
"Terus Chenle nya mana?"
"Ke kamar, kata nya ngantuk."
Ryaline memasang wajah bingung nya, "Kok aku gak tau? Padahal aku di atas dari tadi." Tanya nya.
"Lo kan di dalem kamar Jeno, ya mana keliatan si Chenle masuk ke kamar nya." Ucap Renjun.
Ryaline mengangguk pelan, "Oh iya, ya."
"Mau makan gak, Rya?" Tanya Mark.
"Nanti aja." Jawab nya dan kembali beralih pada Jisung yang berada di hadapnnya.
Ryaline mencubit kedua pipi Jisung dengan gemas, "Icung kok makin gede makin ganteng sih?" Tanya Ryaline yang terdengar begitu polos.
Jisung tertawa mendengarnya, "Ya emang ganteng, Kak Ryaline mau jadi pacar Jisung?" Tanya Jisung.
Siapa sangka Ryaline langsung menjawab nya dengan anggukan yang begitu semangat, sampai semua orang di sana di buat terkejut melihat nya, termasuk Jisung nya sendiri.
"S-serius?" Tanya Jisung.
Lagi lagi Ryaline mengangguk, "Tapi kan ada Jeno." Keluh nya.
Jaemin yang melihat itu semua pun menggeleng tak percaya dengan wajah terkejut nya, "Kalau ternyata nembak dia segampang itu, kenapa gak dari dulu aja coba gue lakuin." Lirih nya.
Haechan tiba tiba memikirkan sesuatu yang sepertinya akan seru jika benar benar terjadi, "Coba tanyain ke Jeno, boleh gak lo pacaran sama Jisung." Usul Haechan.
Ryaline langsung mengangguk, "Aku coba tanya dulu." Ucap nya lalu pergi meninggalkan semua orang di ruangan ini dengan wajah terkejut nya.
Ryaline benar benar akan melakukan apa yang Haechan usulkan? Semudah itu?
Meninggalkan para sahabatnya yang tengah mematung karena kepolosannya, Ryaline memilih kembali masuk ke dalam kamar Jeno.
Dengan semangat Ryaline duduk di pinggir tempat tidur Jeno, sedangkan Jeno tengah asik memainkan ponsel nya sambil berbaring.
"Udah minumnya?" Tanya Jeno.
Ryaline menggeleng, dia melupakan niat awalnya untuk mengambil minum di dapur. Hal itu membuat Jeno mengerutkan dahi nya bingung, "Loh kenapa?" Tanya nya.
Bukannya menjawab, Ryaline malah memeluk lengan Jeno dengan erat, menyandarkan kepala nya di lengan kekar milik Jeno. "Kenapa, hmm?" Tanya Jeno sambil mengusap pucuk rambut Ryaline.
"Aku mau pacaran sama Icung, boleh gak?" Tanya Ryaline.
Usapan Jeno langsung berhenti, mata nya melotot kaget, "Ya gak boleh lah." Tegas Jeno.
Ryaline langsung melepaskan pelukannya pada lengan Jeno, menatap Jeno dengan tatapan sedih nya. "Kok gak boleh?" Tanya Ryaline.
Jeno menghela nafas, lalu dia menggenggam tangan mungil milik Ryaline. "Kamu kenapa mau pacaran sama Jisung? Kamu kan punya aku, sayang."
"Jisung ganteng." Jawab Ryaline.
Jeno menggeleng mendengar jawaban polos dari Ryaline, "Aku emang gak ganteng, ya?"
"Ganteng kok."
"Terus, kenapa kamu mau pacaran sama Jisung? Mau bales dendam sama aku yang dulu duain kamu juga?" Tanya Jeno.
Ryaline buru buru menggeleng, "Engga, cuman karena Jisung ganteng. Terus dia tadi tanya aku mau gak jadi pacar dia, aku jawab aja mau, tapi kan ada kamu. Terus Haechan minta aku tanya ke kamu, boleh apa engga aku pacaran sama Jisung. Yaudah deh aku tanyain ke kamu sekarang." Jelas Ryaline.
Jeno menghela nafas pelan, "Jelas gak boleh, kamu cuman punya aku, cuman milik aku. Gak boleh ada yang milikin kamu selain aku, aku gak suka berbagi apa yang jadi milik aku, apalagi soal kamu."
"Jadi gak boleh?" Tanya Ryaline.
Jeno menggeleng, "Gak boleh."
Ryaline langsung memasang wajah sedih nya, "Yaudah kalau gak boleh." Ucap nya lalu kembali pergi meninggalkan Jeno.
Jeno benar benar tak habis pikir, kenapa dia merasa kini tengah memiliki tunangan dengan gadis di bawah umur? Ryaline begitu polos dan lugu, dan dia juga sangat jujur.
Sampai ruang tengah, Ryaline langsung kembali duduk di sampai Jisung dan memeluk lengan Jisung, sama seperti tadi dia memeluk lengan Jeno. "Icung, gak di bolehin sama Jeno." Adu nya.
Haechan melotot kaget, "Lo serius tanya ke si Jeno?"
Ryaline hanya mengangguk polos, jangan lupakan dengan wajah nya yang masih terlihat sedih karena keinginan nya menjadi kekasih Jisung tidak di izinkan oleh Jeno.
"Yaampun, Rya. Lo polos polos amat sih jadi cewe. Terus si Jeno nya gimana? Ngambek gak?" Tanya Haechan.
Ryaline hanya menggeleng. Sedangkan Haechan mengangguk paham, "Udah bucin lo banget berarti."
"Lagian siapa yang mau marah sih? Gue juga kalau ada di posisi Jeno gakkan bisa marah, polos banget ini anak bener." Celetuk Renjun.
Semua mengangguk setuju, "Yaudah jangan sedih. Kita masih bisa kok pacaran diem diem dari Bang Jeno." Ucap Jisung.
Setelah ucapan nya itu, Jisung langsung mendapatkan hadiah sebuah tarikan di telinga nya, siapa lagi kalau bukan dari Jeno.
"Bagus, ajarin aja pacar gue yang gak bener. Udah tau dia polos banget, lo manfaatin, iya?" Tanya Jeno.
Jisung memegang tangan Jeno yang berada di telinga nya, "AKKHHHH!Sakit, Bang! Lepasinnnn." Rengek nya.
"Janji dulu gakkan godain lagi tunangan gue, apalagi ngajak pacaran terus ngajak pacaran diem diem."
Jisung meringis, "Iya astaga, lagian gue cuman bercanda doang."
Jeno melepaskan tangannya di telinga Jisung, semua tertawa melihat Jisung yang terkena serangan dari singa karena berani mengusik sesuatu yang menjadi milik nya.
Jeno menarik Ryaline untuk menjauh dari Jisung, membawa Ryaline untuk duduk di pangkuan nya, "Jangan deket deket sama dia, kalau dia ajak yang gak bener lagi jangan mau. Kamu juga harus bilang sama aku, apapun itu, ya?"
Ryaline hanya mengangguk patuh, membuat Jeno menerbitkan senyuman di bibir serta di mata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiancé | Jeno [Sudah Terbit]
Fiksi PenggemarKetika Jeno yang terlalu naif akan perasaan nya pada sang tunangan, lebih memilih bertahan pada ego untuk terus bersama sang kekasih di bandingkan menyadari cinta nya pada sang tunangan. Akan kah Jeno menyadari semua itu dan memperbaiki semua nya...