Hari sudah semakin larut malam, namun sampai saat ini Ryaline masih tersadar dan enggan untuk tertidur. Tidak ada rasa kantuk sama sekali, Ryaline benar benar tidak ada tanda tanda untuk tidur sedikitpun.
Padahal Ryaline selalu tidur di jam jam normal, tidak pernah seperti ini.
Semenjak pulang dari rumah Jeno, Ryaline tidak ada henti nya melamun dan merasa tidak tenang. Dia takut Jeno akan benar benar melakukan ancamannya dengan marah besar pada Ryaline sampai tidak ingin bertemu dengan Ryaline lagi, karena sekarang cincin Ryaline sudah kembali berada di keluarga Prasakta.
Ryaline benar benar takut Jeno akan menghilang dari hidup nya, untuk membiarkan Jeno bahagia dengan wanita lain saja rasanya sudah sangat menyakitkan dan sulit untuk di lakukan, apalagi harus di benci oleh Jeno dan benar benar tidak bisa melihat nya sama sekali.
Ponsel Ryaline berdering, membuat pemiliknya dibuat bingung karena siapa yang melakukan panggilan pada nya di tengah malam seperti ini.
Mata Ryaline membulat sempurna saat melihat nama Jeno yang tertera di layar ponselnya, dengan ragu Ryaline mengangkat panggilan itu.
"Ryalineeeeeeeeeee."
Ryaline semakin di buat bingung karena mendengar suara Jeno yang tiba tiba merengek memanggil namanya.
"Ryaaaaaaaaa."
"Ryalineeeeeeeeee."
"Apa Jeno?"
"Ryalineeeeeeee."
"Kamu jahatttt."
"Jeno kamu mabuk ya?"
"Kamu jahat sama aku, Ryalineeeeee."
"Aku marah sama kamu."
Ryaline semakin yakin jika di sebrang sana Jeno tengah mabuk, terbukti dari ucapan Jeno yang meracau tidak jelas.
"Kamu dimana Jeno?"
"Ryalineeeeeeeee."
"Iya ini aku, kamu dimana?"
"Ryalineeeeeee, kamu jahat."
"Iya aku jahat, tapi kamu dimana Jeno? Jangan buat aku khawatir."
"Kamu mau kesini?"
"Iya, kamu dimana?"
"Rumah."
Ryaline sebenarnya bingung, rumah yang dia maksud itu rumah Jeno dengan orang tua nya atau rumah Jeno dengan para sahabatnya.
Tapi percuma jika Ryaline bertanya, jadi lebih baik dia datang saja ke kedua rumah itu. Dan rumah pertama yang akan dia kunjungi adalah rumah Jeno dengan keluarganya.
"Yaudah aku kesana, jangan minum lagi, nanti kamu makin mabuk."
"Asikkkkkkkkk, Ryaline baik."
Ryaline tersenyum saat mendengar Jeno yang terdengar begitu menggemaskan saat mabuk seperti ini.
"Aku tutup ya, Jen."
Setelah itu Ryaline mengambil jaket miliknya, berjalan keluar rumah dan meminta supir nya untuk mengantar nya ke rumah Jeno, Ryaline tidak bisa menggunakan kendaraan sendiri, diri nya tidak pernah di izinkan untuk menggunakan kendaraan pribadi sendirian oleh Ayah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiancé | Jeno [Sudah Terbit]
FanficKetika Jeno yang terlalu naif akan perasaan nya pada sang tunangan, lebih memilih bertahan pada ego untuk terus bersama sang kekasih di bandingkan menyadari cinta nya pada sang tunangan. Akan kah Jeno menyadari semua itu dan memperbaiki semua nya...